aku turut mendukung Turunkan BBM ( BERAT BADAN MEGAWATI ), sorry yah sedikit
intermezzo, biar ngga stress, krn aku pun turut prihatin dgn keadaan para
pemimpin kita yg hanya mementingkan kepentingan pribadi and golongan.

Tapi aku ngga mau ikut demo, krn aku pikir hasilnya ngga efektif malah lebih
membuat kita dan pihak lain sengsara. Yg didemo malah lagi enak-enakan di
Mobil Mewah ber AC, or berlibur di Hawai
yg demo kena panas, kita yg lihat kena imbas macet sehingga pulang kerumah
lebih malam, ngga bisa bercengkrama dgn yg terkasih dirumah.

Mungkin seharusnya tiap hari Anggota Parlemen yg terhomat setiap harinya
harus di beri siraman rohani dari  A'a Gym or mungkin syarat jadi anggota
Parlemen harus ikut pelatihan pembinaan Mental and Spiritual kali yach???
Biar hati nya bersih jauh dari Korupsi.

Yg turut prihatin,
Bundanya Al & Bian

-----Original Message-----
From: Yenni Afrianti [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, January 10, 2003 8:14 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?


Kalau kembali ke subjek email, bisa apa kita? kita bisanya cuma berteriak2
ngomong ini itu, toh yang diatas sana tetap aja ndablek, sebodo amat dengan
penderitaan rakyat, sebodo amat dengan yang namanya mati kelaparan,
kriminalitas, dsb-dsb, yang penting aku senang.

Ngenes banget ya Bapak/Ibu negara kita yang sudah dijajah negara lain
beratus2 tahun setelah merdeka malah lebih parah lagi, lebih mengerikan
daripada jaman penjajahan dulu.

Sepertinya kita hanya bisa berdoa dan terus berdoa semoga pemimpin bangsa
kita kelak seorang yang berkualitas, berkredibilitas dan satu lagi yang
paling penting harus bermoral dan punya hati nurani. Amin.

Berikut saya copy dari detik.com

Presiden Megawati Dianggap Tak Mengerti Penderitaan Rakyat
Reporter : Titis Widyatmoko

detikcom - Jakarta, Reaksi Presiden Megawati yang tidak menerima aksi demo
hingga merusak simbol-simbol kenegaraan dikritik oleh Hendardi. Menurut
Hendardi, Mega tidak mengerti dan memahami penderitaan rakyat.
Menurut Ketua PBHI itu dalam rilisnya yang diterima, Jumat (10/1/2003),
pernyataan Presiden Megawati itu menunjukkan tanda bahwa dia tak mengerti
pengorbanan rakyat demi kepentingan pemerintahannya, bahkan pengorbanan atas
pemerintahannya yang korup.
Pernyataan Megawati itu juga menunjukkan sikapnya yang tak menaruh hormat
atas pengorbanan dan keprihatinan atas penderitaan rakyat yang semakin
menjadi-jadi. "Rakyat diminta terus menerus berkorban untuk sesuatu yang
mereka tidak mengerti mengapa harus bekorban. Sementara pemerintahannya
sendiri tak mampu memberikan jaminan apa-apa bagi kehidupan rakyat yang
lebih baik," ujar Hendardi.
Ditambahkannya, Megawati tak pantas menceramahi rakyat mengenai sebuah
bangsa. Sebab, Hendardi menilai Mega sama sekali tak mengerti betapa sakit
dan menderitanya bangsa ini akibat ulah pemerintahannya. "Bagaimana pula
seorang presiden yang pemerintahannya menyakiti dan menyengsarakan rakyat
justru menguliahi bangsanya seabgai "bangsa setengah" dan tak serius menjadi
bangsa modern," tegas Hendardi.
Pernyataan Megawati itu sekaligus pula menunjukkan bahwa ia secara pribadi
tak punya kualitas, apalagi kapasitas dan kredibilitas untuk mejadi seorang
presiden yang mengayomi rakyatnya.
"Ketidapantasan ini juga pernah diucapkannya pada beberapa bulan sebelumnya
yang menyuruh warganya yang berdemonstasi untuk menjadi warga negara yang
lain. Mengapa tidak Megawati saja menjadi presiden negara lain?" tukas
Hendardi.
(tis)



> ----------
> From:         Lilis Suryawati[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Thursday, January 09, 2003 4:14 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
>
> Lho bukannya sudah jadi isu nasional kalau Indonesia itu memang negara
yang
> terbesar korupsinya, kemarin saya sempat dengar di SCTV diskusi antara
> presenter dengan pengamat dari LPEM UI dan Pengusaha Indonesia. Dan LPEM
UI
> itu sempat menyatakan bahwa sebenarnya kenaikan BBM, TDL dan Telepon
> sebenarnya tidak berdampak terlalu banyak terhadap ongkos produksi, tetapi
> dampak yang tertinggi dari pungutan (biaya siluman) yang cukup material
> jumlahnya.
> Jadi walaupun kita dibodohi oleh para pejabat pemerintah dllnya, kita bisa
> apa rekan2.
> Sudah disuarakan terang-terangan kok, tetapi para pejabat di atas tetap
> tidak bergeming.
> Yah sudah pasrah saja dech terimanya, habis kita kan hidupnya di Indonesia
> sih yang serba birokratis dan tidak transparan. Kayaknya negara dunia
ketiga
> kan rata2 begitu style-nya he...he...he...
>
> Salam
> Lilis
>
>
> -----Original Message-----
> From: Lysta [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Thursday, January 09, 2003 4:13 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] bisa apa kita ?
>
>
> Wah..berarti selama ini programnya pemerintah tuh yang gede cuma 1 dong :
> "PEMBODOHAN NASIONAL">
> teganya mereka ...........
> Gimana ya caranya spy analisa temennya pak Taufan ini bisa di share ke
pers
> ??
> Supaya semua bangsa indonesia tau betapa pandainya pemerintah membodohi
> kita...
>
>
> ----- Original Message -----
> From: "Taufan Surana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, January 09, 2003 3:31 PM
> Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
>
>
> > Ikutan komen ah... :)
> >
> > Benarkah sejak dulu itu ada subsidi ?
> > Ini ada comment dari teman saya:
> > ----
> > Gue inget zaman ORBA.
> > Sebelum krisis harga bensin premium Rp. 700 (US$ 0.28),
> > waktu ini semua bbm "katanya" disubsidi.
> > Beberapa hari yang lalu harga bensin premium menjadi
> > Rp. 1810 (US$ 0.20), yang katanya karena subsidinya
> > dicabut.(disesuaikan dengan harga pasar)
> > Yang gue tahu harga minyak per barel dalam US$ ngga
> > banyak berubah.
> > Jadi sebelum krisis juga sebenernya udah harga pasar dong.
> > Artinya uang "subsidi" sebelum krisis sebenarnya
> > cuman untuk bayar "angin" doang, kalo ngga mau disebut
> > "dikantongin", ha ha ha ...
> > Kaciaaaaan deh kita .... ???
> > ----
> >
> > Jadi, dari awal memang sepertinya tidak ada itu
> > yg namanya SUBSIDI, shg jangan mengharapkan
> > ada "sisa" dari aliran uang "subsidi" yg sekarang,
> > krn memang tdk pernah ada :((
> >
> > Semoga kita semua bisa sadar utk memperbaikinya
> > melalui cara "balas dendam" di pemilu 2004.
> > JANGAN boikot pemilu ! Lebih baik pilih
> > partai yg tepat. Tapi ada enggak ya.. ? :(
> >
> > Taufan
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Sutan Syahrir [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:40 PM
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> >
> >
> > Saya juga gak percaya aliran dana subsidi. Dari dulu
> > tiap ada kenaikan harga alasannnya selalu disubsidikan
> > untuk sektor lain. Pendidikan kek kesehatan kek,
> > kenyataannya pendiikan masih mahal juga apalagi harga
> > obat. Pokoknya rakyat kecil itu harus selalu
> > kencangkan ikat pinggang, kala perlu sampe putus.
> >
> > Saya sebenernya sih harga mo naek gak masalah tapi
> > biaya pendidikan dan kesehatan harus GRATISS.
> >
> > Jika sampe pemilu nanti pemerintah tiap ambil
> > keputusan selalu konyol saya akan boikot pemilu.
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> http://www.indokado.com/kelahiran.html
> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
> ---
> Incoming mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.295 / Virus Database: 159 - Release Date: 11/1/01
>
>
> ---
> Outgoing mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.295 / Virus Database: 159 - Release Date: 11/1/01
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
http://www.indokado.com/kelahiran.html
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>

--------------------------------------------------------------------- >>
Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]



---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke