Kalau kembali ke subjek email, bisa apa kita? kita bisanya cuma berteriak2 ngomong ini 
itu, toh yang diatas sana tetap aja ndablek, sebodo amat dengan penderitaan rakyat, 
sebodo amat dengan yang namanya mati kelaparan, kriminalitas, dsb-dsb, yang penting 
aku senang.

Ngenes banget ya Bapak/Ibu negara kita yang sudah dijajah negara lain beratus2 tahun 
setelah merdeka malah lebih parah lagi, lebih mengerikan daripada jaman penjajahan 
dulu. 

Sepertinya kita hanya bisa berdoa dan terus berdoa semoga pemimpin bangsa kita kelak 
seorang yang berkualitas, berkredibilitas dan satu lagi yang paling penting harus 
bermoral dan punya hati nurani. Amin.

Berikut saya copy dari detik.com

Presiden Megawati Dianggap Tak Mengerti Penderitaan Rakyat
Reporter : Titis Widyatmoko

detikcom - Jakarta, Reaksi Presiden Megawati yang tidak menerima aksi demo hingga 
merusak simbol-simbol kenegaraan dikritik oleh Hendardi. Menurut Hendardi, Mega tidak 
mengerti dan memahami penderitaan rakyat. 
Menurut Ketua PBHI itu dalam rilisnya yang diterima, Jumat (10/1/2003), pernyataan 
Presiden Megawati itu menunjukkan tanda bahwa dia tak mengerti pengorbanan rakyat demi 
kepentingan pemerintahannya, bahkan pengorbanan atas pemerintahannya yang korup. 
Pernyataan Megawati itu juga menunjukkan sikapnya yang tak menaruh hormat atas 
pengorbanan dan keprihatinan atas penderitaan rakyat yang semakin menjadi-jadi. 
"Rakyat diminta terus menerus berkorban untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti 
mengapa harus bekorban. Sementara pemerintahannya sendiri tak mampu memberikan jaminan 
apa-apa bagi kehidupan rakyat yang lebih baik," ujar Hendardi. 
Ditambahkannya, Megawati tak pantas menceramahi rakyat mengenai sebuah bangsa. Sebab, 
Hendardi menilai Mega sama sekali tak mengerti betapa sakit dan menderitanya bangsa 
ini akibat ulah pemerintahannya. "Bagaimana pula seorang presiden yang pemerintahannya 
menyakiti dan menyengsarakan rakyat justru menguliahi bangsanya seabgai "bangsa 
setengah" dan tak serius menjadi bangsa modern," tegas Hendardi. 
Pernyataan Megawati itu sekaligus pula menunjukkan bahwa ia secara pribadi tak punya 
kualitas, apalagi kapasitas dan kredibilitas untuk mejadi seorang presiden yang 
mengayomi rakyatnya. 
"Ketidapantasan ini juga pernah diucapkannya pada beberapa bulan sebelumnya yang 
menyuruh warganya yang berdemonstasi untuk menjadi warga negara yang lain. Mengapa 
tidak Megawati saja menjadi presiden negara lain?" tukas Hendardi.
(tis) 



> ----------
> From:         Lilis Suryawati[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         Thursday, January 09, 2003 4:14 PM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> 
> Lho bukannya sudah jadi isu nasional kalau Indonesia itu memang negara yang
> terbesar korupsinya, kemarin saya sempat dengar di SCTV diskusi antara
> presenter dengan pengamat dari LPEM UI dan Pengusaha Indonesia. Dan LPEM UI
> itu sempat menyatakan bahwa sebenarnya kenaikan BBM, TDL dan Telepon
> sebenarnya tidak berdampak terlalu banyak terhadap ongkos produksi, tetapi
> dampak yang tertinggi dari pungutan (biaya siluman) yang cukup material
> jumlahnya.
> Jadi walaupun kita dibodohi oleh para pejabat pemerintah dllnya, kita bisa
> apa rekan2. 
> Sudah disuarakan terang-terangan kok, tetapi para pejabat di atas tetap
> tidak bergeming. 
> Yah sudah pasrah saja dech terimanya, habis kita kan hidupnya di Indonesia
> sih yang serba birokratis dan tidak transparan. Kayaknya negara dunia ketiga
> kan rata2 begitu style-nya he...he...he...
> 
> Salam
> Lilis
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: Lysta [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Thursday, January 09, 2003 4:13 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] bisa apa kita ?
> 
> 
> Wah..berarti selama ini programnya pemerintah tuh yang gede cuma 1 dong :
> "PEMBODOHAN NASIONAL"> 
> teganya mereka ...........
> Gimana ya caranya spy analisa temennya pak Taufan ini bisa di share ke pers
> ??
> Supaya semua bangsa indonesia tau betapa pandainya pemerintah membodohi
> kita...
> 
> 
> ----- Original Message -----
> From: "Taufan Surana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Thursday, January 09, 2003 3:31 PM
> Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> 
> 
> > Ikutan komen ah... :)
> >
> > Benarkah sejak dulu itu ada subsidi ?
> > Ini ada comment dari teman saya:
> > ----
> > Gue inget zaman ORBA.
> > Sebelum krisis harga bensin premium Rp. 700 (US$ 0.28),
> > waktu ini semua bbm "katanya" disubsidi.
> > Beberapa hari yang lalu harga bensin premium menjadi
> > Rp. 1810 (US$ 0.20), yang katanya karena subsidinya
> > dicabut.(disesuaikan dengan harga pasar)
> > Yang gue tahu harga minyak per barel dalam US$ ngga
> > banyak berubah.
> > Jadi sebelum krisis juga sebenernya udah harga pasar dong.
> > Artinya uang "subsidi" sebelum krisis sebenarnya
> > cuman untuk bayar "angin" doang, kalo ngga mau disebut
> > "dikantongin", ha ha ha ...
> > Kaciaaaaan deh kita .... ???
> > ----
> >
> > Jadi, dari awal memang sepertinya tidak ada itu
> > yg namanya SUBSIDI, shg jangan mengharapkan
> > ada "sisa" dari aliran uang "subsidi" yg sekarang,
> > krn memang tdk pernah ada :((
> >
> > Semoga kita semua bisa sadar utk memperbaikinya
> > melalui cara "balas dendam" di pemilu 2004.
> > JANGAN boikot pemilu ! Lebih baik pilih
> > partai yg tepat. Tapi ada enggak ya.. ? :(
> >
> > Taufan
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Sutan Syahrir [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:40 PM
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> >
> >
> > Saya juga gak percaya aliran dana subsidi. Dari dulu
> > tiap ada kenaikan harga alasannnya selalu disubsidikan
> > untuk sektor lain. Pendidikan kek kesehatan kek,
> > kenyataannya pendiikan masih mahal juga apalagi harga
> > obat. Pokoknya rakyat kecil itu harus selalu
> > kencangkan ikat pinggang, kala perlu sampe putus.
> >
> > Saya sebenernya sih harga mo naek gak masalah tapi
> > biaya pendidikan dan kesehatan harus GRATISS.
> >
> > Jika sampe pemilu nanti pemerintah tiap ambil
> > keputusan selalu konyol saya akan boikot pemilu.
> >
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> > >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> http://www.indokado.com/kelahiran.html
> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> 
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> http://www.indokado.com/kelahiran.html
> 
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> 
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> ---
> Incoming mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.295 / Virus Database: 159 - Release Date: 11/1/01
>  
> 
> ---
> Outgoing mail is certified Virus Free.
> Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
> Version: 6.0.295 / Virus Database: 159 - Release Date: 11/1/01
>  
> 
> ---------------------------------------------------------------------
> 
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
> 
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> 
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
> 
> 
> 

---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke