Pak, saya setuju. Memang harus ada "pencerdasan" politik ke semua
lapisan masyarakat bukan sekedar menjadi pemilih abadi (pasti dibayar
ya?). Bersikap apatis memang tidak disalahkan juga tapi sayang kan kalo
kita tidak menggunakan hak kita. Mungkin Pak Taufan mau bikin partai
keluarga Indonesia yang memperjuangkan kesehatan dan pendidikan
keluarga, terutama bayi2 dan balita. Karena kita yakin keluarga yang
sehat lahir dan batin melahirkan pemimpin2 yang sehat lahir batin juga.
Kalau setuju,saya pasti langsung pilih Bapak deh :)

Ipung Rachmaningtyas


-----Original Message-----
From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED]] 
Sent: Friday, January 10, 2003 9:09 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?

Komen lagi ah... :)

Utk masalah hak memilih utk "tidak memilih" di pemilu nanti,
kita tahu, partai yg sekarang berkuasa itu punya anggota tetap
yg banyak dan pasti terus mendukungnya.
Kalo kita tidak menggunakan hal pilih kita, akhirnya mereka lagi yg
menang.

Tapi kenyataannya memang cukup sulit sih ya... utk milih
parpol yg tepat.


tfn


-----Original Message-----
From: Sutan Syahrir [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Friday, January 10, 2003 10:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?


Betul, bisa apa kita ?
mungkin selain cuma bertereak2 ngomong ini itu, pemilu
nanti kita bisa memilih partai yang tepat.

Kalau dirasa memang tidak ada yang tepat boleh dong
kita memilih "tidak memilih' , kita dirumah aja
becanda dengan anak dan istri/suami.

--- Yenni Afrianti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kalau kembali ke subjek email, bisa apa kita? kita
> bisanya cuma berteriak2 ngomong ini itu, toh yang
> diatas sana tetap aja ndablek, sebodo amat dengan
> penderitaan rakyat, sebodo amat dengan yang namanya
> mati kelaparan, kriminalitas, dsb-dsb, yang penting
> aku senang.
>
> Ngenes banget ya Bapak/Ibu negara kita yang sudah
> dijajah negara lain beratus2 tahun setelah merdeka
> malah lebih parah lagi, lebih mengerikan daripada
> jaman penjajahan dulu.
>
> Sepertinya kita hanya bisa berdoa dan terus berdoa
> semoga pemimpin bangsa kita kelak seorang yang
> berkualitas, berkredibilitas dan satu lagi yang
> paling penting harus bermoral dan punya hati nurani.
> Amin.
>
> Berikut saya copy dari detik.com
>
> Presiden Megawati Dianggap Tak Mengerti Penderitaan
> Rakyat
> Reporter : Titis Widyatmoko
>
> detikcom - Jakarta, Reaksi Presiden Megawati yang
> tidak menerima aksi demo hingga merusak
> simbol-simbol kenegaraan dikritik oleh Hendardi.
> Menurut Hendardi, Mega tidak mengerti dan memahami
> penderitaan rakyat.
> Menurut Ketua PBHI itu dalam rilisnya yang diterima,
> Jumat (10/1/2003), pernyataan Presiden Megawati itu
> menunjukkan tanda bahwa dia tak mengerti pengorbanan
> rakyat demi kepentingan pemerintahannya, bahkan
> pengorbanan atas pemerintahannya yang korup.
> Pernyataan Megawati itu juga menunjukkan sikapnya
> yang tak menaruh hormat atas pengorbanan dan
> keprihatinan atas penderitaan rakyat yang semakin
> menjadi-jadi. "Rakyat diminta terus menerus
> berkorban untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti
> mengapa harus bekorban. Sementara pemerintahannya
> sendiri tak mampu memberikan jaminan apa-apa bagi
> kehidupan rakyat yang lebih baik," ujar Hendardi.
> Ditambahkannya, Megawati tak pantas menceramahi
> rakyat mengenai sebuah bangsa. Sebab, Hendardi
> menilai Mega sama sekali tak mengerti betapa sakit
> dan menderitanya bangsa ini akibat ulah
> pemerintahannya. "Bagaimana pula seorang presiden
> yang pemerintahannya menyakiti dan menyengsarakan
> rakyat justru menguliahi bangsanya seabgai "bangsa
> setengah" dan tak serius menjadi bangsa modern,"
> tegas Hendardi.
> Pernyataan Megawati itu sekaligus pula menunjukkan
> bahwa ia secara pribadi tak punya kualitas, apalagi
> kapasitas dan kredibilitas untuk mejadi seorang
> presiden yang mengayomi rakyatnya.
> "Ketidapantasan ini juga pernah diucapkannya pada
> beberapa bulan sebelumnya yang menyuruh warganya
> yang berdemonstasi untuk menjadi warga negara yang
> lain. Mengapa tidak Megawati saja menjadi presiden
> negara lain?" tukas Hendardi.
> (tis)
>
>
>
> > ----------
> > From:       Lilis Suryawati[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> > Reply To:   [EMAIL PROTECTED]
> > Sent:       Thursday, January 09, 2003 4:14 PM
> > To:         [EMAIL PROTECTED]
> > Subject:    RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> >
> > Lho bukannya sudah jadi isu nasional kalau
> Indonesia itu memang negara yang
> > terbesar korupsinya, kemarin saya sempat dengar di
> SCTV diskusi antara
> > presenter dengan pengamat dari LPEM UI dan
> Pengusaha Indonesia. Dan LPEM UI
> > itu sempat menyatakan bahwa sebenarnya kenaikan
> BBM, TDL dan Telepon
> > sebenarnya tidak berdampak terlalu banyak terhadap
> ongkos produksi, tetapi
> > dampak yang tertinggi dari pungutan (biaya
> siluman) yang cukup material
> > jumlahnya.
> > Jadi walaupun kita dibodohi oleh para pejabat
> pemerintah dllnya, kita bisa
> > apa rekan2.
> > Sudah disuarakan terang-terangan kok, tetapi para
> pejabat di atas tetap
> > tidak bergeming.
> > Yah sudah pasrah saja dech terimanya, habis kita
> kan hidupnya di Indonesia
> > sih yang serba birokratis dan tidak transparan.
> Kayaknya negara dunia ketiga
> > kan rata2 begitu style-nya he...he...he...
> >
> > Salam
> > Lilis
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: Lysta [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:13 PM
> > To: [EMAIL PROTECTED]
> > Subject: Re: [balita-anda] bisa apa kita ?
> >
> >
> > Wah..berarti selama ini programnya pemerintah tuh
> yang gede cuma 1 dong :
> > "PEMBODOHAN NASIONAL">
> > teganya mereka ...........
> > Gimana ya caranya spy analisa temennya pak Taufan
> ini bisa di share ke pers
> > ??
> > Supaya semua bangsa indonesia tau betapa pandainya
> pemerintah membodohi
> > kita...
> >
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "Taufan Surana"
> <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sent: Thursday, January 09, 2003 3:31 PM
> > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> >
> >
> > > Ikutan komen ah... :)
> > >
> > > Benarkah sejak dulu itu ada subsidi ?
> > > Ini ada comment dari teman saya:
> > > ----
> > > Gue inget zaman ORBA.
> > > Sebelum krisis harga bensin premium Rp. 700 (US$
> 0.28),
> > > waktu ini semua bbm "katanya" disubsidi.
> > > Beberapa hari yang lalu harga bensin premium
> menjadi
> > > Rp. 1810 (US$ 0.20), yang katanya karena
> subsidinya
> > > dicabut.(disesuaikan dengan harga pasar)
> > > Yang gue tahu harga minyak per barel dalam US$
> ngga
> > > banyak berubah.
> > > Jadi sebelum krisis juga sebenernya udah harga
> pasar dong.
> > > Artinya uang "subsidi" sebelum krisis sebenarnya
> > > cuman untuk bayar "angin" doang, kalo ngga mau
> disebut
> > > "dikantongin", ha ha ha ...
> > > Kaciaaaaan deh kita .... ???
> > > ----
> > >
> > > Jadi, dari awal memang sepertinya tidak ada itu
> > > yg namanya SUBSIDI, shg jangan mengharapkan
> > > ada "sisa" dari aliran uang "subsidi" yg
> sekarang,
> > > krn memang tdk pernah ada :((
> > >
> > > Semoga kita semua bisa sadar utk memperbaikinya
> > > melalui cara "balas dendam" di pemilu 2004.
> > > JANGAN boikot pemilu ! Lebih baik pilih
> > > partai yg tepat. Tapi ada enggak ya.. ? :(
> > >
> > > Taufan
> > >
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: Sutan Syahrir
> [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:40 PM
> > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> > >
> > >
> > > Saya juga gak percaya aliran dana subsidi. Dari
> dulu
> > > tiap ada kenaikan harga alasannnya selalu
> disubsidikan
> > > untuk sektor lain. Pendidikan kek kesehatan kek,
> > > kenyataannya pendiikan masih mahal juga apalagi
> harga
> > > obat. Pokoknya rakyat kecil itu harus selalu
> > > kencangkan ikat pinggang, kala perlu sampe
> putus.
> > >
> > > Saya sebenernya sih harga mo naek gak masalah
> tapi
> > > biaya pendidikan dan kesehatan harus GRATISS.
> > >
> > > Jika sampe pemilu nanti pemerintah tiap ambil
> > > keputusan selalu konyol saya akan boikot pemilu.
> > >
> > >
> > >
>
---------------------------------------------------------------------
> > > >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> > http://www.indokado.com/kelahiran.html
> > > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > > >> Stop berlangganan, e-mail ke:
> [EMAIL PROTECTED]
>
=== message truncated ===


__________________________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
http://mailplus.yahoo.com

---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke