Nunut kasih komen ...

Biar pun topik ini agak "melenceng dari rel', tetapi rasanya pembahasan ini
perlu untuk sekedar menumpahkan unek-unek dalam hati yang rasanya sudah
sedemikian menggunung.

Tampaknya sih rakyat Indonesia bakalan masih lama lagi untuk bisa menuju
masyarakat sejahtera, mengingat stok pemimpin kita yang ada saat ini
semuanya kira-kira sama saja (kita patut menangis tersedu-sedu untuk keadaan
ini).  Ganti pemimpin yang ini milih pemimpin yang itu kira2 sama dengan
lepas dari mulut buaya masuk ke mulut macan, kondisinya tidak akan menjadi
lebih baik.

Mengenai kenaikan BBM, alasan Pemerintah bahwa rakyat lapisan bawah sangat
sedikit mempergunakan BBM, sebaliknya BBM banyak dipakai rakyat menengah ke
atas.  Jadi kalau subsidi dihapus, rakyat kecil hanya sedikit terkena
dampaknya. Saya heran, Pemerintah ini pura-pura bodoh atau memang bodoh ya?
BBM naik (apalagi dibarengi TDL dan telepon), jelas semua kebutuhan hidup
baik yg primer, sekunder, dst. semuanya naik drastis.  Kalau harga2 naik
drastis, memangnya yg terkena dampaknya cuma rakyat menengah atas?  Kan
justru yang paling kasihan adalah rakyat kecil yang sudah kembang-kempis
sehari-harinya. Padahal rakyat miskin ini sudah mencapai 40-50juta.

Kata pemerintah pula, dana subsidi itu sebagian dialihkan untuk dana bantuan
tepat guna.  Untuk menaikkan gaji guru dan pegawai negeri sampai 50%nya,
untuk beasiswa anak2 putus sekolah, untuk dana kesehatan.  Memangnya rakyat
miskin di Indonesia itu cuma para guru dan pegawai negeri?  Para guru dan
pegawai negeri itu kan hanya sekian persen saja dari total penduduk miskin.
Lalu, penduduk miskin non-guru dan non-pegawai negeri yang tidak bisa
meningkatkan pendapatannya tetapi mesti mengongkosi hidup yang semakin mahal
bagaimana?  Jadi semakin miskin kan? Bagaimana nasib mereka?  Sementara
jumlah beasiswa dan tunjangan kesehatan itu bisa menjangkau berapa banyak
masyarakat miskin sih? Mungkin hanya nol koma nol sekian persen rakyat
miskin yang sempat menikmatinya.  Saya bener-bener tidak habis pikir dengan
pertimbangan pemerintah.

Saya bahkan berpikir bahwa kenaikan BBM, TDL, telepon itu terpaksa harus
dilakukan karena pemerintahan yang korup. Anggap lah kebutuhan untuk korupsi
itu 35% dari APBN, jadi yang 35%nya ini kan juga harus dianggarkan dlm APBN.
Karena pemasukan sedikit sementara kebutuhan membengkak banyak, ya terpaksa
semuanya dinaikkan. Kalau pemerintahan bersih, otomatis APBN akan mengecil
35%nya, dan itu berarti tidak perlu ada kenaikan tarif2. Jadi, rakyat
diperas sampai kering kerontang untuk memenuhi kebutuhan korupsi para
penyelenggara negara. Jadi, rakyat baru akan sejahtera kalau bisa
mendapatkan pemimpin yang benar-benar kredibel, bebas dari KKN, dan tegas
memberantas KKN di jajaran pemerintahan (model Lee Kwan Yew gitu lah).  Tapi
calonnya siapa yaaaa???? Koq rasa-rasanya belum ada nih?  Kalau ada pemimpin
yang demikian, pasti Indonesia gemah-ripah loh jinawi.


----- Original Message -----
From: "Taufan Surana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, January 10, 2003 9:08 AM
Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?


> Komen lagi ah... :)
>
> Utk masalah hak memilih utk "tidak memilih" di pemilu nanti,
> kita tahu, partai yg sekarang berkuasa itu punya anggota tetap
> yg banyak dan pasti terus mendukungnya.
> Kalo kita tidak menggunakan hal pilih kita, akhirnya mereka lagi yg
menang.
>
> Tapi kenyataannya memang cukup sulit sih ya... utk milih
> parpol yg tepat.
>
>
> tfn
>
>
> -----Original Message-----
> From: Sutan Syahrir [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Friday, January 10, 2003 10:33 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
>
>
> Betul, bisa apa kita ?
> mungkin selain cuma bertereak2 ngomong ini itu, pemilu
> nanti kita bisa memilih partai yang tepat.
>
> Kalau dirasa memang tidak ada yang tepat boleh dong
> kita memilih "tidak memilih' , kita dirumah aja
> becanda dengan anak dan istri/suami.
>
> --- Yenni Afrianti <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > Kalau kembali ke subjek email, bisa apa kita? kita
> > bisanya cuma berteriak2 ngomong ini itu, toh yang
> > diatas sana tetap aja ndablek, sebodo amat dengan
> > penderitaan rakyat, sebodo amat dengan yang namanya
> > mati kelaparan, kriminalitas, dsb-dsb, yang penting
> > aku senang.
> >
> > Ngenes banget ya Bapak/Ibu negara kita yang sudah
> > dijajah negara lain beratus2 tahun setelah merdeka
> > malah lebih parah lagi, lebih mengerikan daripada
> > jaman penjajahan dulu.
> >
> > Sepertinya kita hanya bisa berdoa dan terus berdoa
> > semoga pemimpin bangsa kita kelak seorang yang
> > berkualitas, berkredibilitas dan satu lagi yang
> > paling penting harus bermoral dan punya hati nurani.
> > Amin.
> >
> > Berikut saya copy dari detik.com
> >
> > Presiden Megawati Dianggap Tak Mengerti Penderitaan
> > Rakyat
> > Reporter : Titis Widyatmoko
> >
> > detikcom - Jakarta, Reaksi Presiden Megawati yang
> > tidak menerima aksi demo hingga merusak
> > simbol-simbol kenegaraan dikritik oleh Hendardi.
> > Menurut Hendardi, Mega tidak mengerti dan memahami
> > penderitaan rakyat.
> > Menurut Ketua PBHI itu dalam rilisnya yang diterima,
> > Jumat (10/1/2003), pernyataan Presiden Megawati itu
> > menunjukkan tanda bahwa dia tak mengerti pengorbanan
> > rakyat demi kepentingan pemerintahannya, bahkan
> > pengorbanan atas pemerintahannya yang korup.
> > Pernyataan Megawati itu juga menunjukkan sikapnya
> > yang tak menaruh hormat atas pengorbanan dan
> > keprihatinan atas penderitaan rakyat yang semakin
> > menjadi-jadi. "Rakyat diminta terus menerus
> > berkorban untuk sesuatu yang mereka tidak mengerti
> > mengapa harus bekorban. Sementara pemerintahannya
> > sendiri tak mampu memberikan jaminan apa-apa bagi
> > kehidupan rakyat yang lebih baik," ujar Hendardi.
> > Ditambahkannya, Megawati tak pantas menceramahi
> > rakyat mengenai sebuah bangsa. Sebab, Hendardi
> > menilai Mega sama sekali tak mengerti betapa sakit
> > dan menderitanya bangsa ini akibat ulah
> > pemerintahannya. "Bagaimana pula seorang presiden
> > yang pemerintahannya menyakiti dan menyengsarakan
> > rakyat justru menguliahi bangsanya seabgai "bangsa
> > setengah" dan tak serius menjadi bangsa modern,"
> > tegas Hendardi.
> > Pernyataan Megawati itu sekaligus pula menunjukkan
> > bahwa ia secara pribadi tak punya kualitas, apalagi
> > kapasitas dan kredibilitas untuk mejadi seorang
> > presiden yang mengayomi rakyatnya.
> > "Ketidapantasan ini juga pernah diucapkannya pada
> > beberapa bulan sebelumnya yang menyuruh warganya
> > yang berdemonstasi untuk menjadi warga negara yang
> > lain. Mengapa tidak Megawati saja menjadi presiden
> > negara lain?" tukas Hendardi.
> > (tis)
> >
> >
> >
> > > ----------
> > > From: Lilis Suryawati[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> > > Reply To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:14 PM
> > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> > >
> > > Lho bukannya sudah jadi isu nasional kalau
> > Indonesia itu memang negara yang
> > > terbesar korupsinya, kemarin saya sempat dengar di
> > SCTV diskusi antara
> > > presenter dengan pengamat dari LPEM UI dan
> > Pengusaha Indonesia. Dan LPEM UI
> > > itu sempat menyatakan bahwa sebenarnya kenaikan
> > BBM, TDL dan Telepon
> > > sebenarnya tidak berdampak terlalu banyak terhadap
> > ongkos produksi, tetapi
> > > dampak yang tertinggi dari pungutan (biaya
> > siluman) yang cukup material
> > > jumlahnya.
> > > Jadi walaupun kita dibodohi oleh para pejabat
> > pemerintah dllnya, kita bisa
> > > apa rekan2.
> > > Sudah disuarakan terang-terangan kok, tetapi para
> > pejabat di atas tetap
> > > tidak bergeming.
> > > Yah sudah pasrah saja dech terimanya, habis kita
> > kan hidupnya di Indonesia
> > > sih yang serba birokratis dan tidak transparan.
> > Kayaknya negara dunia ketiga
> > > kan rata2 begitu style-nya he...he...he...
> > >
> > > Salam
> > > Lilis
> > >
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: Lysta [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:13 PM
> > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > Subject: Re: [balita-anda] bisa apa kita ?
> > >
> > >
> > > Wah..berarti selama ini programnya pemerintah tuh
> > yang gede cuma 1 dong :
> > > "PEMBODOHAN NASIONAL">
> > > teganya mereka ...........
> > > Gimana ya caranya spy analisa temennya pak Taufan
> > ini bisa di share ke pers
> > > ??
> > > Supaya semua bangsa indonesia tau betapa pandainya
> > pemerintah membodohi
> > > kita...
> > >
> > >
> > > ----- Original Message -----
> > > From: "Taufan Surana"
> > <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: <[EMAIL PROTECTED]>
> > > Sent: Thursday, January 09, 2003 3:31 PM
> > > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> > >
> > >
> > > > Ikutan komen ah... :)
> > > >
> > > > Benarkah sejak dulu itu ada subsidi ?
> > > > Ini ada comment dari teman saya:
> > > > ----
> > > > Gue inget zaman ORBA.
> > > > Sebelum krisis harga bensin premium Rp. 700 (US$
> > 0.28),
> > > > waktu ini semua bbm "katanya" disubsidi.
> > > > Beberapa hari yang lalu harga bensin premium
> > menjadi
> > > > Rp. 1810 (US$ 0.20), yang katanya karena
> > subsidinya
> > > > dicabut.(disesuaikan dengan harga pasar)
> > > > Yang gue tahu harga minyak per barel dalam US$
> > ngga
> > > > banyak berubah.
> > > > Jadi sebelum krisis juga sebenernya udah harga
> > pasar dong.
> > > > Artinya uang "subsidi" sebelum krisis sebenarnya
> > > > cuman untuk bayar "angin" doang, kalo ngga mau
> > disebut
> > > > "dikantongin", ha ha ha ...
> > > > Kaciaaaaan deh kita .... ???
> > > > ----
> > > >
> > > > Jadi, dari awal memang sepertinya tidak ada itu
> > > > yg namanya SUBSIDI, shg jangan mengharapkan
> > > > ada "sisa" dari aliran uang "subsidi" yg
> > sekarang,
> > > > krn memang tdk pernah ada :((
> > > >
> > > > Semoga kita semua bisa sadar utk memperbaikinya
> > > > melalui cara "balas dendam" di pemilu 2004.
> > > > JANGAN boikot pemilu ! Lebih baik pilih
> > > > partai yg tepat. Tapi ada enggak ya.. ? :(
> > > >
> > > > Taufan
> > > >
> > > >
> > > > -----Original Message-----
> > > > From: Sutan Syahrir
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> > > > Sent: Thursday, January 09, 2003 4:40 PM
> > > > To: [EMAIL PROTECTED]
> > > > Subject: RE: [balita-anda] bisa apa kita ?
> > > >
> > > >
> > > > Saya juga gak percaya aliran dana subsidi. Dari
> > dulu
> > > > tiap ada kenaikan harga alasannnya selalu
> > disubsidikan
> > > > untuk sektor lain. Pendidikan kek kesehatan kek,
> > > > kenyataannya pendiikan masih mahal juga apalagi
> > harga
> > > > obat. Pokoknya rakyat kecil itu harus selalu
> > > > kencangkan ikat pinggang, kala perlu sampe
> > putus.
> > > >
> > > > Saya sebenernya sih harga mo naek gak masalah
> > tapi
> > > > biaya pendidikan dan kesehatan harus GRATISS.
> > > >
> > > > Jika sampe pemilu nanti pemerintah tiap ambil
> > > > keputusan selalu konyol saya akan boikot pemilu.
> > > >
> > > >
> > > >
> >
> ---------------------------------------------------------------------
> > > > >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> > > http://www.indokado.com/kelahiran.html
> > > > >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> > > > >> Stop berlangganan, e-mail ke:
> > [EMAIL PROTECTED]
> >
> === message truncated ===
>
>
> __________________________________________________
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail Plus - Powerful. Affordable. Sign up now.
> http://mailplus.yahoo.com
>
> ---------------------------------------------------------------------
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
> http://www.indokado.com/kelahiran.html
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
> >> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ---->
http://www.indokado.com/kelahiran.html
>
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com
>
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


---------------------------------------------------------------------
>> Bunga untuk rayakan kelahiran ? ----> http://www.indokado.com/kelahiran.html
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke