Mbak Puji nambahin aja,

Pendapat saya pribadi, menuntut ilmu (apalagi ilmu agama ya) tidak ada kata sia2, toh setelah dapet ilmu itu tidak melulu ujungnya harus bekerja kantoran. Membentuk pola pikir kita itu salah satu sisi positif yang bisa diambil. Ketika dahulu saya masuk kuliah mindset awalnya ya harus bekerja, walhasil sampe sekarang pun karena satu dan lain hal saya masih bekerja. Namun dengan pengalaman yang saya dapat kemarin saat kuliah justru memunculkan keinginan untuk tak berlama2 kerja kantoran. Suami pun mendukung jika beberapa saat lagi saya resign. Menurut suami, kecerdasan yang kita dapat dari kuliah itulah yang kita jadikan modal untuk mendidik anak2 kita untuk bisa menjadi generasi yang lebih baik dari kita, tentu lebih baik dari segi diin-nya (terutama) karena dunia kelak kan mengikuti.

Namun tentang kuliah ini untuk seseorang yang sudah berumahtangga bukan lagi hanya masalah pengen mencari ilmu atau tidaknya, tapi juga masalah konsekuensi logis dibalik pilihannya. Apa dengan meneruskan kuliah, tugas utama sebagai seorang ibu rumahtangga & istri jadi terbengkalai? Apakah dengan kuliah tujuan utamanya yakni membentuk pola pikir yang cerdas sebagai bekal mendidik anak2 kita kelak tercapai? Silakan dipertimbangkan manfaat & mudharatnya dari berbagai sisi, sehingga dapat mengambil keputusan dengan sebijak mungkin.

Oh ya, untuk hadits yang suami mbak sampaikan tadi, maaf, boleh saya koreksi sedikit? Jadi berilmu yang dimaksudkan dalam hadits itu sebenarnya adalah berilmu agama bukan ilmu dunia.

Semoga gak  tambah bingung ya mbak..
Saya yakin mbak bisa ambil pilihan manapun sebijak mungkin ;-)


Rita



tprahayu wrote:

Ngomongin soal orang tua yang cerdas, saya ganti topik \ subjectnya ya.
Bagaimana menurut anda?????

Seandainya ada seorang wanita yang dimasa kuliahnya sudah dinikahkan dengan
seorang pria dengan ekonomi mapan sekali. Akhirnya setelah sempat cuti
kuliah, sekarang wanita itu meneruskan kuliahnya untuk mendapat gelar S1.
Padahal wanita itu tidak ada keinginan untuk jadi karyawan, begitupun dg
suaminya, tidak mau si istri bekerja di kantoran.
Yang jadi pertanyaan.. bagaimana menurut moms and dads , apakah tidak
sia-sia kuliah yang diambil oleh si istri saat ini ? Kalo saya fikirkan,
sebaiknya si istri g usah ambil S1 tapi menuntut ilmu yang lebih berkaitan
dg urusan rumah tangga. seperti les masak, jahit, mendidik anak dll. Uangnya
ditabung buat pendidikan anak.
Tetapi suami saya berfikir tidak demikian. Suami saya berfikirnya " apa
salah seorang ibu RT seorang S1, trus dia pake hadist " Allah akan
meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu ". Dengan si istri ambil
S paling tidak pola fikirnya berbeda dan akan jadi orang pintar supaya
anaknya jadi pintar juga.

Jadi bingung, seharusnya saya berfikir seperti apa ? apakah seperti pola
fikir saya sekarang atau pola fikir suami saya ?
Menurut kalian gimana ?

Kirim email ke