hi Mommy Kama,

Anyway, anak ke berapa si kecil yang sukses 'membuat mati gaya' mamanya ini?
:)
Sebelum married dan punya anak, saya malah nggak 'suka sama anak kecil',
tapi ya ... jadi learning by doing since then ;)

Pengalaman saya handle anak sendiri usia 1.5 tahun (sebanyak 4x hehe), tema
tentang stimulasi terhadap anak (lewat pendekatan permainan, lagu edukatif,
buku/cerita, stimulasi motorik, stimulasi wicara, disiplin, dll.) bisa
sukses dijalankan kalau ortu punya point of view yang sama dengan anak kecil
yang sedang di-stimulasi: no matter what jenis mainannya, se-'ngarang'
apapun jenis irama lagunya (kalau liriknya sih diusahain mendidik lah ya
:)), cerita/dongeng yang sudah di re-read ribuan kali, mostly akan sangat
berkesan untuk si kecil karena dia merasakan 'kedekatan' dan 'keintiman'
dengan ortunya, bukan dengan tools, bukan dengan orang lain :)

Kadang hanya dengan dibawa guling-gulingan atau main kejar2 an/petak umpet,
siap menjelaskan dengan 'sepenuh hati' setiap pertanyaan (apa yang ditunjuk)
nya, ajak sama2 belajar lagu baru berikut gayanya dari lagu yang diajarkan
sekolah kakaknya / sepupunya / mbak waktu kecil, waktu dia sedang mandi
peralatan mandi tertentu bisa otomatis jadi alat permainan yang aman dan
menyenangkan, dll. Itu semua sudah jadi bahan stimulasi sekaligus keakraban
yang baik di antara kedua pihak.  Walau tetap siap-siap dengan komentarnya:
'lagi!' (tanda dia minta permainan diulang lagi and kadang ends up dengan a
bit nyeri punggung untuk ortunya hihi) atau gumaman 'ini apa?' (tanda dia
excited tanyain segala benda di sekitar ;))

Bertahan menghadap buku?  Untuk saya, itu baru sangat berhasil setelah anak
saya kenal huruf dan mulai lancar baca :)
Sebelumnya, saya lebih memilih baca bukunya dahulu baru siap jadi story
teller di malam hari sebelum mereka tidur (saya hanya sempat bacakan
dongeng/cerita di malam hari sepulang kantor).  Bagusnya, saya bisa selalu
stand-by dengan berbagai cerita (bahkan bisa 'dipolitisasi' moral story nya
nanti upon request), saya sendiri bisa lebih bebas mengekspresikan cerita
dengan nada suara, kosa kata dan lagu kalimat atau lelucon, tanpa kami harus
terpaku pada buku.

So, mbak .. nggak usah ragu untuk mulai 'dekat' dengan si kecil.
Lihat mata kecilnya yang berbinar waktu dia tahu akan diajak 'berpetualang'
(yang sebenarnya hanya diajak keliling ruang keluarga atau didudukkan di
atas pundak ortu), pasti sudah jadi trigger untuk memunculkan ide kreatif
apa saja yang mbak atau papanya punya, only for spending time with him/her
:)

Jangan lupa, deal dengan 'usia 1.5 tahun'  hanya sekali dialami, time so
flies .. indeed :)

"Parenting is a verb, not a noun .. it's on going process not just
accomplishment" -- [quote: Jodi Picoult / House Rules Novel]

good luck, mommy Kama :)
Sylvia - mum to Jovan, Rena, Aleta & Luigi

2011/1/11 Mommy Milk <mommymilk...@yahoo.com>

> Dear All,
> lagi buntu nich... permainan & lagu apa ya untuk anak usia 1.5th ?
> Anakku kayaknya kok kurang rangsangan permainan dan lagu edukatif. Dilema
> nich kalo di titip ke PRT, sementara mereka juga tidak bisa diharap kreatif.
> Kemarin diajak ke rumah tante, menurut si tante perbendaharaan katanya
> masih kurang banyak, diajak bicara.... diajak bicara apa... sementara saya
> ga pintar bicara yang lucu, atau berhayal2.
>
> Apa anak seusia itu juga sudah bisa di dongengin ? Karena pernah coba, cuma
> bertahan menghadap buku beberapa menit, saja sisanya gelimpungan di kasur
> sampai tidur.
>
> saya betul2 mati gaya di usia anak yang sekarang, ga ada ide sama sekali
> mesti ngapain.
>
> Regards
>
> Mommy Kama
>
>
> <deleted>
>

Kirim email ke