Nnnah .... ini, baru bisa dibilang pas buanget ... alasannya. Salut untuk mama Angina 
& Mbak Cipluk ... (sorry banget yang tidak berkenan ...).
 
Saya sendiri masih bertanya-tanya kenapa, sih mesti mahal banget untuk masuk TK-saja ? 
Gimana nanti kalo mau melanjutkan ke sekolah yg lebih tinggi ? Dan bagaimana juga 
dengan anak-anak lain yang kurang mampu (maaf ...) untuk bisa mencicipi bangku sekolah 
? Gimana mau wajib belajar 9/12/25 tahun ? 
Saya pernah tanya di milis ini (waktu itu topiknya tentang baca-tulis ..), sebenarnya 
bagaimana sih kurikulum di TK itu, kok antara TK yang satu tidak sama dengan TK yg 
lainnya ? Dan waktu itu ada masukan dari ---> papa hafidh : kurikulum TK secara 
nasional memang tidak ada karena secara struktur, setau saya, TK tidak masuk dalam 
jenjang pendidikan formal jadi sangat wajar kalo formula dari tiap2 TK bisa berbeda. 
tergantung dari pengelola TK tersebut. kitalah yang harus pinter2 memilih jenjang 
pra-sekolah ini. garis besarnya, TK hanyalah untuk ajang pengenalan pada suatu 
rutinitas dunia sekolah/pendidikan (maaf, ya papa hafidh kalo nggak pas-pas banget 
kalimatnya ...). Karena saya pernah punya pengalaman sewaktu Berryl pindah dari TK yg 
satu ke TK yg lain (biayanya jelas memang berbeda sekali, terutama uang bulanannya). 
Masalahanya, tidak cuma di biaya, tetapi sistem pengajarannya berbeda. Kedua TK 
tersebut berbeda, cara pembelajarannya, TK_1 : sudah menerapkan adanya PR & ulangan
 (mulai TK A). Sementara TK_2 (sekarang Berryl di TK B) : sistem belajarnya 
benar-benar belajar sambil bermain & tidak ada PR apalagi ulangan. Sekarang 
masalahnya, kembali kepada si anak bisa nggak dia mengikutinya ? Saya pernah merasakan 
si Berryl sempat stres karena sejak pindah sekolah di TK_2, tidak ada PR maupun 
ulangan sementara di rumah saya tetap memberlakukan latihan-latihan waktunya 1/2 - 1 
jam dalam sehari (sebenarnya cuma trik aja supaya dia tidak terlalu banyak nonton TV 
sewaktu saya ngantor ...). Latihannya bisa mewarnai, menulis atau membaca terserah 
moodnya dia, deh dan nggak harus banyak. Yang penting dalam 1 hari dia berkarya ... 
Dia sempat protes ke saya, " kan di sekolah nggak ada PR, kenapa di rumah malah Berryl 
dapat PR, sih Bu ?". Setelah sering-sering diajak ngobrol dan dikasih tahu alasannya, 
Alhamdulillah dia bisa mengerti walaupun kadang-kadang kumat susahnya ...
 
E...e...e... kok jadinya malah curhat, sih ... Sekarang, gimana ... kalo cari sekolah 
nggak usah yg mahal-mahal, deh ...  (soalnya saya juga sebenarnya lagi pusing juga, 
nih mau masukin Berryl dari TK ke SD kalo melihat nilai-nilai yg njut-njutan gitu 
...). Kitanya sebagai orang tua yang harus kreatif ngajarin anak ... kan sama aja, 
kan. Kita bisa cari info lewat internet, kan banyak nih web site tentang anak-anak, 
seperti coloring page (seperti topik yang belum lama ini). Info tersebut bisa kita 
copy ke file kemudian kita perbanyak sendiri (eh, iya ... kalo seperti ini nggak 
termasuk pembajakan, khan ?)dan dikerjakan bareng-bareng dengan temannya anak-anak 
kita dan ketika libur kerja, kita bisa jadi gurunya mereka. Kan enak, kita juga 
sekalian bisa tambah dekat dengan anak sambil mengontrol anak-anak main dengan siapa 
saja dan bermain apa saja. Itung-itung kita juga ngajarin teman-temannya anak-anak 
yang belum sempat masuk sekolah (soalnya saya juga seperti itu kalo lagi di rumah
 ....). 
 
Tinggal ... koleksinya aja dibanyakin, juga nggak usah yg mahal-mahal. Kalo Berryl & 
Dhillah, saya kasih kesempatan kepada mereka untuk buat buku cerita mungil dari 
bekas-bekas majalahnya yg sudah usang (idenya sih dari buku dancow, yang mungil itu 
lho ...). Covernya juga dari kardus bekas susu & pinggiran buku supaya steplernya 
nggak kelihatan, di-lem dengan kertas warna mereka yang sudah koyak. Trus kalo ada 
gambar binatang / bunga / kendaraan yang agak besar dari majalah / koran, kita buat 
kartu saku untuk main tebak-tebakan. Jadi hasil karyanya berkesan bagi mereka dan 
nggak mahal dan untuk mereka juga. Biasanya mereka kerjakannya bareng-bareng dengan 
teman atau pengasuh mereka.
 
Oke, deh segitu dulu. Semoga bermanfaat dan nggak bikin stress (yang lagi pusing cari 
sekolah yang tepat untuk anak-anak ...). Maaf, ya kalo kepanjangan dan agak amburadul 
kata-katanya, habis gregetan banget, sih sama yg njut-njutan .... itu ....
 
Ibunda Berryl, Dhillah & Rio.
 
 
 
Cipluk <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Setuju banget mama Angina, dari tadi aku baca e-mail yg ngebahas masalah
ini, dan baru mama Angina yg menurutku pas banget alasannya, ya... mungkin
karena saya juga punya niatan yg sama mo masukin TK yg ada di sekitaran
kabupatenku aja.

Bener lho saya sempet di buat bengong ama nilai uang masuk TK yg ampe
jutaan, untung aku tinggal di kota kecil ya, jd... standard uang muka
sekolah masih belum mahal-mahal amat, mungkin mereka masih belum bisa
memanfaatkan pendidikan jadi ladang bisnis.

Ya... mudah-mudahan anak-naka Indonesia bisa pinter-pinter semua, kasihan
ortunya udah keluar duit banyak. 

Thanks & Regards,
Cipluk Harto
Riau Andalan Pulp and Paper
Sales Admin
Phone :0761 - 491219
Email : [EMAIL PROTECTED]


-----Original Message-----
From: Angina's Mom [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 17, 2004 11:43 AM
To: 030024
Subject: Re[2]: [balita-anda] Pendidikan Indonesia Terbelakang


Kwalitas apanya nih? fasilitas, guru2nya, sistem belajar or?
dan bagaimana kita menilai TK yg berkualitas?? dgn harga yg mahal?
perhaps....

planing saya, mo masupin Angina ke TK yg biasa2 aja. deket2 rumah. yg
biayanya jg ga mahal2 banget. saya sih EGP klo ada yg bilang terbelakang.
yg penting anak saya pinter. daripada ga sekolah :-p

btw klo saya punya uang banyak, saya tetep masukin Angina ke TK
yg biasa2 aja..yahh paling yg bagus2 dikit dehh, dan sisanya saya
sumbangin buat anak2 jalanan biar mereka bisa sekolah juga :(
i wish i could...

Wednesday, March 17, 2004, 9:58:50 AM, you wrote:

0> Yang uang masuk TK aja udah kena 3 juta, masih dianggep "terbelakang"
kualitasnya...
0> Gimana yang uang masuknya dibawah 3 juta yaaak...??!!

0> Alamaaaak....

0> Salam,


0> Pria Duarsa


0> ----- Original Message ----- 
0> From: Luluk Lely S. I. Dh. 



0> ...terungkap bahwa kualitas pendidikan di Indonesia bahkan lebih rendah
dari Vietnam, 
0> salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang paling rendah
di antara negara-negara ASEAN
0> lainnya.


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam

Kirim email ke