Tadinya saya pikir suami2 seperti itu sudah mulai punah, soalnya bapak2 di BA, walaupun kalau pas debat "berisiknya" minta ampun :-) (sorry kalau ada yang tersinggung...maaf :P), tapi kalau perkara anak istri nomor satu, sampai ikutan panik kalau istri sakit, ngidam atau ada perubahan/gangguan fisik, salut deh buat bapak2 sekalian, termasuk suami saya yang manja-in saya selama kehamilan saya yang sekarang menginjak bulan ke 8. Tapi mungkin teman Mbak tidak seberuntung kami2 yang punya suami kategori TOP. Kalau pendapat saya sih, dari pihak istri, kalau sudah menjatuhkan pilihan menikah dengan suami kita, ya termasuk menerima konsekuensi seperti apa dia sebenarnya. 1. Coba deh (walaupun saat ini kayaknya sih agak susah deh) mengingat, apa sih yang membuat kita mantap untuk menikah dengannya, bukankah karena dirinya yang seperti itu yang dulu membuat kita tertarik, misalnya kebiasaannya memberi kita kebebasan dan kemandirian, yang menghargai ketegaran kita, sehingga kita merasa berharga dimatanya ? 2. Mungkin saat ini suami sedang ada masalah dan istri kurang empati (susahnya gimana mau empati ya kalau lagi mual2) ? 3. Kalau semua diatas tidak juga memecahkan masalah (yang tujuannya sih untuk membuat feel better, agar si bayi tidak ikut terganggu, kan kasihan dia), tidak ada salahnya sih kalau untuk sementara saat masih evening sickness, mengungsi dulu ke rumah orang tua, terutama agar dekat dengan Ibu, kalau saya sih, ibu saya adalah obat penenang paling mujarab di dunia, tapi jangan jadi arena mengadu ya, nanti suami dan ibunya bertengkar lagi, jadi tambah runyem. 4. Biarpun mual, coba terus untuk makan, yang paling efektif buat saya sih cracker, soalnya saya juga mengalami evening sickness, di kantor perkasa, di rumah payah, untungnya tidak parah sih, cuma sempat muntah 5 kali saja. Dan bilang juga ke dsog, karana biasanya kalau kondisinya demikian akan diberi tambahan suplemen agar gizi si bayi tetap terpenuhi.
Nah, buat si suami nih, 1. Ada tidak temannya yang bisa diajak ngobrol ? Soalnya pengalaman sesama suami biasanya lebih didengar. 2. Coba dilibatkan dengan kehamilan dengan berbagai cara, kalau tidak mau diajak periksa darah, ya si istri berangkat saja sendiri, tapi lain kali diajak lagi ikut periksa ke dsog. Atau kalau saat ngobrol2, pura2 si bayi ikut bicara ke bapaknya, tangan bapaknya diajak mengelus perut. 3. Kalau sedang baca artikel, bagian2 tertentu dibacakan untuk si suami, soalnya kalau dari cerita yang dibawah, mungkin boro2 dia mau baca sendiri, istri mual saja marah2 kok. Panjang ya ? Ini teori lho. Mudah2an ada yang bisa berhasil. Gimana nih Bapak2 ? Ini kan dari sisi istri, mungkin ada masukan dari Bapak2 yang kami istri2 tidak tahu. Sekian dulu, maaf kalau ada kesalahan. Rgds, Marcella To: <[EMAIL PROTECTED]> cc: "Kumila Addina" Subject: [balita-anda] sharing suami ngomel istri lagi <[EMAIL PROTECTED] hamil > Others, 07/07/04 09:00 AM Dear moms + dads, Mohon sharingnya donk, temen saya lagi hamil (memasuki usia 2 bulan-dan hamil pertama) waktu bulan pertama nggak mual2.. Tapi sekarang sudah mual2 dan sering muntah, tapi muntahnya kalau sore/malam. Nah, si suami nya nih ngomel melulu sama istrinya yg bilang nggak boleh muntah malam lah, (karena katanya morning sickness jadi Cuma bolehnya pagi2) Kasihan nich, temen ku tiap pagi di kantor sebel sama suaminya dan berusaha menceritakan kalau hamil itu ya nggak ada batasan mau muntahnya kapan.karena pengaruh hormone. Cuma suaminya nggak mau nerima banget. Ke dokter aja dia minta periksa darah, kata suaminya nggakperlu lah wong mereka sehat2 aja koq.(padahal mnrt saya hamil pertama khan?) Tapi di kantor temenku jadi nggak konsen, gara2 suaminya sptnya nggak bisa nerima curhatnya dia..dia takut nanti marah2 terus hamilnya juga 'strees' lagi.. Gimana nich moms and dad cara menghadapinya? Thx, Mama falhan ," DISCLAIMER : "The information contained in this communication (including any attachments) is privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure under applicable law. It is intended only for the specific purpose of being used by the individual or entity to whom it is addressed. If you are not the addressee indicated in this message (or are responsible for delivery of the message to such person), you must not disclose, disseminate, distribute, deliver, copy, circulate, rely on or use any of the information contained in this transmission. we apologize if you have received this communication in error; kindly inform the sender accordingly. Please also ensure that this original message and any record of it is permanently deleted from your computer system. We do not give or endorse any opinions, conclusions and other information in this message that do not relate to our official business. " --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]