hehehehe.. betul sekali pak yandi...
tapi kalo saya pribadi sih, lebih senang ikutin apa kata who aja..
selama belom ada bantahan dari mereka, ya insya Allah saya percaya aja..
untuk membuat satu vaksin aja kan mereka juga butuh waktu puluhan
tahun.. uji coba dan penelitian mendetil sampai akhirnya boleh di
annouce ke dunia persilatan ibu dan anak...

masa iya mereka tega memberikan racun ke tubuh anak2 kita dan termasuk
anak2 mereka? masa iya mereka senekat itu? mereka kan juga tidak mau
mencoreng nama mereka sendiri demi kepentingan pabrik vaksin kan? logika
aja sih saya pak.. heheheh

menanggapi e-mail yang juga mengenai deadly immunity ini.. coba dilihat
dipendapat salah satu parents berikut :

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Nah, ada imel antivaksin lagi... ada beberapa bagian imelnya yang
saya kurang sreg dan gatel untuk sedikit membahas.

A. dari mana masuknya merkuri?
merkuri pada dasarnya ada di sekeliling kita. jadi kita tidak bisa
bilang bahwa SATU SATUNYA jalan masuk adalah via vaksinasi.
Seharusnya yg menerangkan kimiawan agar lebih ilmiah. Tapi intinya,
merkuri bisa masuk dari:

1. Vaksinasi dalam bentuk thimerosal. Ini merkuri model
Ethylmercury. Belum banyak penelitian thd jenis ini. Tapi di banyak
negara sudah tidak dipakai sebagai pengawet vaksinasi, akibatnya
harga vaksinnya pun naik, krn selama ini thimerosal merupakan
pengawet yang murah dan boleh dibilang terjamin keamanannya.

2. Yang berhubungan dengan amalgam. Saya katakan berhubungan, karena
sepanjang yang saya tau, amalgam yg dijadikan penambal gigi itu
sudah stabil. untuk keterangan panjang lebarnya mungkin bisa
dilihat di:
http://www.quackwatch.org/01QuackeryRelatedTopics/mercury.html

3. seafood. seperti kita ketahui, laut kita semakin lama semakin
polusi, maka isi lautpun terkena imbasnya. Ikan yang posisinya di
rantai makanan lebih keatas akan mengandung lebih banyak merkuri,
begitu juga hewan laut yg berada di dasar laut seperti tiram.

4. Air. Karena polusi ada di mana² maka air tawar pun tidak luput
dari kontaminasi logam berat, di antaranya merkuri. Contohnya, saya
ingat bagaimana ketika saya masih kecil sedang bermain di sumber
air, ada bapak2 dengan enaknya memasukkan mobilnya ke kolam sumber
air yg cetek itu dan mulai mencuci mobilnya! Saya ingat juga ketika
ikut meneliti air sungai di Jakarta, bagaimana kotornya air di
sekitar daerah industri.

Kalau dari mulai sumbernya saja sudah tercemar, tentunya bukan tidak
mungkin isinya (ikan, udang) air tawar pun tidak luput dari
pencemaran logam berat.

5. Udara, apalagi udara Jakarta amat sangat polusi. Pembuangan emisi
dari mobil yang tidak tersaring, pembuangan dari pabrik, pembakaran
sampah perumahan, semua itu mengandung logam berat. Polusi yang
juga mengandung merkuri adalah asap rokok.

Nah, jenis merkuri dari nomer 3-5 adalah metylmerkuri yang sudah
banyak penelitiannya bahwa logam ini amat berbahaya bagi tubuh.

B. Hair analysa.
Disebutkan untuk mengetahui adanya merkuri dilakukan hair analysa.
padahal sebetulnya metoda ini juga banyak 'bolongnya'. Sepanjang
yang saya ketahui sampai saat ini tidak ada standard berapa kadar
normal dalam hair analysa. Belum lagi saya mengetahui suatu
penelitian dimana mereka mengirimkan bulu domba ke bbrp tempat yang
mengaku bisa melakukan hair analysa, dan hasilnya berbeda-beda serta
tak ada satupun yang tau bahwa yg mereka periksa bulu domba dan
bukan rambut manusia. cerita lebih jauh tentang hair analysa bisa
coba baca:
http://www.quackwatch.org/01QuackeryRelatedTopics/hair.html

C. tentang vaksin single dose. Saya jadi ingat kasus MMR versus
single jabs di Inggris. Sejak adanya artikel dr Wakefield thn 98,
rakyat Inggris banyak yg takut anaknya di vaksin MMR, vaksin yg
diberikan oleh NHS (national health service) mereka. Banyak orang
tua yang mampu memilih ke klinik swasta yg mengimport single jabs
dari luar negeri. Ok, sampai sini masih OK.. mereka tetap memberikan
vaksin walau krn single jabs jadinya anaknya lebih banyak menghadapi
resiko terkena penyakit bila ada epidemi krn adanya jarak. Sampai
tahun lalu ketika diketahui bahwa klinik² tersebut menyalahi tata
laksana penyimpanan vaksin. Jadi semua pasien yg divaksin disana
selama bertahun2 itu harus mengulang MMR!!! Nah, kalau kayak gini
kan pasien rugi dua kali, niatnya untung malah buntung.

D. Membagi Informasi adalah hal yang baik, tapi tergantung juga
informasi yang mana. apalagi kalau hanya sekedar melakukan forward,
yang hanya membuat orang panik, terus terang saya tidak melihat
faidahnya. Contohnya menyebar info yang bernafas anti vaksin saat di
sekitar kita terdapat epidemi sementara herd immunitynya kurang.

E. Terakhir, terus terang saya koq bingung ya dengan beberapa orang
tua yang anaknya menderita autis. karena sering kali emailnya
membawa² Tuhan, tapi juga menyumpahi orang lain agar anaknya autis.
Ini sudah kesekian kalinya saya lihat di milis2. Herannya, orang tua
anak yg bermasalah yg lain (down syndrom, thalassemia, dll) tidak
pernah seperti ini. Mungkin, ada baiknya para orang tua penderita
autis mengunjungi support group atau kalau perlu ke psikiater,
sehingga bisa berbagi duka, dan mengurangi stress. bila stress
berkurang, efeknya tentu juga baik bagi si anak yang autis.

Selamat berjuang & be smart!

Triesti
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ini dari dokter dan aktifis autis di belanda :

Dear semuanya,

Barangkali begini caranya untuk menyaring berita.

Kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu autis.
Penyebab autis hingga kini masih tidak diketahui, terus saja menjadi
bahan perdebatan. Namun Saat ini sudah ada konsensus dunia dan sudah
masuk ke dalam berbagai jurnal kedokteran, bahwa genetik membawa
peranan besar. Artinya waktu anak itu lahir, dia sudah membawa BLUE
PRINT dari kromosomnya yang menggariskan ia akan menjadi anak yang
seperti apa.

(Dongeng sedikit, beberapa kali saya bicara di forum-forum seminar,
kongres dan diskusi sharing, banyak orang tua anak autis yang marah
kalau saya menyampaikan hal ini, katanya: "kalau genetis, mana
buktinya, kita orang tuanya engga ada yang autis kok". Engga begitu
cerita, masalah autis bukan kayak kulit bule atau item, bapaknya
bule ibu bule anak bakal bule. Gangguan autisme adalah gangguan
majemuk, yang gangguannya bisa dibawa dari mana-mana generasi
sebelumnya, dan kebetulan secara mozaik berada dalam kromosom
berkumpul dalam anak tersebut).

Oke, kalau itu setuju saya teruskan.

Karena sejak tahun 1994 angka autisme meingkat hebat, ini gara-gara
diluncurkannya kriteria diagnosa autisme DSM IV dari Amerika yang
ternyata (seperti Dr Wati juga katakan), banyak False positive-nya.
Apalagi autisme sebetulnya adalah kondisi yng sangat jarang, yaitu 4
dari 10.000 anak yang lahir. Tetapi saat balita, banyak anak yang
perkembangannya mirip mirip autisme (anak late takler, anak visual
learner, anak jenius, anak bergangguan processing informasi - CAPD
namanya, anak mental retarded, dan gangguan perkembangan lainnya)
semua cocok jika diconteng dengan kriteria autisme DSM IV tea. Lalu
di dunia ini ahli autisme sangat jarang sekali, apalagi kalau memang
negara itu tidak punya lembaga/rumah sakit khusus autisme. Gara-gara
populernya dan gampangnya nyonteng kriteria autisme ini, maka
angkanya meledak ledak sampai beritanya di US 1 : 150 (kalau tinggi
begini tentunya negara itu sudah membuat tindakan pemberantasan
autisme, ini kok departemen kesehatannya US engga?). Dan negara lain
juga ikut-ikutan angkanya tinggi. (Sebetulnya di Eropa sudah diralat
ralat terus terusan.... jangan menggunakan DSM IV untuk anak-anak
sebab nanti anak bukan autisme ketimpa juga, karena anak balita
tengah berkembang, tapi ada kelompok yang nguplek dalam intervensi
dini malah minta diagnosa sedini mungkin, padahal kriteria untuk
anak sedini mungkin itu susah banget membuatnya apalagi menegakkan
diagnosanya kecuali yang parah banget).

Sedang anak-anak yang mempunyai gejala autisme tetapi gejalanya
tidak penuh dikelompokkan ke dalam PDDNOS dan satu payung dengan
autisme dengan nama PDD, yang kemudian menjadi sebuah kontimum
disebut autisme spektrum disorder (ASD). Nah karena dalam
perkembangan anak itu sangat fluktuatif dan berubah-ubah terus,
anak yang berada dalam kontinum itu tempatnya akan berubah-ubah,
maka batas antara autisme beneran dan autis autisan sudah gak jelas
lagi, jadi orang juga menjadi bingung sendiri, akhirnya diberi nama
saja semua autisme, dan penanganannya juga bingung maka
penanganannya ya kasih saja autisme semua. Jadi angka autisme jadi
tinggiiiii banget karena yang autis autisan juga masuk (dan
seringkali di atas 5 tahun ganti sarung bukan autisme lagi).
(Refffoot ya ceritanya).

Karena tadi dikatakan genetis, seharusnya hal ini juga bisa
dibuktikan dengan penelitian biososiologi dan antropo-genetika,
artinya dicari bagaimana gen itu turun temurun, tapi sampai sekarang
susah diketemukan, karena autisme adalah sekumpulan gejala majemuk
yang kombinasinya mozaik kebetulan berkumpul di satu anak itu. Jadi
kombinasi itu datangnya dari mana-mana sulit diketahui, sebab kalau
seseorang di atasnya (om tante, nenek uwak dlsb) hanya membawa satu
kombinasi, maka ia bukan jadi autis sepentil atau secuil, tetapi
gambarannya menjadi gangguan lainnya.

Cara lain adalah dengan memeriksa DNA-RNA (faktor yang membawa
sifat) dalam gen penderita autisme. Tapi sampai saya ikutan kongres
internasional di Bld soal ini tahun lalu, seluruh ahli genetika yang
meneliti ini belum bisa menemukan gen mana yang sesungguhnya
berperanan. Karena sekali lagi, autisme adalah kumpulan gangguan
yang majemuk dan mozaik. Mozaik artinya setiap anak penyandang
autisme akan mempunyai gejala yang berbeda-beda, domain perkembangan
apa yang parah dan ringan, dan pada facet apa... masing masing beda.
Walau begitu para ahli genetika yakin bahwa masalah genetis lah yang
membuat perkara, karena sudah banyak pengalaman di banyak negara
negara di Eropa yang sudah mendirikan panti panti autisme sejak
tahun 1930-an, dan literaturnya tersebar dalam bahasa bahasa Eropa
berpuluhan tahun, menunjukkan bahwa autisme ini akan disandang
seumur hidupnya.

Karena penyebabnya sampai sekarang masih belum jelas, maka banyak
orang ribuuuttt dengan penyebabnya. Sebab autisme ini sering tidak
nampak nyata saat bayinya. Kecuali yang parah-parah banget dan
mental retarded, berbagai gangguan fisiknya & psikologisnya bisa
terlihat, jadi ada kelompok yang menuding penyebabnya dari luar,
kayak teori otak keracunan makanan (Gut-brain pathway teori - yg
sebetulnya teori kuno sudah dikubur dan kini dipakai rame rame oleh
para pengobat natur), vaksin, obat-obatan, polusi, sampai sampai
tambalan amalgam juga kena tuduh tanpa menjelaskan bahwa mercury yg
digunakan dalam amalgam sudah berubah menjadi metal mercury yang gak
mungkin lagi diserap tubuh.

Artinya di dunia ini ada dua kelompok yang percaya pada penyebab,
yaitu kelompok genetika, dan kelompok non genetika (makanan, polusi,
obat, vaksin, dll). Mereka berkelahi nih. Sedang kelompok non
genetika ini banyak juga kelompoknya masing masing akan bersitegang
akan kebenaran "teorinya" (natur vs nurtur). Tapi ada juga kelompok
lain, yang mengakui genetis tapi... kalau tidak ada pencetusnya
katanya (makanan, vaksin, polusi dslb) maka autisme tidak akan
muncul.
Ada juga dokter yang mengkombinasi dengan pengetahuan kedokteran
alternatif, kayak homeopathy, dokter ini dokter terapi alternatif,
biasa yang dibicarakan adalah masalah gangguan sistem imunitas (ini
adalah prinsip homeopathy).

Kelompok non-genetika (nurtur) tadi wira-wiri saja kerjanya, dari
satu teori nurtur satu ke teori nurtur lain. Hari ini bilang
penyebabnya makanan, hari lain bilang penyebabnya vaksin, hari lain
bilang penyebabnya polusi. Sampai saat ini semua teori penyebab non-
genetika juga belum pernah ada yang bisa diterima oleh himpunan ahli-
ahli dalam kedokteran, karena belum ada bukti empiriknya.

Tetapi pasaran terapinya sudah rameee... buanyak banget,juga
pencegahannya , yang akhirnya juga jadi kacau. Banyak yang
menawarkan semua teori & pengobatan dicoba saja.... zoektocht...
pencarian katanya (namanya juga orang tua demi anak apapun dilakukan
tanpa terasa sudah melakukan abusing terhadap anaknya). Apalagi jika
masyarakat banyak dicekoki oleh berbagai teori yang tak bertanggung
jawab, dan menempatkan para orang tua sebagai korban medik... ya
beres deh... orang tua yang bukan dokter, hanya dengan satu kasus
anaknya yang juga belum tentu autis betulan (karena banyak salah
diagnosa) bisa menjadi aktivis ini, bisa bikin gonjang ganjing dunia
orang tua. Apalagi yang dokter, malah dikejar kejar jadi aktivis
ini, lha.... soalnya ada bonusnya jeee... (dari pabrik nutrisi,
food supplement, jenis vaksin baru, dlsb). Lagi pula modul modulnya
untuk ini banyak, dibuat sengaja oleh koalisi koalisi itu dan
dikirim, dicetak, dipublikasi untuk mencapai sasaran dan kehendaknya
(politik, dagang obat alternatif, obat natur, food supplement,
eksperimen gelap dimana tak terasa pasien dijadikan objek
eksperimen tanpa bilang bilang... mau aja jee... wong bingung).

Saya sudah bertahunan berkecimpung dalam masalah salah diagnosa dan
penanganan autisme ini, seringkali ngenes banget, melihat dunia ini
kok amburadul, kasihan para orang tua inosens, cuma dibikin bingung.
Ah... ah....!Kenapa ya kok bisa begini?

Salam,
Julia Maria van Tiel
-----------------------------------------------------------------------------------

nah.. kembali ke personal decision sih pak.. hehehehe
silahkan menentukan yang terbaik aja untuk masa depan anak masing2.. :))

much love,

reyna

Yandi Dwiputra F wrote:

>hehehe...mbak reyna...bukan cuma ikan aja mbak....tapi juga sayuran yang 
>ditanam dilahan yang telah tercemar juga bisa.....so lebih selektif deh...
>btw, kalo di tempatku kerja baik etil maupun metil merkuri tetap aja gak boleh 
>mbak, yang ada pengkhususan cuma bromine aja mbak yaitu PBB (polybrominated 
>biphenyl) dan PBDE (Polybrominated Diphenyl Ether)...:))
>
>  
>
>

AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke