Wah sudah dia para Ibu yang protes terhadap komentar seorang Suami. Saya
sendiri sebetulnya tidak senang dengan komentar tersebut (Komentar Bp.
Khoerul)

Kebetulan Istri saya juga bekerja. dan pernah terbersit untuk sang Istri
berhenti bekerja. Namun satu pertimbangan kami untuk tidak berhenti bekerja
adalah wawasan istri bekerja jauh luas sebab bisa berkomunikasi dengan rekan
sekerja yang biasanya mempunyai latar belakang yang kurang lebih sama
(pendidikan dan ekonomi).Hal ini juga membatu pendidikan anak nantinya jika
si-anak sudah mulai bertanya macam, Sang Ibu lebih mempunyai wawasan yang
luas.

Karena Istri Saya bekerja, Saya juga sejak belum punya anak sampai sekarang
juga menerapka bahwa pekerjaan rumah bukan hanya tugas Wanita (ini
diterapkan oleh bapak saja juga)
Bapak harus membatu pekerjaan dirumah, masak, berbelanja, DLL. Dengan
demikian sang Istri akan merasa bahwa Pekerjaan Rumah Tangga bukan
kewajibannya seorang diri.

Buat Bp. Khoerul, coba bapak simak kembali diskusi ttg peran ayah (lk. 7
posting)

Salam

Willy


"YULI (GGPC/TBG)" wrote:

> Untuk para suami:
> kita (istri-istri) berharap suami kita bisa mendukung dan mengerti
> posisi kita , supaya semua bisa dikerjakan dan diatur bareng-bareng.
>
> demikian salam...,
>
> Yuli


Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]











Kirim email ke