mbak, kami sekeluarga ikut berduka cita. Semoga keluarga yang ditinggalkan
di beri ketabahan dan si adek tenang di pangkuanNya.
Tia, mamanya Putri




"maimun utami" <[EMAIL PROTECTED]> on 03/22/2001 12:47:46 PM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   [EMAIL PROTECTED]
cc:
Subject:  [balita-anda] Anakku meninggal di RS. MMC


Para netters tercinta, saya ingin bercurhat dan berbagi pengalaman kepada
netter semua.
Pada tanggal 9 Maret 2001 anak saya yang ke dua Sitti Fadilla Dwi Bachri
(adek) yg berusia (4 bln) telah dipanggil Allah SWT. Saya akan mencoba
menceritakan kronologis kepulanggannya agar dapat diambil pelajaran buat
kita semua walaupun masih terasa berat dan menyesakkan dada saya tapi akan
saya coba.
2 minggu anak saya menderita batuk pilek dan selama itu telah dilakukan
terapi selama 3 kali atas rekomendasi DSAnya dr. Yuli Yafri di RS.
Bunda.Setelah dilakukan terapi alhamdulillah kondisinya sudah pulih
(diperkuat dgn pemeriksaan DSAnya). Seminggu kemudian adek kembali batuk &
pilek tepatnya tgl 5 Maret 01 (saat itu dia blm terlihat sesak), tgl 8
Maret
saya putusin unt mengajaknya ke terapi kembali, dari sana dianjurkan unt
melakukan terapi kembali besok & lusa. 9 Maret tepatnya jam 3.00 pagi dia
menangis & tidak mau disusuin, melihat bibirnya sdh biru saya segera
mengajaknya ke klinik 24 jam didekat rumah. Dokter jaga menganjurkan unt
dibawa ke RS mengingat fasilitas disana tidak ada (alat bantu oksigen),
segera saya larikan dia ke UGD RS. Mitra Jatinegara, disana dia lgs
ditangani sama dr & suster yg jaga & lgs dipasang alat oksigen. Dokter
disana menganjurkan unt dirawat inap disana. Mengingat jaminan kantor suami
ada di RS. MMC maka dgn surat pengantar dr tsb saya bawa ke RS. MMC.
Sesampai disana ruangan UGDnya terlihat kosong sampai-sampai kita teriak
panggil suster & DRnya. Baru kemudian susternya muncul, tapi tidak
memberikan tindakan apa-apa sampai dokternya muncul. Dokternya pun tidak
melakukan pertolongan pertama hanya periksa & mengomentari kalau bayi itu
penyembuhannya hanya dgn terapi saja. Suami saya yg mutusin unt dirawat
inap
saja si Dokter malah bilang oh boleh saja, saya lgs tanya kalau dirawat
inap
apakah dikasih tindakan pertolongan (seperti pemasangan oksigen atau yg
lainnya) si dokter bilang kalau nanti dokter jaga di kamar yg lebih tau
(Apakah memang begitu tindakan seorang dokter jaga UGD????). Si dr tanya
mau
pake DSA siapa? karena saya & suami tdk kenal satupun DSA disana jadi kami
pasrah mau dikasih siapa aja. Dr tsb merekomendasikan nama DSA dr. Semi
Asti. Setelah mendapat kmr yg kosong jam 4.30 pagi, anak saya diperiksa
sama
suster & dr piket. Saya malah minta tlg dr unt dibantu dgn oksigen melihat
kondisi adek yg sdh semakin sesak. Akhirnya dipasanglah alat bantu oksigen
&
dilakukan terapi uap, kondisinya mulai agak baikan & adek bisa tidur
walaupun nafasnya masih berbunyi. Jam 7.00 pagi DSAnya dr. Semi Asti datang
unt periksa. Dia kaget melihat kondisi nafas si adek, dan dia lgs kasih
intruksi pengobatan ke suster (hrs diinfus, diterapi, diambil drh & difoto)
juga menyuruh unt tidak disusuin (puasa). Stlh DSA tsb periksa sampai
kurang
lebih 1,5 jam blm ada pengobatan apa-apa, sampai akhirnya saya tanya ke
suster berapa lama adek hrs puasa melihat kondisi dia yg mulai lemah,
suster
baru bergerak unt memasang infusnya (selalu hrs saya yg tanya). 2 jam kmd
baru dilakukan terapi, terapi yg dilkk hanya penguapan, penyinaran saja
tapi
tidak disedot berbeda dgn terapi yg slm ini dijalanin adek. Saya sdh
tanyakan ini, tapi mereka menjawab itu semua atas intruksi DSAnya. Terapi
kali ini berbeda si adek tidak sedikitpun menangis malah dia tidur &
sesekali menjilat lidahnya (kehausan barangkali). Setelah terapi tidak
dilakukan pemeriksaan sampai siang hari. Susternya yg kontrol pun hanya
memeriksa infus atau oksigen saja, itupun krn permintaan saya. Saya
beberapakali panggil dr jaga & bertanya kenapa tangan & kakinya dingin
sementara kepalanya panas, si dr hanya menjawab itu pengaruh oksigen. Saya
juga bertanya kapan mau difoto & dites darah, setelah ditanya baru ada
tindakan (selalu begitu). Baru kemudian datang petugas unt ambil foto &
ambil darah. Hampir setengah jam mencari pembuluh arteri akhirnya tidak
dapat & petugas menyerah (dia bilang mungkin dr yg bisa cari). Sementara
itu
kondisi si adek seperti mau tidur matanya seperti mata mengantuk. Saya
tanya
juga kapan saya bisa susuin dia, suster bilang sampai DSAnya dateng
(ternyata rencananya DSAnya baru dateng besok, jadi 1 hari cuma satu kali
kontrol). Suami saya juga complain karena kamarnya berisik sementara si
adek
tidak bisa istirahat. Setelah complain baru datang Manager duty memberitahu
kalo yg renovasi sdh distop, dia kaget liat bayi yg dirawat & dia juga lgs
ngecek selang oksigen yg katanya kegedean (ini hrsnya yg dilkk suster!!!)
dia juga pegang tangan & kaki adek dan dia sendiri kaget melihat kondisi
adek (bukankah ini seharusnya tugas DSAnya unt melihat perubahan kondisi
pasien??) saya bilang kalo si adek matanya ngantuk & tdk bisa tidur, dia
lihat trus dia bilang kalo' matanya adek itu bukan mata mau tidur...(massya
Allah..saya sdh lgs lemas) dia lgs panggil dr jaga & suster. Dia juga
instruksiin unt hub DSAnya & ambil darah dgn segera!! Para netter sekalian
saya sdh tidak bisa berdiri lagi melihat saat adek diambil darah dia tdk
memberikan reaksi apa-apa (jarumnya gede & darah yg diambil banyak). Dr
jaga
& manager duty panggil suami saya & memutuskan unt segera membawa adek ke
UGD (Bayangin kalo tidak ada manager duty yg tidak sengaja kontrol). Saya
tidak tau lagi apa yg terjadi di sana saya hanya bisa menangis & berdoa
sampai akhirnya adek yang montok (7,3 kg) yg sdh ngerti diajak ngomong, yg
murah senyum dipanggil sama penciptanya Allah SWT jam 4.15 sore. Saya tdk
tau lagi berapa kali saya tidak sadarkan diri.... bener-bener saya tidak
menyangka sama sekali...ternyata Allah SWT lebih menyayangi dia. Sampai
adek
meninggal DSAnya tidak pernah muncul ataupun mengucapkan belasungkawa. Dia
hanya periksa satu kali pada jam 7.00 pagi itu saja, padahal saat dia
periksa dia tau kondisi si adek, bukankah seharusnya dia selalu memantau
perubahan pasien baik secara lgs maupun tdk lgs. Saya hanya pasrah karena
ini takdir illahi, saya tidak akan meyalahkan siapa-siapa ini memang
jalannya adek menuju sorga. Saya hanya mencurahkan apa yg ada di hati saya
semoga para netter bisa mengambil pelajaran dari cerita saya ini. Saya
sekali lagi hanya bisa mengucapkan innalillahi wainnalillahi rojiun.
_________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com.


>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik,
http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



























IMPORTANT NOTICE:
This email may be confidential, may be legally privileged, and is for the
intended recipient only.  Access, disclosure, copying, distribution, or
reliance on any of it by anyone else is prohibited and may be a criminal
offence.  Please delete if obtained in error and email confirmation to the
sender.



>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke