Mbak Reni, ini ada artikel dari milis tetangga, mungkin bisa berguna.....
Mudah2an istri temen Mbak cepet sembuh.
Aku coba japri tapi kok mendal terus ya....

Salam,
Nuraeni

Beruntunglah bila Anda atau istri Anda mengalami kehamilan yang
normal-normal saja. Pada sebagian orang, kehamilan seringkali mendapat
banyak gangguan perdarahan, yang kemungkinan penyebabnya beraneka ragam. Apa
saja dan bagaimana menanggulanginya?

Yanti harus segera dilarikan ke rumah sakit. Pasalnya, ia mengalami
perdarahan cukup hebat dibarengi rasa mulas. Padahal usia kandungannya belum
genap sembilan bulan. Sesampai di rumah sakit dokter segera melakukan
tindakan pembedahan caesar dengan pertimbangan sang jabang bayi sudah cukup
umur. Syukurlah Yanti berdua bayinya berhasil diselamatkan.

Menurut dokter yang menangani, perdarahan yang dialami Yanti akibat
terlepasnya plasenta atau ari-ari janin (solisio plasente). Kasus perdarahan
kehamilan seperti dialami Yanti cukup banyak. Pada kasus ini sebenarnya
plasenta melekat pada tempat normal tapi karena suatu hal plasenta terlepas.

"Penyebabnya bisa macam-macam," kata dr. RB Ontowiryo HP, ahli kebidanan dan
penyakit kandungan dari RS Ibu dan Anak Harapan Kita, Jakarta. "Bisa karena
tumbuh tumor atau myom pada dinding kandungan, bisa karena tali plasenta
terjerat pada kaki sang bayi sehingga saat bayi bergerak plasenta tertarik
dan terlepas. Kasus kecelakaan seperti perut sang ibu terbentur sesuatu
tepat di mana plasenta melekat juga bisa menyebabkan plasenta terlepas."

Penyebab lain, kasus pre-eklamsia (selama hamil mengalami kenaikan tekanan
darah dan bagian tubuh tertentu membengkak). Beruntung kalau terlepasnya
plasenta pada saat janin sudah cukup umur seperti yang dialami Yanti. Sebab
bila terjadinya sebelum kandungan berusia 7,5 bulan (bobot bayi 1.400 -1.500
g), janin pada umumnya sulit diselamatkan.

Perdarahan pada masa kehamilan bisa juga gara-gara plasenta menutupi jalan
bayi. Di sini letak plasenta tidak normal(plasenta prefia) yakni menjorok
pada segmen bawah rahim, mengarah ke mulut rahim sebelah dalam. Dalam
perkembangannya, semakin lama, plasenta semakin menutupi jalan keluar bayi.
Kasus ini juga bisa mengakibatkan perdarahan karena terjadinya peregangan
atau pengencangan bagian bawah rahim yang menyebabkan bagian bawah rahim
tertarik sehingga penanaman plasenta sedikit bergeser.

"Namun, penanganannya lebih mudah dibandingkan dengan kasus pertama tadi,"
kata dr. Ontowiryo. "Sebab perdarahan tidak berlangsung terus-menerus, tapi
secara berulang, misalnya setiap 3 - 4 minggu sekali dan tidak terasa sakit.
Sehingga sang janin bisa dipertahankan lebih lama," tambahnya.

Untuk mempertahankan agar tidak terjadi kontraksi (usaha dari kandungan
untuk mengeluarkan isinya), dokter memberikan obat, yang adakalanya
diberikan lewat infus, sehingga kandungan tetap lemas dan plasenta tidak
bergeser. Selama hamil tentu saja sang ibu disarankan untuk membatasi
kegiatan sehari-hari (bed rest) sampai saatnya melahirkan.

Bercak darah dan ikatan mulut rahim

Karena kemungkinan risiko yang ditimbulkan, seringan apa pun perdarahan yang
keluar semasa kehamilan haruslah diwaspadai. Kita mesti memantau apakah
bercak darah hanya timbul sekali, ataukah berulang kali. Apakah bercak
bertambah hebat dan disertai mulas atau tidak. Kalau bercak dibarengi mulas
biasanya menunjukkan indikasi keguguran. Sebab itu begitu tampak keluar
bercak merah, segeralah periksakan diri ke dokter dan beristirahat total.

Dengan beristirahat total, aliran darah ke dalam rahim menjadi baik sehingga
perdarahan diharapkan akan berkurang. Untuk mengecek apakah janin masih
hidup biasanya diperiksa dengan alat ultrasonografi (USG). Sementara,
pengeluaran bercak tanpa disertai rasa mulas bisa diatasi dengan istirahat
total ditambah obat penguat kehamilan.

Meski demikian, tak perlu juga kita cemas berlebihan bila terjadi
perdarahan. Bisa saja perdarahan itu berasal dari mulut rahim yang mau
terbuka, atau calon plasenta yang mau lepas, atau jalan bayi tertutup.

Kondisi mulut rahim yang kurang baik juga bisa menyebabkan perdarahan yang
berakhir dengan keguguran. Misalnya, pembukaan mulut rahim sebelum waktunya.
Masalah seperti ini banyak terjadi pada ibu yang sering mengalami keguguran
atau sering melahirkan. Pada kasus yang terakhir ini, kondisi serviksnya
kurang baik atau robekan di bagian vaginanya tidak tertutup dengan sempurna.

Untuk menghindari terjadinya keguguran, mulut rahim yang sudah agak terbuka
tadi diikat atau dijerat dengan "pita" khusus dan baru dibuka kembali pada
saat usia kehamilannya sudah cukup tua. Selama diikat, tidak disarankan
berhubungan dengan pasangan sebab bisa menyebabkan kontraksi. Lagipula
"pita" penjeratnya keras!

Ketika janin berhasil dipertahankan, setelah perdarahan, si ibu hendaknya
memperhatikan kesehatan tubuh sambil tak lupa menghindari stres. Makanan
yang dikonsumsi hendaknya bergizi tinggi seperti makanan kaya zat besi,
kalori, dan protein. Ditambah lagi, cukup vitamin dan mineral. Mintalah
nasihat ahli gizi agar tersusun menu yang diperlukan.

Ulah virus

Perdarahan selama kehamilan bisa pula merupakan indikasi adanya
ketidakberesan pada kehamilan itu sendiri. Yang paling dicemaskan kalau
terjadi pada triwulan pertama masa kehamilan. Perdarahan pada masa ini
merupakan tanda-tanda akan terjadinya keguguran. Pada masa-masa awal
kehamilan, janin memang masih lemah karena plasenta belum terbentuk.
Perkembangan janin dari 1 - 3 bulan hanya tergantung dari peran hormon.

Secara alamiah, ada wanita tertentu memang "berbakat" mengalami perdarahan,
yang kemudian diikuti keguguran. Untuk menanggulanginya, tentu harus dicari
secara saksama penyebab utamanya. Setelah ditemukan penyebabnya, baru
dilakukan tindakan medisnya.

Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah ketidakseimbangan atau
gangguan hormonal. Pada kasus ini umumnya keguguran tidak bisa dihindari.
Gangguan terhadap peran hormon penunjang kehamilan pada awal kehamilan 1 - 3
bulan menyebabkan janin tidak berkembang dan gugur. Supaya tidak terulang,
sebelum menyiapkan kehamilan berikutnya, sang ibu diberi terapi hormon
sampai kadar hormon dikatakan seimbang.

Janin tidak normal juga bisa berujung keguguran. Ketidaknormalan tadi salah
satunya akibat kurang baiknya kualitas bibit. Misalnya karena usia sang ibu
sudah di atas 35 tahun, menderita penyakit menahun atau berat seperti TBC
usus atau bibit sang suami kurang bagus kualitasnya. Dengan sendirinya janin
tidak akan terbentuk normal sampai akhirnya berhenti tumbuh.

Janin tidak normal, bisa pula akibat terkena infeksi macam toksoplasma
(virus yang ditularkan oleh kucing dan burung), Rubella, Herpes Virus 1 dan
2 yang disebut TORCH. Kuman penyakit ini tidak bisa dibunuh tapi hanya
diturunkan keaktifannya dan daya tahan tubuh ibu dinaikkan.

Karenanya, uji TORCH perlu dilakukan sebelum memutuskan hamil kembali. Bila
kadar IGG (imunoglugolin) tidak naik lagi, berarti stabil atau turun (virus
kalah dan tidak berdaya lagi). Si ibu boleh hamil kembali.

Durian dan tape dilarang?

Selain perdarahan, nutrisi ternyata juga perlu diperhatikan untuk mencegah
keguguran janin. Sebab bukankah kehamilan harus pula didukung oleh nutrisi
yang baik? Sayangnya, dengan sering mual, pusing dan muntah, acapkali sang
ibu mengalami gangguan asupan nutrisi sehingga energinya terkuras serta
aliran oksigen ke jaringan berkurang. Akibatnya bisa saja rahim tidak kuat
mempertahankan janin.

Demikian pula apabila sang ibu mengalami anemia atau kekurangan sel darah
merah. Makanan yang dibawa bersama sel darah merah pun menjadi berkurang
sehingga suplai makanan kurang dan secara otomatis pertumbuhan janin
terhambat. Sebab itu, setiap ibu hamil dianjurkan minum tambahan vitamin
serta makan makanan yang memenuhi persyaratan gizi seperti yang dianjurkan
dokter. Makanan berprotein tinggi serta sayuran dan buah-buahan lebih
dianjurkan ketimbang makanan berkarbohidrat tinggi. Menu tinggi karbohidrat
seringkali menyebabkan janin terlalu besar.

Selama hamil hendaknya juga dihindari makan makanan beralkohol tinggi macam
durian dan tape.

"Semakin enak, biasanya semakin tinggi alkoholnya," tambah dr. Ontowiryo.
"Dan ini ikut menghambat pertumbuhan janin." Kalau dikatakan bahwa nenas
muda bisa menggugurkan kandungan, menurut dr. Ontowiryo tidak benar, kecuali
  kalau terjadi diare hebat yang menyebabkan mulut rahim mengendor. Dokter
ini juga menambahkan, banyak minum air es tidak akan menyebabkan janin lebih
besar kecuali kalau selalu diminum dengan sirop. Bahwa minyak kelapa yang
konon dapat menyebabkan kelahiran lebih lancar, juga pandangan yang salah.
"Minyak kelapa 'kan hanya sampai usus, tidak ke vagina!" tegasnya.

Untuk mencegah terjadinya keguguran, selama hamil sebaiknya ibu tidak
bekerja berat, terlalu capek, dan menghindari stres. Soalnya, stres yang
berlebihan akan meningkatkan adrenalin sehingga terjadi penyempitan pada
pembuluh darah yang berakibat kurangnya aliran darah ke rahim. Bila terjadi
vaso kontraksi atau timbul reaksi kandungan untuk mengeluarkan bayi,
dikhawatirkan akan terjadi keguguran.

Yang tak kalah pentingnya adalah mempersiapkan diri menghadapi kehamilan.
Bila sebelumnya dirasakan adanya kelainan, seperti tumbuhnya tumor,
keputihan, infeksi leher rahim, kista, mengalami endometriosis, dll, perlu
segera diperiksa dan diobati agar bila kehamilan tiba, janin bisa tumbuh
baik dan lahir dengan selamat. (Nanny Selamihardja)

--

Hamil Anggur dan di Luar Kandungan

Kehamilan dikatakan di luar kandungan apabila janin menempel pada saluran
tuba falopi. Kehamilan macam ini hampir dipastikan akan gugur pada usia
kehamilan 2 - 3 bulan. Pasalnya, saluran ini tidak akan kuat menahan beban
dan bahkan berbahaya kalau sampai pecah.

Sebaliknya, kalau terjadi pada rongga atau dinding perut, kehamilan malah
bisa dipertahankan sampai usia janin cukup. "Kecelakaan" kedua ini terjadi
karena sel telur yang telah dibuahi saat keluar dari saluran telur jatuh
pada rongga atau dinding perut. "Kasus ini memang jarang, sekitar 4 per
100.000 kasus. Tapi beberapa pernah terjadi di Indonesia," cerita dr.
Ontowiryo

Kehamilan tidak normal lainnya adalah hamil anggur atau disebut mola
hidatidosa. Disebut hamil anggur lantaran muncul gelembung-gelembung
abnormal seperti anggur. Ini terjadi karena trofoblas atau sel luar berupa
blastokista, yang merusak mukosa rahim, terus mengisap bahan makanan dari
sang ibu.

Pada seseorang dengan hamil anggur, harus segera diambil tindakan karena
terus-menerus terjadi perdarahan yang warnanya agak kecoklatan. Pada umumnya
perut sang ibu lebih cepat membesar dibandingkan dengan kehamilan normal
(usia dua bulan seperti kehamilan 3 - 4 bulan) dan tidak terasa adanya
gerakan walaupun gejala lain sama seperti kehamilan normal.

Menurut dr. Ontowiryo, kasus mola seperti ini banyak terjadi karena faktor
malnutrisi. Gawatnya, hamil anggur yang tidak tertangani dengan baik
dikhawatirkan akan menjadi kanker jenis curio carcinoma. Walaupun termasuk
ringan karena 90% bisa disembuhkan dengan obat pembunuh sel kanker,
sebaiknya kanker ini dihindari.

Selain kedua jenis ketidaknormalan kehamilan tadi, ada lagi yang dinamakan
hamil semu atau ceudocyeses. Kehamilan tidak normal ini terjadi karena
faktor kejiwaan. Mungkin karena faktor keinginan yang terlalu besar untuk
hamil, seorang ibu bisa mengalami ciri-ciri layaknya orang hamil (berhenti
haid, mual, perut sedikit membesar). Bedanya, begitu diperiksa dengan USG,
tidak tampak tanda-tanda kehidupan janin dalam rahimnya. Tentunya di sini
terapi kejiwaan diperlukan untuk menyembuhkan dirinya dan kembali ke
kehidupan normal.

Intisari - Januari 2001


----- Original Message -----
From: Reni Ginasih <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, July 12, 2002 4:30 PM
Subject: [balita-anda] Hamil Anggur & Hamil Bocor


> Dear Ibus dan bapaks,
>
> Saya ada titipan pertanyaan dari teman sekantor, kebetulan istrinya sedang
> hamil muda (usia kandungan diperkirakan 7 minggu).
> Kondisinya tidak begitu baik sering keluar flek dan sekarang sedang
> bedrest. Oleh dokter sudah diberi obat BUFIRON dan NEURODEX untuk
> menghambat ( ?? ) keluar flek tapi tetap masih keluar.
> Kehamilannya ini adalah kehamilan yg kedua, sebelumnya keguguran di usia 3
> bulan dan diperkirakan dokter janinnya sudah tidak berkembang dari sebulan
> sebelumnya.
>
> Apakah ini yang disebut Hamil Bocor ? (selalu mengeluarkan fleks) dan
> apakah yang disebut dengan hamil anggur ? karena teman saya sangat-sangat
> khawatir dengan kondisi istrinya.
> Mungkin ada pengalaman seperti itu ? mohon pencerahannya...
>
> Terima kasih, sebelumnya dan maaf kalau sudah pernah dibahas....
>
> Salam,
> Reni
>
>
> >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>
>



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke