Minggu yang lalu terjadi pembunuhan 1 orang teroris di Temanggung oleh 1
peleton polisi anti teror. Prestasi polisi menemukan sarang teroris cukup
bagus, tetapi penyelesaiannya yang kurang bagus. Karena untuk menangkap 1 orang
saja, harus mengerahkan sekian banyak pasukan anti teror, berondong senjata dan
bahkan melakukan pemboman untuk 1 orang dalam rumah sampai mati. Nah, sekarang
setelah teroris yang diduga Noordin M Top itu mati, menyisahkan polemik baru.
Polisi ragu2 menentukan apakah mayat itu adalah mayat Noordin M top atau bukan.
Padahal setelah dilakukan pencocokan sidik jari, terbukti bahwa tidak sama
dengan sidik jari Noordin M Top. Karena polisi tidak yakin, maka masih menunggu
hasil DNA. Padahal menurut teori, apabila seseorang tidak sama sidik jarinya,
maka pasti DNA pun tidak sama, titik.