Meskipun kurang ngerti dengan pergerakan politik di tanah air, tapi dari sudut pandang pribadi saya, Anas Urbaningrum sepertinya lebih cocok memimpin PD. Pembawaaan tenang, cerdas dan tidak suka carmuk alias cari muka...
=================== mariki diiiiiiiii........!!!! =================== www.gooo-blog.co.cc http://ruang-kecilku.blogspot.com/ www.facebook.com/azhis ________________________________ Dari: Muhammad Ruslailang <daengru...@gmail.com> Kepada: Milis Angingmammiri <blogger_makassar@yahoogroups.com> Terkirim: Ming, 16 Mei, 2010 21:13:18 Judul: Re: [blogger_makassar] AM, Mulutmu Harimaumu Maega dui'na daeng... Di zaman dunia yg datar ini, kekuatan media dan duit bisa merubah kuadran keterpilihan seseorang, dari seorang yg public enemy bisa jadi public sweetheart.. AM, sosok opportunist berlatar akademisi itu membahayakan masa depan bangsa. Masih lbh santun rasanya bung Anas Urbaningrum. salama' http://daengrusle. wordpress. com FB/Gtalk: daengru...@gmail. com YM/twitter: daengrusle Pulsa dibiayai dari duit sendiri® ________________________________ From: Andi Zulkifli Nurdin <andi.zulkifli@ gmail.com> Sender: blogger_makassar@ yahoogroups. com Date: Sun, 16 May 2010 20:09:05 +0700 To: <blogger_makassar@ yahoogroups. com> ReplyTo: blogger_makassar@ yahoogroups. com Subject: [blogger_makassar] AM, Mulutmu Harimaumu Tabe Daeng.. Setelah resmi maju sebagai kandidat ketua umum Partai Demokrat, nama pria yang terkenal dengan kumisnya ini langsung melejit bak roket. Dalam setiap kali tampil, tak jarang para kaum hawa dibuat kesemsem olehnya. Andi Alifian Mallarangeng, (AM) pria keturunan bangsawan berdarah Bugis ini memang selalu menawan. Karier politiknya boleh dibilang berjalan mulus. Bersama-sama dengan Ryas Rasyid mendirikan PDK, dan akhirnya masuk istana sebagai juru bicara Presiden SBY. Walhasil dengan posisi yang strategis tesebut, kiprah AM semakin aktif dalam kancah perpolitikan tanah air. Dalam menghadapi media, doktor lulusan luar negeri ini selalu tampil tanpa cela. Perpaduan antara smart dan cool sangat cocok menggambarkan sosok AM. Tak salah memang jika SBY menunjuk AM sebagai jubirnya. Politik pencitraan yang memang lagi trendy saat ini sangat dibutuhkan untuk menghibur rakyat dari himpitan ekonomi dan carut marutnya hukum di tanah air. Dan melalui sosok AM, tujuan tesebut bisa tercapai. Sebagai imbal jasa, SBY kembali menunjuk AM sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga. Ini kembali menyiratkan betapa peran seorang AM sangat dibutuhkan. Sewaktu kampanye pilpres, AM kembali menunjukkan kapasitasnya. Di kandang lawannya, yang juga nota bene adalah kampung halamannya. AM melontarkan pernyataan yang menyulut kemarahan orang Sulawesi Selatan (bugis-makassar) . Dihadapan massa, AM mengatakan bahwa orang bugis belum saatnya jadi pemimpin. Pernyataan ini tentu ditujukan kepada Jusuf Kalla (JK) yang menjadi rival bosnya AM. Dalam konteks sekarang, majunya AM sebagai kandidat ketua umum PD menjadi sinyal bahwa pernyataannya dulu sudah tidak berlaku lagi. Apalagi dengan modal dukungan dari Cikeas, maka semakin lengkaplah modal AM untuk melenggang menuju kursi ketua partai bentukan SBY ini. Begitulah politik, ibarat lidah tak bertulang. Tidak perlu malu untuk menarik ucapan yang pernah dilontarkan sepanjang itu untuk memenuhi syahwat politiknya. Kita tentu hanya bisa tersenyum menyaksikan panggung dagelan politik yang dipertontonkan para politisi sekarang. Pencitraan sebagai "anak emas" SBY yang direpresentasikan dengan kehadiran Ibas dalam berbagai kesempatan kampanye AM adalah modal yang sangat besar. Figur SBY yang sangat kuat bisa menjadi batu sandungan bagi rival-rival AM. Sehingga sangat pas jika kita mengatakan, "Belum Saatnya Kita Mengganti SBY" -- www.soppengposonlin e.co.cc (Berita Terkini Seputar Soppeng)