Sorry, karena repot saya lama tidak menanggapi thread ini. Eniwe, supaya 
singkat dan padat saya bikin jawabannya titik per titik.

1. Identitas kecinaan tidak konfrontatif dengan identitas ke-Indonesia-an
Dari tulisan si mayatperempuan kelihatan jelas bahwa dia melihat adanya 
konfrontasi di antara identitas saya misalnya, sebagai 'keturunan Cina' 
di satu pihak dengan status politik saya sebagai 'Warga Negara 
Indonesia' di sisi lain. Ini adalah konfrontasi palsu yang tidak perlu 
diungkit-ungkit. Secara jelas saya punya dua identitas, yaitu (satu) 
sebagai keturunan Cina yang lahir dan besar di Indonesia dan dus (dua) 
saya warga negara Indonesia. Kedua *sumber identitas* ini sifatnya 
adalah saling melengkapi sebagaimana identitas Jawa-Indonesia atau pun 
Batak-Indonesia; dan sama sekali tidak bersifat konfrontasional seperti 
identitas Jawa lawan identitas Indonesia, atau pun identitas Batak lawan 
identitas Indonesia, di dalam rangka Republik Indonesia! Di dalam negeri 
saya sangat merasa 'Cina', tapi anehnya, di luar negeri saya justru 
merasa sangat Indonesia! Bagaimana kita mendamaikan kedua sumber 
identitas ini agar tidak konflik sendiri di dalam diri kita dan kemudian 
menjadi asal usul semua sakit jiwa? Kuncinya cuman satu: damaikan 
mereka, dan jangan dikonflikan!

2. Krisis identitas Cino di Indonesia itu jelas dan nyata
Tapi ini MURNI bukan cuman problemnya si cino kayak saya dan sebagian 
dari Anda; tapi juga problemnya si Batak-Indonesia, si Dayak-Indonesia, 
si Jawa-Indonesia! Singkatnya, problem si cino model saya ini HANYALAH 
satu prototype kecil dari problemnya SETIAP orang Indonesia karena 
SETIAP orang Indonesia sendiri otomatis punya identitas ganda; yaitu 
identitas dalam kerangka ke-Indonesia-annya dan dalam kerangka 
ke-suku-annya. Kalau saja saya ini tukang kotbah, maka dari dulu saya 
sekali secara konsisten saya telah mengartikulasikan hal ini 
sedalam-dalamnya, yaitu: 'Cino Indonesia, jangan sok eksklusif merasa 
diri sendiri yang paling jadi korban di Indonesia! Tapi, kembangkan 
PENGALAMAN Anda sebagai Cino di Indonesia itu untuk MERANGKUL pengalaman 
sesama kita di Indonesia dari suku-suku lainnya yang juga SAMA-SAMA 
menderita!

Saya sering mengambil contoh fiktif begini. Saya dengan muka Cino saya 
nyerempet mobilnya tentara di jalanan, si tentara pun turun dengan 
garangnya dan langsung ngaploki saya. Okey! Nah, dalam konteks begini 
Cino GOBLOG bakal langsung bilang si tentara itu RASIS dan ngaploki saya 
SEMATA-MATA hanya karena muka saya muka Cino! Ini adalah reaksi goblog 
yang buta tuli sama kenyataan!? Tahu kenapa? Karena, KALAU SAJA muka 
saya sama-sama coklatnya dan sama-sama huananya sama mukanya si tentara, 
maka tentu saja saya bakal tambah mampus disiksa si tentara dalam 
konteks kejadian yang serupa, yaitu 'nyrempet mobilnya si tentara'. 
Gara-gara muka saya muka muka Cino, maka si tentara pun masih mikir 
'kalau-kalau' muka saya yang Cino ini kenal dengan atasannya!? Tapi, 
coba saja muka saya ini mukanya si kulit coklat, maka nggak cuman 
ditampar, muka saya pun diinjek-injek sama si TNI/ABRI bajingan itu!

Anda para Cino di sini HARUS sadar atas realitas itu!

Kita itu ditindas BUKAN karena KITA CINO atau pun karena Indonesia itu 
secara 'de facto' rasis model tulisannya si tolol Wong Chi No di 
milis-milis, tapi karena Negara Indonesia itu memang yang masih sangat 
represif dan sangat barbar!

Singkatnya, JANGAN secara eksklusif menggolongkan kasus Anda sebagai 
kasus tersendiri yang UNIK sebagai 'nasibnya si Cino di Indonesia'; 
tapi, kembangkan kasus diskriminasi tersebut menjadi wacana GENERIK atas 
SALAH SATU CONTOH kasus penindasan terhadap salah satu suku bangsa di 
Indonesia dalam rangka penegakan IDENTITAS ke-Indonesia-an!

3. Integrasi si Cino, atau pun Asimilasi si Cino ... sudah terbukti GAGAL
Dan bukan cuman di Indonesia toq proses begituan GAGAL! Di Perancis pun 
itu gagal sebagaimana bisa kelihatan jelas di TV-TV belakangan ini! Juga 
di Amerika! Karena itulah, di Amerika pun mereka meninggalkan kebijakan 
asimilasi alias 'melting pot' dalam aksen Inggrisnya dan memprioritaskan 
'affirmative action'.

'Affirmative action' sukses besar bukan cuman di Amerika, tapi juga di 
Singapore. Di Singapore dan di Amerika muka-muka Cino tanpa 
sungkan-sungkan pacaran dengan muka-muka India atau pun Melayu; bukannya 
kayak di Indonesia di mana Cinonya malah merasa paling tinggi sendiri, 
paling jadi korban sendiri dan paling beradab sendiri! Mentalitas Cino 
goblog nan feodal kayak mentalitasnya para Cino di Indonesia inilah yang 
perlu kita kikis habis!

Tapi cara pengikisan itu pun tidak bisa melalui jalur ASIMILASI di mana 
si Cino dibuat MENJADI dan DIPAKSA jadi 'Indonesia nan abstrak'; si Cino 
sebaliknya harus dibiarkan eksis dan KO-eksis dengan suku-suku lainnya!

4. Singkatnya
Singkatnya, Cino di Indonesia memang adalah si minoritas atau pun si 
suku yang secara kultural maupun sukuis KEBETULAN sekali memang lebih 
dari pada suku-suku yang lain. Orang Indonesia dari suku mana saja yang 
mau tutup mata sama fakta ini yach lebih baik memperbaiki kaca matanya 
biar bisa melihat lebih jelas.

TAPI, itu jangan lantas dilihat sebagai alasan untuk MERASA SUPERIOR dan 
LEBIH dibandingkan dengan suku-suku lainnya!

Cino Indonesia itu 10000000000 kali masih lebih untung nasibnya 
dibandingkan, misalnya, orang Aceh atau orang TimTim dulu. Faktanya, 
orang Aceh atau TimTim itu secara bajingan sekali disiksa sama si 
tentara-tentara Indonesia anjing itu jauh lebih buruk dari pada 
perlakuan terhadap suku Cino-Indonesia.

So, berpikirlah secara luas dan obyektif model:
a. Cino-Indonesia didiskriminasi? Iya, memang! Tapi suku-suku lain pun 
juga didiskriminasi secara sistematis oleh wacana ke-Indonesia-an ini 
dan lebih buruk lagi, suku-suku lain itu BETUL-BETUL disiksa DI TANAH 
KELAHIRAN mereka sendiri, nggak kayak si Cino yang disiksa karena dia 
sukunya suku asing!
b. Cino-Indonesia diperlakukan tidak adil? Iya, memang! Tapi suku-suku 
Indonesia lainnya pun juga didholimi oleh para penguasa di negara fasis 
Pancasilais ini! So, jangan sok eksklusif merasa diri sendiri yang jadi 
korban model tulisannya cino-cino goblog kayak si Wong ChiNo itu!

Kita keturunan Cino di Indonesia ini punya satu keunggulan yang TIDAK 
dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia. Yaitu: kita punya dukungan 
internasional. Waktu perempuan Cino disikat sama tentara-tentara 
bajingan, maka Cino huaqiao sedunia pun langsung teriak-teriak menekan 
si Indonesia!

Tapi coba waktu si perempuan Aceh atau TimTim tempeknya dijejelin 
bedilnya tentara Indonesia; maka si perempuan itu yach membujur 
sendirian jadi mayat kesepian! Tidak ada satu orang pun yang sudi 
berteriak atas kematiannya; nggak ada satu orang pun yang merasa 
keberatan dengan fasisme si TNI/ABRI bajingan di Indonesia itu!

Betapa beruntungnya jadi Cino!

So, Cino Indonesia, HORIZONTAL-KAN pengalaman Anda itu! Artinya, Anda 
disiksa? Okey, tapi lihat juga tetangga Anda si Aceh, si Dayak, si Bali, 
si Maluku yang juga disiksa! Pengalaman Anda itu sebagai Cino di 
Indonesia itu jangan malah diekspose sendirian menjadi SEOLAH-OLAH saja 
satu kasus yang terpisah dan unik dari kasus-kasus lainnya di dalam 
bingkai ke-Indonesia-an sialan ini!

Sekali Anda bisa begitu, maka Anda pun bisa langsung berdamai dengan 
identitas Anda! Anda jadi Cino di Indonesia, sekaligus jadi orang 
Indonesia juga?

Ngerti nggak?



JD

--------------------------------
mayatperempuan wrote:

> Dirgahayu
>
> saya kira, beberapa kalangan tionghoa tidak
> pernah memiliki 'krisis identitas' seperti
> yang dituduhkan beberapa kalangan. beberapa
> kalangan tionghoa ini pun tidak pernah punya
> semacam 'loyalitas ganda' terhadap negara.
>
> sebut saja kalangan BAPERKI dan tokoh-tokoh
> seperti LIEM KOEN HIAN, SIAUW GIOK TJHAN, YAP
> THIAM HIEN, GO GIEN TJWAN, TAN LING DJIE dsb.
> mereka-mereka ini agak berbeda dengan ketokohan seperti
> Injo Beng Goat yang pernah mendukung kolonialisme
> belanda tetapi bersikap sangat heroik pasca
> kemerdekaan 17 agustus 45 atau berkelakuan
> seperti Junus Jahja yang kalo udah ngomong
> 'lebih pribumi dari pribumi'.
>
> beberapa kalangan leluhur tionghoa yang datang
> ke nusantara ini pun telah "berdamai dengan
> hati dan pikiran" mengenai 'identitas tionghoa'.
>
> ya, kami beretnis tionghoa dan berbudaya lain
> dengan saudara-saudara jawa, batak, sunda, madura.
> tetapi kita tetap bersaudara. dan 'bersaudara'
> tidak berarti kehilangan identitas tionghoa kita.
> seperti layaknya, seorang saudara sepupuh tidak
> meminta saudar sepupuh lainnya untuk berganti nama
> yang identik dengan namanya atau apalagi berganti
> kelamin. tetapi tetap mereka bersaudara dalam
> satu keluarga besar. antara etnik tionghoa dan
> suku-suku lain tetap bersaudara di dalam keluarga
> indonesia. 
>
> identitas tionghoa dan budaya tionghoa lebih
> tepat dikatakan 'DIPERMASALAHKAN' oleh golongan
> rasis anti-tionghoa yang berkehendak menyingkirkan
> golongan etnik tionghoa dari muka tanah indonesia,
> negara yang turut diperjuangkan oleh segolongan
> tionghoa dengan wadah PARTAI TIONGHOA INDONESIA dan
> juga didukung oleh TIONGHOA HWE KOAN (THHK) dan
> harian SIN PO yang sama-sama menentang imperialisme
> dan kolonialisme eropa sekalipun dengan konsep yang
> berbeda.
>
> sehingga yang tampaknya harus
> 'berdamai dalam hati dan pikiran' adalah mereka-mereka
> yang sampai saat ini merasa canggung dengan keberadaan
> tionghoa di Indonesia. ingatlah, seorang tionghoa bangka
> yang bernama Tony Wen turun merobek bendera belanda
> di hotel orange yang legendaris itu.
>
> akibat politik 'mempersalahkan tionghoa' mungkin
> menjadi salah satu penyebab munculnya milis budaya
> tionghoa ini.
>
> tetapi peringatan bung JD mengenai betapa luasnya
> budaya tiongkok itu perlu dan mesti dihayati oleh
> teman-teman yang mengorganisir milis budaya tionghoa
> ini.
>
> benarlah apa yang dikatakan oleh bung JD. bahwa begitu
> banyak budaya yang dihasilkan oleh peradaban yang berusia
> 5000 tahun itu. dan hendaknya kawan-kawan BT tidak
> menjadi subjektif dan partial hingga menjadi chauvinistik
> dalam menentukan apakah seseorang itu tionghoa atau
> setengah tionghoa. jangan meniru kalangan 'baba'.
>
> ada satu hal yang lebih mengikat kalangan tionghoa
> yaitu DARAH.
>
> Mayat
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Budaya tionghoa ada, yaitu budaya Cina rantau yang berdiam di
> Indonesia
> > dan menyebut diri suku Tionghoa, hehehe. Istilah nya budaya Cina
> > Peranakan, kalau di singapur/Malay dibilangnya budaya Nonya/Baba,
> disini
> > namanya budaya Tionghoa, hihihi. Rada maksa ngga apa-apa lah,
> pokoknya
> > ada, lain dari yang beda.
> >
> > Saya baru tahu ada perbedaan antara huaqiao dengan huayi, ooo,
> ternyata
> > saya ini huayi, bukan huaqiao toh. Lha kalau yang disebut chinese
> > overseas itu yang huaqiao atau yang huayi atau dua duanya? Kalo
> cina
> > diaspora smaa chinese overseas sama atau beda?
> >
> > Menarik sekali. Beberapa literatur pun menyebutkan bahwa masalah
> orang
> > tionghoa pada dasarnya adalah masalah 'identitas'
> >
> > Koh, apa maksudnya tuh berdamai dengan identitas? 




------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose.org helps at-risk students succeed. Fund a student project today!
http://us.click.yahoo.com/LeSULA/FpQLAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke