--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Whatever you say,
> It happened, sudah terjadi, dimasa lalu
> Sudah lewat,
> Dan gak peduli lu teriak berapa kali,
> Toh enggak bisa direset ulang untuk diperbaiki seharusnya gimana?

Sorry jadi ikutan neeh ...
bukan maksud kawan untuk mengungkit masa lalu, saya mengerti dari awal
saya perhatikan, bahwa sebenarnya kadang masa lalu itu mempengaruhi
untuk mengambil keputusan dimasa yang akan datang.Kalau kita tidak
tahu persis apa yang terjadi dimasa lalu pastinya akan melakukan
kesalahan yang kedua kali (kalau salah,kalau benar berarti kan untuk
kedua kalinya benar).Begitu kawan.


> Mendingan lihat masa sekarang.

Jadi wondering why neeh?
sebenarnya apa yang anda lihat dimasa sekarang? kalau berkenan bisa
dipresentasikan ke milist, saya rasa kawan odeon pasti senang
membacanya, apalagi diberikan bukti otentik.
kan kita berdana intelektual dan bukan memperebutkan siapa yang salah
dan benar.Cuma beda kadar pencerahan saja kog kawan.


> Sekarang bagaimana? Pakai nama tiga suku kata, khan tidak ada masalah?
> Tapi apa masih ada yang masih mau bikin akte lahir demikian
> Sementara lagi pada euphoria kasih nama ala telenovela begini?

Mungkin ada benarnya juga kawan apa yang disampaikan tersebut
diatas.cuma kalau boleh disambut dengan kegembiraan dan kewaspadaan
sekaligus.semuanya kan kg ada yang kekal dong ... terutama di NKRI
ini, kadar aniccanya sangat tinggi sekali :)
hal yang membuat tersebut diatas adalah trauma.Mungkin kita belom
lahir disaat semua itu terjadi, dan mungkin juga ada yang mau cerita
dari milist ini yang lahir dan pelaku sejarah atau korban atau
sejenisnya bisa langsung angkat suara, jadi berdana lagi terhadap
kebodohan2 kita semua, ya kan?
Kalau saya sendiri mengalami kog mengenai pergantian nama tersebut.bhw
once upon the time saya membuat ktp di salah satu kelurahan kemudian
saya diminta untuk mengganti agama yang saya anut dengan mayoritas
agar segala pengurusan dipermudah (saran dari staff nya) dan selain
itu pula biaya untuk merapikan sebuah ktp sampai sepuluh ribu
rupiah.karna ortu saya tempramental, langsung dibuang ktp tersebut ke
arah staff nya dan setelah ditinggal jalan, staff tersebut memanggil
lagi dan di laminatinglah ktp tersebut, yang unik nya adalah pada saat
penyerahan ktp itu disebuah loket ( karna staffnya beda antar yang
meyerahkan dengan laminating ) dilempar baliklah ktp itu.
Mungkin kawan ulysee_me mau mencoba ? siapa tahu sudah berubah dan itu
menjadi masa lalu, dan silahkan posting ke milist ini, lagi2 berdana
intelektual agar orang2 rendah seperti saya bisa lepas dari trauma2
ini.terimakasih sebelumnya ya.










.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




SPONSORED LINKS
Indonesia Culture Chinese


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke