Nahhh ini baru menarik, 
 
Loocianpwee, selama ini gue berteori bahwa yang bikin kerusuhan itu yang
mau menggulingkan kekuasaan. 
Kalau teori kebalikan bahwa yang bikin kerusuhan itu yang mau
mempertahankan itu gimana ya?
 
Gue cuman pernah baca dari catatan hariannya Soe Hok Gie, 
bahwa pemerintah yang berkuasa jaman itu mau mengusahakan supaya demo
mahasiswa disusupi orang-orangnya, pada saat lewat di GLODOK,
supaya ntar jadi isu kerusuhan rasial, lalu mahasiswa yang jadi kambing
itemnya,
 tapi waktu itu tidak berhasil lantaran mahasiswa dapet bocoran.
Jadi demo nya ngga jadi ke KOTA tapi ke arah tanggerang terus bakar SPBU
nya pertamina gitu kalu ga salah. 
 
Cerita dunks, waktu Malari gimana?
Di lapangan Banteng kayak apa?
Pembajakan Woyla juga gue baru denger sekarang, ntar gue google ah.
Bom Stupa Borobudur bisa mempertahankan kekuasaan? Gemana tuh ceritanya
tuh? Kayaknya seru tuh. 
Kerusuhan yang direkayasa untuk mempertahankan kekuasaan itu pegimana
teorinya?
 
-----Original Message-----
From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Akhmad Bukhari
Saleh
Sent: Wednesday, May 23, 2007 10:32 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Peringatan Tragedi Mei 98 di Los Angeles
 
<skip>
Tetapi perlu ada catatan bagi pandangan Ul-djie ini.
Kerusuhan Mei '98 bukanlah ditujukan untuk menggulingkan pemerintahan
atau kekuasaan. Tetapi justru suatu kerusuhan yang direkayasa untuk
mempertahankan kekuasaan!
Taktik ini, controlled upheaval, sudah berkali-kali dilakukan, sejak
Malari,
Lapangan Banteng, Pembajakan Woyla, Bom BCA, Bom Stupa
Borobudur, GAM Aceh pra DOM, dan selalu berhasil. Karena itu OrBa
ketagihan untuk melakukannya lagi ketika kekuasaannya tererosi parah
saat
itu
Namun ketika dilakukan lagi di tahun '98 itu, segala sesuatunya melebar
keluar kontrol, karena kondisi ekonomi masyarakat yang sangat parah
akibat kris-mon.

Wasalam.
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke