Satu pendapat yang baik bung Danar. Salut akan ketajaman bung melihat 
masalah dan mempertahankan keadilan.

Disaat pengaruh perang-dingin yang memanas ditahun-tahun 60-an itu, dimana 
tercermin dalam pergulatan politik di Nusantara ini, pertarungan antara 
Angkatan Darat disatu pihak dan PKI-Soekarno dipihak lain menjadi lebih 
sengit. Tidak dapat dihindari ada saja segelintir orang yang ikut mengutuk 
"Ke-Cina-an" hanya untuk mendapatkan "Kepercayaan", "KESETIAAN" pada RI! 
Tanpa mempedulikan hakasasi manusia yang diinjak-injak, tidak lagi 
mempedulikan bahwa tindakannya itu tidak memperlakukan manusia sebagai 
manusia. Tapi, ... justru orang-orang macam ini juga yang paling cepat ganti 
haluan begitu hubungan baik dengan Tiongkok, lebih dahulu melompat kedepan 
merebut hati untuk mendapatkan usaha dari Tiongkok. Sungguh luar biasa, ... 
seolah-olah tidak pernah dia lakukan dirinya sebagai pelopor mengganyang RRT 
dan merusak hancurkan Kedutaan RRT 41 tahun lebih yl.

Ya, semoga bangsa ini lebih cepat dewasa, berani mengoreksi kesalahan yang 
telah dilakukan untuk maju kedepan lebih cepat deengan menggerakkan segenap 
potensi sesuai dengan kemampuan setiap orang, tanpa membeda-bedakan adanya 
perbedaan ras, suku, etnis dan agama. Ber-Bhineka Tunggal Ika sebaik-baiknya 
diwujudkan dalam kenyataan hidup bermasyarakat. Bersama-sama sekuat tenaga 
membangun masyarakat adil dan makmur.

Salam,
ChanCT


----- Original Message ----- 
From: RM Danardono HADINOTO
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, 10 September, 2007 22:01
Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Imlek


Inilah mas Liang U, yang sangat menyedihkan.

Mungkin sekali tokoh yang saya kisahkan itu, dianggap pahlawan dalam
kebanggan beberapa orang "menumpas" apa yang dinilai sebagai
pembrontakan, yang kini masih menjadi proses pelurusan sejarah.

Yang jelas, pengutukan "Ke-Cina-an" oleh orang itu, yang
walau "hanya" diarahkan pada Kedutaan RRT (yang bagaimanapun adalah
tamu sebagaimana tiap perwakilan diplomatik), tetapi JELAS telah
mengawali masa gelap kelam bagi seluruh komunitas Tionghoa di
Indonesia. Identitas budaya Tionghoa di-niihilkan, sebagian
dilarang, kata Tionghoa, yang saya kenal sejak kecil sampai saya ke
LN tahun 66an, dienyahkan diganti "Cina" dengan sadar konnotasi
negatif.

Banyak teman teman baik saya Tionghoa yang dikejar, dijebloskan ke
penjara, bahkan ada yang saya tahu hilang tanpa bekas. kalau ini
layak dibanggakan sebagai penumpasan pembrontakan? Apalagi lagi,
kalau disadari, saudara saudara Tionghoa dalam Ke-Tionghoa-an tak
bersalah sedikitpun sehingga tragedi kelam itu terjadi! Kok kini
orang itu membantu membrangus budaya Tionghoa yang sejak masa
Laksmana Zenghe telah menyatupadu dengan budaya budaya di tanah Air?

Bukankah tragedy sedih ini sangat berkaitan dengan Imlek, yang
termasuk yang dienyahkan kala itu? jangan tanya Barongsay dan hal
hal lain. Bukankah mulai saat itu, kuil kuil terpaksa berlindung
dibawah sebutan vihara?

Semoga bangsa ini kian dewasa dalam membangun badannya dan jiwanya.

Untuk itu terutama generasi muda Tionghoa dipanggil untuk lebih
merapatkan jajaran demi ke-Bhineka-an bangsa yang adalah akar kita
bersama. Rumah ini adalah rumah kita, keberagaman adalah kekayaan
kita.

Salam budaya

Danardono







--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebetulnya tindakan begitu, menaruh kepentingan pribadi di atas
kepentingan umum, ia melihat kesempatan untuk menjadi terkenal
meskipun harus menghianati sukunya sendiri. Akhirnya UUD juga, dia
ikut makmur zaman orba kan?
> Semoga pada masa yad orang demikian akan berkurang, kalau tak bisa
sekali gus hilang. Lupa kacang kan kulitnya, kata orang bijak zaman
dulu.
> Orang yang kehilangan budaya akan menjadi sangat berbahaya, kata
Lee Kuan Yew, karena itu di Singapore tiap suku, Tionghoa, Melayu
dan Indonesia, diberi dana untuk mengembangankan budaya dan bahasa
masing-masing.
> Kita lihat bangsa yang kehilangan budaya. Di USA adalah orang
hitam. Mereka sudah mengadop budaya putih, agamanya, bahasanya,
namanya dll. Tapi tetap bukan putih, sehingga mereka kehilangan jadi
dirinya, akibatnya hidup menjadi tanpa arah, kriminalitas tinggi.
Lalu muncul kesimpulan dangkal, orang hitam jahat, malas, bodoh,
semua ide rasialisme dikeluarkan, padahal mereka adalah warga USA,
sama dengan orang putih. Kasihan. Semoga kita jangan menempuh jalan
mereka, sadarlah dari sekarang. Orang Tionghoa yah tetap Tionghoa,
warga negara bisa bermacam-macam, tempat tinggal bisa bermacam-
macam, apalagi sekarang zaman globalisasi. Dr. Han yang sekarang
sedang menderita sakit, dapat kita jadikan teladan, ia lahir di
Indonesia, pernah tinggal di Shanghai, sekarang di Nederland, di
sana bahkan ia membentuk persatuan orang Tionghoa, demi kepentingan
orang Tionghoa di sana, buka demi "UUD" seperti di kita.
> Salam
> Liang U
>
>
> ----- Original Message ----
> From: RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Friday, September 7, 2007 10:46:51 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Imlek
>
> Iya mas, saya ingat dizaman mahasiswa dikemelut tahun 65an, dimana
> gedung Kedutaan Besar RRT diganyang massa, yang sedihnya banyak
> diantaranya saudara saudara mahasiswa Tionghoa, dipimpin oleh
> seorang yang kemudian jadi tokoh dari organisasi think tank rezim
> totaliter , yang kita kenal dehh, dan beteriak " Sialan nihh
> kedutaan Cina". Seperti anda katakan, agar diterima
dirumah "baru"...
>
> Sedihhhh
>
> salam
>
> danardono
>
> --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, agung setiawan
> <agoeng_set@ ...> wrote:
> >
> > yah gimana donk om, sekarang kan lagi trend untuk
> > ajaran yg disuruh melupakan budaya sendiri, trus akuin
> > budaya org laen sebagai budayanya. buat mereka jgn
> > cuma jadi tamu di rumah sendiri, disuruh bakar rumah
> > sendiri beserta sodara2nya juga ok aja kok. yg penting
> > perbuatannya bisa membuat mereka di terima di rumah yg
> > baru yg biasanya emang keliatan lebih bagus dari rumah
> > sendiri. hehhehe
> >
> > --- RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@ ...>
> > wrote:
> >
> > > Iyalah mas, budaya ya budaya, agama ya agama. Semua
> > > ritual yang
> > > termasuk budaya adalah terbuka bagi mereka yang
> > > termasuk dalam
> > > budaya itu. Ibarat rumah yang menaungi semua
> > > anggauta keluarga yang
> > > berakar dirumah itu..
> > >
> > > Alangkah sedihnya. bila disebabkan akidah kita
> > > merasa asing dirumah
> > > budaya sendiri..
> > >
> > > salam
> > >
> > > Danardono
> > >
> > >
> > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Skalaras"
> > > <skalaras@>
> > > wrote:
> > > >
> > > > Ikut perayaan agama orang lain itu lain dengan
> > > merayakan perayaan
> > > agamanya sendiri Bung Jimmy!
> > > >
> > > > SBY juga bisa menghadiri undangaan perayan Waisak,
> > > tapi statusnya
> > > sebagai Tamu, bukan Tuan Rumah! sikapnya pasti lain
> > > dibanding kalau
> > > dia merayakan Lebaran!
> > > >
> > > > Masak orang Tionghoa yang non Khonghucu harus
> > > menempatkan dirinya
> > > sebagai tamu jika ingin ikut merayakan Sincia?
> > > Absurd bukan?
> > > >
> > > > Orang Tionghoa yang beragama lain berhak merayakan
> > > Sincia karena
> > > ini adalah perayaan budayanya sendiri !!! tal ada
> > > sangkut pautnya
> > > dng agama.
> > > >
> > > > Mas Erik, tak usah kecil hati, tidak ada satu
> > > agamapun di dunia
> > > yang berhak mengklaim perayaan Tahun Baru Imlek
> > > adalah milik
> > > agamanya! dilihat dari sejarah manapun, Sincia
> > > dirayakan seluruh
> > > masyarakat Tionghoa di dunia, tak peduli agamanya
> > > apa! Anggota
> > > partai Komunis Tiongkok yang atheispun juga
> > > merayakan kok. Mereka
> > > yang mencoba menciutkan makna sincia dng pengertian
> > > perayaan agama
> > > mungkin tidak sadar, mereka telah melakukan
> > > pengebirian terhadap
> > > budaya Tionghoa yang jauh lebih kaya dibanding
> > > batasan sebuah
> > > agama !!!
> > > >
> > > > Salam,
> > > > ZFy
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > ----- Original Message ----- 
> > > > From: Jimmy Tanaya
> > > > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> > > > Sent: Thursday, September 06, 2007 5:39 PM
> > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: Makna Imlek
> > > >
> > > >
> > > > Rekan Erik,
> > > >
> > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "Erik"
> > > <rsn_cc@> wrote:
> > > > >
> > > > > Saya sebagai etnis Tionghoa yang tidak
> > > beragama Konghucu
> > > sangat
> > > > > keberatan dengan pernyataan anda seperti itu.
> > > Bagaimana
> > > mungkin saya
> > > > > bisa ikut merayakan tahun barunya umat agama
> > > lain (dalam hal
> > > ini
> > > > > Konghucu) sedangkan hari raya agama saya
> > > adalah Natal dan
> > > Paskah, dan
> > > > > tahun baru yang biasa saya rayakan adalah
> > > tahun baru Masehi.
> > > >
> > > > Ya boleh2 saja toh. Kenapa harus terkotak2 bahwa
> > > karena beragama
> > > > tertentu maka tidak boleh mengikuti perayaan
> > > agama/non-agama
> > > lain? Toh
> > > > mengikuti perayaan (or ikut merayakan) tidak
> > > membuat anda
> > > otomatis
> > > > menjadi pengikut agama/non-agama tersebut.
> > > Bedakan antara
> > > perayaan dan
> > > > ibadah.
> > > >
> > > > Sejauh yg saya tahu, agama kristen juga tidak
> > > selalu bertentangan
> > > > dengan budaya/tradisi tionghoa. Misal
> > > penghormatan pada leluhur
> > > tidak
> > > > harus selalu dilakukan dengan sembahyang atau
> > > memberikan
> > > sesajian.
> > > > Personally, memang agama (apapun) dan budaya
> > > (apapun) tidak perlu
> > > > dipertentangkan.
> > > >
> > > > Maka meskipun perayaan tahun baru imlek (misal)
> > > dianggap perayaan
> > > > agama lain; ya sah2 saja kalau anda mau
> > > merayakan/tidak
> > > merayakan.
> > > > Kalau anda tidak nyaman dengan beberapa ritual
> > > perayaannya, ya
> > > tidak
> > > > perlu diikuti toh atau sesuaikan saja dengan apa
> > > yg anda yakini.
> > > >
> > > > > Apa relevansinya saya sebagai seorang beretnis
> > > Tionghos dan
> > > beragama
> > > > > Nasrani harus dilibat-libatkan dalam hari raya
> > > dan tahun
> > > barunya
> > > > > orang lain??
> > > >
> > > > Banyak pak. Menjalin hubungan kekeluargaan,
> > > toleransi,
> > > persahabatan,
> > > > saling menghormati, memahami, dll. Justru
> > > kegiatan "saling
> > > melibatkan"
> > > > ini yg perlu didukung, bukannya kegiatan
> > > "ekslusifis" (alias
> > > tidak
> > > > melibatkan).
> > > >
> > > > Anda pernah ikut buka puasa? atau malah ikut
> > > lebaran? maupun
> > > perayaan
> > > > "agama" lain2nya? kalau belum, cobalah sesekali
> > > mengikutinya
> > > paling
> > > > tidak menikmati sebagai "turis". Kemudian
> > > cobalah mengundang
> > > orang2
> > > > dari kelompok (agama, suku, dll) lain utk hadir
> > > dalam perayaan2
> > > anda
> > > > (natal, dll) bukan dalam rangka penyebaran
> > > agama/paham/ dll
> > > melainkan
> > > > "sekedar" menjalin relasi dan mengucap syukur.
> > > >
> > > > Btw, banyak/ada juga lho org tionghoa beragama
> > > apapun yg masih
> > > > terlibat dalam perayaan tahun baru imlek (maupun
> > > agama/budaya
> > > lainnya).
> > > >
> > > > > Tidak semua orang Tionghoa beragama Konghucu
> > > pak!!
> > > >
> > > > Betul, dan tidak semua orang tionghoa beragama
> > > kristen/agama yg
> > > > lainnya. Lalu maksud anda apa? Bahwa karena
> > > tidak semuanya
> > > konghucu
> > > > maka perayaan tahun baru imlek harus
> > > "dibebaskan" dari nilai2
> > > > agama/kepercayaan?
> > > >
> > > > Lah kalo sejarahnya (seperti yg ditulis oleh
> > > rekan indarto)
> > > adalah
> > > > demikian (e.g. berkaitan dengan konghucu);
> > > apakah sejarah ini
> > > harus
> > > > dihapus?
> > > >
> > > > salam,
> > > > jimmy
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > [Non-text portions of this message have been
> > > removed]
> > > >
> > >
> > === message truncated ===
> >
> >
> >
> >
> >
> ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> ____________ ___
> > Take the Internet to Go: Yahoo!Go puts the Internet in your
> pocket: mail, news, photos & more.
> > http://mobile. yahoo.com/ go?refer= 1GNXIC
> >
>
>
>
>
>
>
_____________________________________________________________________
_______________
> Park yourself in front of a world of choices in alternative
vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center.
> http://autos.yahoo.com/green_center/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :.


Yahoo! Groups Links




[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to