past is history, tomorrow is future.

drpd ribut dulu kita diapain,
mendingan mikir next step mau ngapain. dulu direndahkan pasti ada
sebabnya tapi kenyataannya skrg siapa yg berani meremehkan china,
calon perdana menteri australia pun sekeluarga bisa bahasa mandarin,
ketua perfilm an perancis diwawancara pakai bahasa mandarin. dimana
mana bahasa mandarin mulai dipakai, apa itu gara2 kebetulan? tentu
bukan, itu juga dari kerja keras yg dijalani secara disiplin dr jaman
deng, jiang sampai hu.

we may forgive but never forget.

sekian urun
rembug ide dari saya. 

terima kasih.

On 11/15/07, Jimmy Tanaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Nanggapi sedikit tulisan anda bung Zhou,
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Skalaras" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > 2. Karena kita berangapan istilah Cina itu rendah, kalau ada yang
> ngotot memakainya berarti rela direndahkan. ini konsekwensi pendapat
> dari golongan yang merasa istilah Cina rendah.
>
> Masalahnya, ini belum menjadi kesepakatan umum. Mungkin bagi generasi
> 60-an (or generasi senior), istilah cina tuh merendahkan. Tapi bagi
> generasi yg lebih muda, mungkin saja tidak. Apakah karena mereka tidak
> tahu sejarah? mungkin saja tidak (alias mereka tahu). Lalu kenapa
> masih tidak peduli? ya bisa saja karena penggunaan 'cina' saat ini
> tidak otomatis dalam intonasi menghina dan mereka tidak merasa istilah
> tersebut 'merendahkan'.
>
> Terlalu generalisasi anda bung.
>
> >sebaliknya, golongan yang merasa istilah Cina itu harum sehingga
> mati2an mempertahankannya silahkan mengklaim kelompoknya adalah
> golongan harum,  sejaki lagi, Dao Bu Tong Bu Xiang Wei Mei ....
>
> saling klaim mah terserah. Yg penting jangan menghakimi kelompok lain
> sebagai 'bau'. Apakah anda mau golongan anda disebut 'bau'?
>
>
> salam,
> jimmy
>
>

-- 
Sent from Gmail for mobile | mobile.google.com

Reply via email to