Sdr Jimmy, Semua hal bisa ditinjau dari banyak segi, ada kalanya kita perlu memilih apa yang harus kita omongkan dan tekankan.
Jika pendeta sedang bicara di gereja, yang ditekankan adalah perbaikan moral umatnya, Jika pimpinan politik sedang bicara dng rakyatnya, yang dibicarakan tentu maslah perbaikan sisitem. Seperti masalah belajar bahasa, Jika saya harus bicara ke "Orang Perorang", yang saya tekankan bisa jadi seperti anda, mendorong mereka untuk diam2 melawan, berusaha sekuat tenaga untuk belajar sendiri, bisa juga menyalahkan para orang tua yang kurang keras berupaya!. Tapi bila saya bicara di muka umum, saya justru harus mengkritik keadaan yang mempersulit mereka, justru tak pantas menyalahkan mereka yang telah ditimpa kesulitan. Jika di forum umum saya menyalahkan mereka, kesannya saya justru membela orang yang mempersulit mereka. Itu saja. Saya harap anda bisa mengerti hal ini. Salam, ZFy ----- Original Message ----- From: Jimmy Tanaya To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, February 04, 2008 1:49 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: Warga Tionghoa Hargai Jasa HM Soeharto Bung Zhou, > Dng kata lain, anda tidak setuju dong gerakan mahasiswa tempo hari > menggulingkan Pak Harto? apa lagi menuntut dibasmi penyakit KKN sagala? > mungkin mereka lebih baik introspeksi memperbaiki diri sendiri saja? Pertanyaan yg sulit. Karena secara kesejarahan, dalam batas2 tertentu, saya ikut dalam euforia demo. Tapi bila melihat 10 tahun yg berlalu dengan hasil yg 'mengecewakan', tentu hati menjadi sedih dan berpikir ulang ttg perlu tidaknya. Mungkin yg bisa saya jawab disini adalah, penggulingan suharto bukan karena KKN saja, tetapi tuntutan demokratisasi kehidupan politik, dll. Tuntutan pembasmian KKN (dll) perlu tetap dimajukan. Hanya saja, konsisten dengan pendapat saya sebelumnya, berhasil atau tidaknya pembasmian KKN bukan hanya terletak pada jatuhnya suharto, tetapi juga pada perubahan perilaku baik si pemberi maupun penerima. Bila tetap terjadi KKN, ya memang setiap orang perlu introspeksi. Jangan2 antara pemberi dan penerima sudah sama2 'nyaman' sehingga mereka tidak memperdulikan hukum/sistem baru. Please note, saya setuju bahwa sistem penting, demikian juga soal bagaimana kita menyikapi sistem tersebut (alias pilihan masing2 orang). Jadi misalnya dalam kasus sekolah mandarin, menurut saya sekolah itu penting (saya tidak pernah mengatakan itu tidak penting), tetapi bagaimana kita memacu diri utk belajar, dengan atau tanpa sarana, itu juga tidak kalah penting. Jadi apakah perlu menggulingkan Suharto, bila sejarah berulang, saya tetap memilih setuju penggulingan tersebut. semoga menjawab pertanyaan bung zhou. salam, jimmy [Non-text portions of this message have been removed]