ha..ha ..kelihatannya Aliantony ini...perman Medan yaaaaa
   
  nanti kalau pulang Medan....cari/hubungi Aliantony
   
  Eddy

ALIANTONY ALI <[EMAIL PROTECTED]> schrieb:
          salam bang thongshampah..boleh tahu nama thongsampah....thongsampah 
sampai sekarang masih bergaul ama orang gedung putih?dan thongsampah sekarng 
berada di mana?singapore?di medan dulu SMA nya di mana?sayang juga sekarang 
daerah sudirman ,babura,sparman sudah tinggal kennangan... rumah ehek ehek di 
babura juga udah di tumbangi jadi rumah makan JIMBARAN...ada waktu ke medan 
cari gue bung ..email aku aja ....memang sekarang medan tidak seperti dulu 
lagi..dalam kurun waktu 10 tahun ini semua berubah..... dari sejak judi tidak 
boleh di berlakukan...kondisi medan memang agak tersendat,,,,, yah begitu lah 
medan...LAS VEGASnya indonesia. 

thongshampah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:       Bung Bud,s yg baik.

Thongshampah, lahir di Jakarta tetapi besar di Medan.
Tahun 70 an ketika SMA, Thongshampah bergabung dgn anak Cardova
dan juga dengan anak anak Pondok Seng.
Kita sering kumpul kumpul 
di Jln Sudirman, Babura, S Parman, Imam Bonjol dll 
dan setiap sore, apalagi malam minggu kerjanya cuma kebut kebutan, 
apalagi dulu Thongshampah dikenal sebagai anak maen
yang naik nya Yamaha RD 125 Twin.
kami nyaris tiap hari naek ke Sembahe - Bandar Baru,
Dan pulangnya, tiap malam minggu, 
pasti banyak sekali undangan untuk pesta pesta Disco.
Pokoknya nostalgia Medan 75an yang indah sekali.

Dan seingat Thongshampah dulu,
kalau lagi berantem antar gank, 
bukan Thongshampah si cina ini yg takut dengan mereka
tetapi justru mereka yg mikir lawan anak Cardova dan Pondok Seng.

Diskriminasi justru dialami Thongshampah bukan dari teman teman
pribumi, melainkan oleh teman teman cina totok.
Bisa dibayangin, anak cina kelahiran Jakarta 
yang gak bisa omong Hokkien tetapi sekolah di sekolah Tionghoa.
Maka sebutan cina padang, kiau seng, bhak thau kak, phoa tang coan,
bak kia lo dll dll dll selalu diejekkan ke Thongshampah.
Dan setelah sekali dua kali kaki naik ke kepala
baru ejekan itu berhenti.

Dan mereka mereka yang totok ini justru sangat rasis
memandang orang yang sama sama cina 
tetapi tidak bisa dialek Hokkien.
Totally inferior, nista dan outsider.

Berangkat dari hal ini, bagaimana pula cara pandang mereka 
terhadap orang yang mereka sebut Huana, Fan Kui, inijen 
dapat dibayangkan.
Jadi soal diskriminasi, tergantung cara kita mengalaminya.
Itulah yg menyebabkan kemudian 
Thongshampah mati matian belajar dialek Hokkien 
Supaya tidak disisihkan oleh mereka.

Medan adalah wild wild west nya Indonesia
semua suku ada disana, dalam komposisi yang berimbang.
Dan itulah penyebab utama mengapa kerusuhan sosial 
jarang terjadi disana, walau semua maen dengan gayanya
sebab inter dependensi yang sangat tinggi.

Beberapa tahun terakhir ini ada fenomena menarik di sana
Poldasu menurunkan Team Pemburu Preman, 
yang mengejar preman preman pengompas cina itu
sampai ke sudut sudut kota.

Metode represive ini, sesaat mungkin bisa menekan angka kriminalitas
tetapi for the long run, 
akan menimbulkan benih benih kebencian yg dalam
dimana seolah olah polisi kerjanya hanya membacking cina.
dan bagi cina cina bebal tertentu, 
hanya membuat dia makin besar kepala
yang memperdalam dan memperbesar social descrepancy itu.

Istilah istilah "kapan dia tidak berak malam",
selalu sampai ketelinga Thongshampah 
ketika ngobrol dengan teman teman OKP di Gedung Putih
saat kunjungan ke Medan setiap tahun nya.
So, marilah kita sama sama mawas diri.
It takes two to Tango.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "BUD'S 1" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya juga setuju, Hukum harus ditegakan. untuk mendapatkan SIM harus
melalui
> prosedur yang benar dan benar2 lulus. kalau tidak tentunya Nyawa
orang lain
> yang dimakan ( nyawa dia sendiri masih ngak apa2 ).
> 
> Kalau untuk urus SIM, dijakarta dah gampang kok. ngak usah pakai
calo2an.
> Malah ada SIM keliling. Beberapa waktu lalu saya baru perpanjang SIM
saya,
> 1.5 jam beres semua dan tanpa ada keluar uang extra. tidak seperti
beberapa
> tahun yang lalu. malah semasa saya kuliah pernah seharian untuk yang
urusan
> ini di Komdak. Pernah juga 1/2 jam selesai karena pakai MEMO DINAS. Tapi
> dengan melihat kondisi terakhir, sudah tidak perlulah pakai MEMO2 AN
lagi,
> Tidak perlu pakai calo lagi. Semoga kinerja ini bisa dipertahankan
dan bisa
> menular ke Medan / POLDASU.
> 
> 




  Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

                           

       
---------------------------------
Beginnen Sie den Tag mit den neuesten Nachrichten. Machen Sie Yahoo! zu Ihrer 
Startseite!

Kirim email ke