Dr awal thn 1900 perkumpulang tionghoa n org2 tionghoa juga dah dirikan banyak 
sekolah n rumah sakit om, member2 disini yg rajin cuap2 doak juga banyak yg 
jadi guru gratisan tanpa sekolah, ada yg jadi tabib umum n ada juga yg suka 
bantu2 liat hong sui dll, semua juga dibayar seadanya ntidak milih2 pasien kok, 
setahu saya yah, yg saya ga tau seh mungkin ada juga yg jadi tukang peras yg 
aji mumpung. Hehhe 
Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "danarhadi2000" <[EMAIL PROTECTED]>

Date: Wed, 08 Oct 2008 13:44:20 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Ajaran Budaya Tionghua tentang memaafkan.


Karya nyata itu saya lihat di gereja GKI yang besar dan punya klinik. 
Yang datang buanyak sekali, kebanyakan bukan umat Kristen. Yang karya 
nyata itu dokter dokter dan para jururawat. Mereka sangat disambut 
oleh manusia yang membutuhkannya, biasanya orang tak mampu.Mereka itu 
model model ibu Teresa. Tidak bicara mengenai Tuhan, tapi 
menyembuhkan!

Tapi tak ada diantara tenaga kaarya nyata ini yang khotbah tuh? Dan 
ini yang saya pribadi namakan, mengabdi pada Tuhan (walaupun Tuhannya 
pasien pasien lain lagi). Gak apa apa.

Kalau yang khotbah doang, juga disambut, salah salah dengan batu 
(kalau yang di hotel hotel mahal, amaaaannn).


Salam karya nyata

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> �
> Mengabdi pada Tuhan itu bukan karya nyata, Pak Tantono! �Karena 
Tuhan yang anda abdi hanya nyata bagi anda pribadi, tak�harus 
disimpulkan pasti nyata bagi orang lain bukan?
> �
> Anda menyebut disamping menjadi pendeta anda juga berkarya sosial 
yang lain, apakah anda menyalahkan pendeta2 lain yang hanya sibuk 
berkotbah dan membesarkan gereja? anda pasti tidak menyalahkan, 
karena mereka juga mengwemban�tugas yang mulia.
> �
> Dengan berkotbah �anda juga bisa menyadarkan orang lain untuk 
berkarya nyata, Persis! ini Jawaban yang baik, seperti kita2 disini 
yang bekotbah untuk menyadarkan orang2 lain tentang kebenaran 
sejarah, agar orang lain bisa tergugah untuk berkarya nyata, kotbah 
kita tentunya tak sia2 bukan?
> �
> �
> Selamat berkotbah!
> ZFy�
> �
> 
> 
> --- On Wed, 10/8/08, Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> From: Tantono Subagyo <[EMAIL PROTECTED]>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ajaran Budaya Tionghua tentang 
memaafkan..
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Date: Wednesday, October 8, 2008, 12:36 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Pertanyaan sederhana: Buat apa anda menjadi pendeta? kan lebih baik 
berkarya nyata yang langsung terlihat manfaatnya, semua orang 
sebaiknya dikerahkan untuk�mendirikan sekolah atau yayasan sosial 
membantu fakir miskin, tak usah menghabiskan waktu berkotbah segala?
> 
> Lha, jadi pendeta agar saya dapat mengabdi sepenuhnya kepada 
Tuhan.� Disamping jadi pendeta saya juga berkarya nyata kok, ada 
sekolah yang sudah saya dirikan, kalau saya jadi pendeta nanti 
disamping berkotbah saya juga masih akan berkarya nyata, bersama 
teman-teman di LSM dan dirikan sekolah lagi.� Dengan kotbah saya bisa 
ajak orang lain untuk berkarya nyata, jadi yang berkarya nggak cuman 
saya tapi juga banyak orang.� Salam, Tantono
>



Kirim email ke