Barangkali harus dibikin buku tanggapan, APA KATA HATI ORANG CINA dan APA KATA HATI ORANG TIONGHOA?
Atau bukunya tanggapannya nanti dikasih judul "Ada Apa Dengan 'CINA'?" AADC versi baru, hahahahaha Back to topik, kita mestinya malu nih, sampai ada yang spekulasi soal sebutan cina dan tionghoa, padahal menurut mereka yang disebut itu ya satu warna, satu jenis, apa bedanya? Berarti keruwetan yang sampai dibukukan ini sudah waktunya di urai. Nggak cuman di urai, kudunya dibikin kesepakatan, ke depan harusnya gimana? Kesepakatan di tangan generasi muda ajah, generasi engkong dan babeh harus pasrah, sebab yang menanggungnya nanti adalah yang muda-muda, generasi kini dan yad. Maka dasar sebutan harus bisa dipertanggungjawabkan dan di copy sampai seabad kemudian. Huehehehe, gimana, mau bikin acara bedah buku di Pangjay? huehehehe. Gue sih cari kesempatan kopi darat neh, udah lama kaga kumpul2. Kuatir itu pangjay keburu jamuran euy. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "hartantodedy" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Dear All, > > Maafkan saya (bukan ngajak perang), kalau melihat tulisan macam ini > jadi teringat masalah yang sudah dianggap tidak ada (selesai)"Totok > dan Babah". > Menurut saya pribadi kalau dibuat APA KATA HATI ORANG BABAH, pasti > ada beberapa point sama dengan APA KATA HATI ORANG PRIBUMI. > > Salam, > Dedy >