Kalo menurut pendapat saya pribadi, Tiongkok tetap akan maju, justru lebih maju, dari dahulu sudah nomor 1 krn tentunya tidak melewati masa gelap tutup pintu :) Jasanya tetap ada di rakyat, yang gigih, ulet, pintar bisnis dan rajin menabung. Tidak hanya di rrt saja, di indonesia dan negara lain juga demikian, banyak penduduk lokal iri karena melihat orang keturunan lebih maju dalam dagang, bahkan di malaysia, menurut rekan bisnis saya, orang china kalo mau bentuk PT (perusahaan) harus terdiri dari orang melayu dan orang china. Melayu disana khawatir kalau orang china terlalu menguasai bisnis n perekonomian (CMIIW) Umumnya orang china pikirannya dagang atau bangun usaha sendiri, mau di kuadran 3 atau 4 (kalo di bukunya Rich Dad Poor Dad), kalo jadi karyawan terus susah juga kalo mau cita cita beli rumah sendiri di tengah kota tanpa subsidi orang tua, betul khan? Sama seperti saya mendidik anak saya juga, agar dia bercita cita jadi pengusaha, itu bahkan bagus, menciptakan lapangan kerja buat orang lain, membantu negara juga. Seperti perkataan Sandiaga S. Uno: yang dibutuhkan negara adalah pengusaha. Yap, sebenarnya jangan orang berbondong bondong jadi caleg dan politikus, lebih baik jadi pengusaha, bangun bisnis yang banyak, menyerap tenaga kerja, inilah baru pahlawan memajukan bangsa. Tidak hanya diri sendiri yang makmur, juga banyaaak orang lainnya, meminimalisir pengangguran dan kejahatan akibat kemiskinan. Otomatis bangsanya maju, kuat dan hebat.
Liemshan -- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Lim Seng Goan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Apakah kalau bukan PKT anda bisa pastikan tiongkok akan tetap kuno dan > tidak maju pak ??? >