Iyaaa Broeeerrrr, setelah debat debut dan tanya sana sini akhirnya 
diputuskan, besok mau pada beli baju-bajuan dan rolex-rolexan buat 
ortu masing-masing yang udah meninggal tyus nanti bakar bakaran rame 
rame, yang nggak bisa datang boleh beli baju bajuan, terus di tulis 
nama yang mau dikirimin, tyus titip titipan sama yang bisa datang 
bakar-bakaran. 

Jadi besok gue mau belanja buat kirim kiriman nih broer, mau beli 
yang Versaci kayaknya, dan barangkali ada jam merk Colek bole juga, 
hihihi, entar abis belanja gue cerita deh ketemu barang antik apa 
aja, hehehehe....


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ChanCT" <sa...@...> wrote:
>
> Uuull, ... menarik juga perdebatan elu sama sepupu. Terus-terang 
gue sih juga udah kagak ngerti aturan tradisi yang benar, cuman jadi 
ingat ketika ibu mertua masih ada, kita semua juga lakukan itu bakar-
bakar uang kertas, baju-bajuan untuk arwah bapak mertua yang udah 
tiada. Di HK sini ada jual paket/set sebungkus lengkap dari duit, 
baju, sepatu, arloji-Rolex, ... jadi mestinya bukan cuman bakar duit 
aja, kali. Sebungkus itu boleh digunakan untuk seorang, boleh juga 
sekeluarga, melihat kemampuan keuangan kita sendiri, tentunya.
> 
> Gue rasa diakhirat sana, nggak ada urusan berbelanja keburu atau 
nggak, cukup dikirimin duit atau perlu sekalian dibeliin mobil, rumah 
baru segala, ... lha setelah semua yang dari kertas itu dibakar belon 
tentu nyampe keorang yang kita tuju, kok. Siapa tau nyasar 
kemana, ... eh diterima oleh musuh yang paling kita benci, lagi. 
Heheheeee, ... Lha, gue ngeposin majalah dengan alamat yang jelas dan 
betul, juga bisa nggak nyampe keorang yang dituju. Balik lagi 
kealamat pengirim dengan cap dinyatakan salah alamat.  Gue telpon 
teman gue itu, elu udah pindah rumah nggak bilang-bilang, ya? Dia 
bingung, lantas jawab: "Ngapain gue harus pindah rumah? Lha sewa 
rumah diperumahaan Pemerintah gitu murah, ... seperti menang lotre 
aja. Dulu untuk harus antri beberapa tahun baru bisa dapet." Bikin 
gue dongkol, jadi harus beli perangko dan antri dikantor pos lagi 
untuk kirim ulang. Ini yang jelas berlable alamat jelas dan benar aja 
bisa salah, apalagi dengan cara bakar yang entah kemana larinya asap 
itu dan akhirnya cuman jadi abu didepan kita yang harus kita bersihin 
sendiri itu, ...
> 
> 
> Salam,
> ChanCT
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: ulysee_me2 
>   To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>   Sent: Thursday, January 22, 2009 10:08 AM
>   Subject: [budaya_tionghua] Tanya Sembayang Leluhur menjelang Imlek
> 
> 
> 
>   Haiyaaa, gue abis debat seru sama sepupu gue, pasalnya kita punya 
>   beda pendapat soal sembayangan di malam sebelum Imlek. 
> 
>   Kalau dulu masih ada Amah, khan diaturin semuanya, mulai dari set 
>   meja sembayang sampe ke apa aja yang mau di bakar kemudian. 
Biasanya 
>   sih uang-uangan beberapa karung. Aturannya tiap tahun uang 
uangannya 
>   kudu nambah. enggak tahu kenape, dan kita cucu cucu jaman masih 
>   ingusan, mana mau tahu urusan, juga nggak pernah bertanya.  
> 
>   Sekarang cucu cucu ceritanya mau mempertahankan  tradisi, tapi 
binun 
>   sebab nggak ada yang aturin lagi, jadinya suka bikin bikin aturan 
>   sendiri. Nah yang gue debat seru sama sepupu mah soal ini, 
seinget 
>   gue, kalau sembayang malam sebelum imlek, itu Amah cuman bakar 
uang 
>   uangan berkarung karung doank, sementara sepupu gue ngotot, 
enggak 
>   ah, ada baju bajuan, koper koperan de el el. 
> 
>   "Khan disana juga butuh baju baru kalau mau taon baru, kapan kita 
>   kirimnya kalau bukan semalam sebelum ce it?" gitu kata sepupu 
gue. 
> 
>   "Lha khan kita kirimin duit berkarung karung, ya di sana belanja 
>   sendiri kali." gitu gue bilang. 
> 
>   "Besoknya khan udah sincia, mana sempet belanja," sepupu gue 
>   ngotot, "jadi kita yang wajib kirimin baju baru, sepatu baru, de 
el 
>   el" 
> 
>   Gue jadi mikir, iye juga ye. Sementara sepupu gue yang lain cuman 
>   ngakak ngakak aja, "lu orang udah pada edan, ributin belanja di 
>   akhirat, bakar-bakaran nggak keruan, buang-buang duit aja." 
> 
>   Gue ama sepupu gue yang lagi debat langsung bilang "Ah, Shut up 
lu, 
>   Kirno!" tentunya dengan keakraban kita, sering tuding tudingan 
kirno 
>   dan likno sudah biasa, no hard feeling. 
> 
>   Tyus gue janjikan, ya udah nanti gue tanya sepuh-sepuh budayawan 
deh, 
>   sebetulnya kalau sembayang malam sebelum sincia itu duit-duitan 
>   doank, atau juga bakar koper koperan, baju bajuan, sekarang malah 
ada 
>   handphone de el el enggak sih? sebab seinget gue mah bakar 
begituan 
>   tuh kalau mau ceng beng doank, sekali setahun, sementara sepupu 
gue 
>   kirim kiriman dunia akherat tuh tiga kali setahun: mau imlek, 
ceng 
>   beng, dan bulan tujuh. 
> 
>   Jadi mana yang bener nih,kirim kirim koper ke akherat sekali 
setahun 
>   atau tiga kali setahun? 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   ------------------------------------
> 
>   .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
> 
>   .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :.
> 
>   .: Pertanyaan? Ajukan di 
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
> 
>   .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua 
http://iccsg.wordpress.com :.
> 
>   Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> --------------------------------------------------------------------
----------
> 
> 
> 
>   Internal Virus Database is out of date.
>   Checked by AVG - http://www.avg.com 
>   Version: 8.0.176 / Virus Database: 270.10.2/1872 - Release Date: 
2009/1/2 _U__ 01:10
>


Kirim email ke