Salam, Tepat sekali. Sangat setuju dengan pandangan Bro Purnana. Sejarah pra Majapahit juga penting. Sumber2 dari Tiongkok itu cukup akurat juga bahkan boleh dibilang sangat akurat. Selain itu mereka tidak minta hak paten. Sebagai informasi, foto2nya saya sudah mendapatkan secara gratis dari salah satu organisasi di Belanda sana. Dengan memberikan penjelasan untuk penelitian dan publikasi sejarah ternyata bisa diberikan dengan gratis. Saya akan mengirimkan juga buku saya pada mereka bila sudah diterbitkan. Organsasi2 lain memang ada yang mematenkan gambar itu. Ini memang agak disayangkan. Ini juga berlaku dengan beberapa dokumen sejarah dari Tiongkok. Tetapi dengan diplomasi kita mungkin dapat memperolehnya kembali. Ini tinggal keseriusan departemen pendidikan dan kebudayaan atau pariwisata. Buku mengenai sejarah awal kerajaan2 di Nusantara sebelum Majapahit sudah ada bukunya. Masih baru di Gramedia dan sebagian besar bahannya memang adalah BERITA CHINA! Cuman nama2 kerajaan belum di re-transliterasi. Sebagai contoh adalah kerajaan He Luo Dan (Ho Lo Tan) yang mengacu pada Aruteun. Kerajaan Heling mengacu pada Kaling (Kalingga). Studi mengena Berita Tiongkok ini juga bagian dari pelestarian budaya Tionghua, yang tentunya sangat menarik. Dalam buku saya kali ini, Berita Tiongkok yang diambil adalah yang berasal dari Dinasti Ming, karena topiknya memang mengenai sejarah pasca Majapahit, yang kebetulan bersamaan dengan Dinasti Ming. Sebenarnya masih banyak yang belum digali, dan bila digali bisa diketahui perkembangan apa yang terjadi pada masa itu. Hanya sayangnya setelah Ming, berita2 ini agak terhenti; karena:
1. Dinasti Ming berhenti melakukan eksplorasi samudera dan melakuka politik pintu tertutup (seperti Jepang) yang kemudian dilanjutkan oleh Dinasti Qing. Semenjak saat itu, tidak ada lagi pelayaran samudera. 2.Kalah dengan Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris, yang begitu tiba mereka langsung memaksa para penguasa setempat menanda-tangani kontrak politik; yaitu larangan berdagang atau menjalin hubungan dengan bangsa lain, selain mereka. Sayangnya para imigran dari Zhongguo Selatan yang datang belakangan jarang menulis berita, karena motivasi mereka adalah mencari kemajuan ekonomi. Demikian sekedar tanggapan dari saya. Salam damai dan persaudaraan, IT. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Purnama Sucipto Gunawan" <east_r...@...> wrote: > > Saya ingin menambahkan sesuatu hal penting bahwa penyusunan Sejarah kerajaan > di Indonesia Setelah keruntuhan majapahit dan juga sebelum majapahit. ada > beberapa hal penting Pada saya saat SMA menerima pelajaran Atropologi bahwa > sesungguhnya paling penting dalam susunan sejarah kerajaan Indonesia justru > Berita dari Tiongkok, Bukan analis orang barat, Orang barat baru melakukan > penelitian setelah kerajaan islam demak Runtuh. > > Perbandingannya adalah justru malah pihak barat mengambil beberapa bukti- > bukti sejarah kita, bahkan dibawa kenegeri mereka, contoh saja Arca-Arca pada > candi Prambanan, dan sebagainya, malahan semenjak kita merdeka, malahan pihak > barat tidak mengembalikan barang - barang sejarah milik kita malahan masuk > museum mereka bukan kita, kita cuman dikasih foto. > > Justru Bro Ivan kemarin malahan sempat mengatakan pada saya, kita mau minta > beberapa foto atau bukti bukti otentik sejarah bangsa kita dari pihak barat > malahan harus bayar, bahkan ironisnya dijadikan hak paten negeri barat. > > Justru saya memberikan ide dengan cara lain, dengan cari bukti tersebut > dengan berita - berita dari tiogkok, Itu cara paling mudah selama bro ivan > menyusun bukunya tanpa dukungan dari pihak pemerintah kita. > Justru pemerintah kita belum mengangkat masalah ini dengan serius, bahkan bro > ivan kalo ngak salah pernah menawarkan proposal penyusunan bukunya, sampai > sekarang belum dapat jawaban, jika itu dapat didukung, maka sangat mudah bagi > kita mengakses ke negeri Belanda, karena sebagian histori dan bukti sejarah > bangsa kita yang lengkap ada di Sana. > > Itulah harapan penyusunan buku bro ivan kenapa topik berita dari tiongkok > diangkat ke milis ini, karena satu - satu nya harapan paling murah dan paling > mudah dicari, dan masih akurat. > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ivan_taniputera" <ivan_taniputera@> > wrote: > > > > Saya belum sempat ke sana untuk cek kebenarannya. > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "dipodipo" <dipodipo@> wrote: > > > > > > Pak Ivan apakah dapat memberi informasi lebih detail tentang gudang kuno > > > ini ? > > > > > > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ivan_taniputera" > > > > <ivan_taniputera@> wrote: > > > > > > > > > > Salam, > > > > > > > > utara P. Jawa semenjak zaman Demak. Ini adalah fakta sejarah. Saya dengar > > > di Demak ada sebuah gudang kuno peninggalan Tionghua yang sekarang > > > kondisinya sudah memprihatinkan. Dulu letaknya di tepi pantai, tetapi > > > sekarang sudah berada jauh di tengah daratan. Tetapi belum sempat > > > mengunjungi dan cek kebenarannya. > > > > > >