Sumber yang "katanya" boleh dimasukkan asalkan itu berupa legenda atau ceritera 
rakyat turun temurun semenjak lama, karena ini merupakan kekayaan budaya. Tidak 
ada masalah dalam hal ini. Yang tidak dibenarkan adalah seseorang 
menceriterakan "legenda' baru. Misalnya beberapa waktu yang lalu ada buku yang 
memelintir legenda tentang Nuwa. Padahal suatu legenda itu sudah ada pakemnya, 
sehingga boleh dianggap hampir setara dengan sumber sejarah. Contohnya, legenda 
Baxian. Nama2 ke-8 dewa itu sudah baku dan tidak boleh diganti dengan yang 
lain. Tidak boleh pula ditambahi jadi 9 atau Qiuxian.
Buku sejarah mana yang benar agak susah ditelusuri. Sebagai contoh catatan tiga 
negara saja ada beberapa versi. Masing2 tentunya ditulis dengan motivasi 
tertentu. Dulu Bro Ardian pernah menguraikan pada saya mengenai hal ini.

Salam,

IT.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, a...@... wrote:
>
> "ardian_c" <ardia...@...> wrote:
> > ...
> > Ini bbprp yg diinget.
> > 1.Prof.Slamet Muljana mengutip dari buku Tuanku Rao yg ditulis oleh
> > Parlindungan. Parlindungan sendiri dapat dari bapaknya yg dapet dari
> > Portman
> > 2.kalau ada penggeledahan dan penyitaan terhadap arsip2 gedung batu,
> > mestinya tercatat dalam Gong Guan atau jg diingat oleh org2 Tionghoa
> > Semarang, apalagi catatannya sebanyak 3 gerobak
> > 3.ada penamaan seperti Ja yg ada kemungkinan bukan marga org ...
> 
> Xie-xie for your info. Jika seorang profesor saja menulis buku berdasarkan
> rujukan "katanya orang" tanpa mengadakan penelitian literatur dan lapangan
> secara memadai, ya memang karyanya perlu diragukan kebenarannya. Buku
> sejarah sering ditulis berdasarkan katanya orang-orang sebelumnya dengan
> mengabaikan katanya orang-orang yang berseberangan pendapat/kesaksian
> dengan mereka. Contohnya, riwayat tokoh-tokoh besar zaman dulu sering
> ditulis oleh para pengikut (maaf, penjilat) mereka sehingga alih-alih
> merupakan suatu karya biografi, menjadi semacam hagiografi yang tentu
> patut diragukan keobyektifitas dan kebenarannya. Mungkin para sesepuh di
> milis ini bisa menguraikan buku-buku sejarah Tiongkok atau ketionghoaan
> mana saja yang termasuk dalam kategori karya ABS (Asal Bapak Senang) ini
> dan membuat pengetahuan kita bertambah dan kebodohan kita berkurang. :-)
> 
> als
>


Kirim email ke