/Kisah dari Pojok Pecinan/
Hampir 90 persen bangunan di kawasan pecinan di Jalan Pondok, Padang, itu rata dengan tanah. Selain sebuah kelenteng, rumah toko yang tersisa bisa dihitung dengan jari. Padahal, sebelumnya, sekitar 300 rumah toko berjejal di salah satu pusat niaga ini. Saat /Tempo/ menyambangi kawasan ini kemarin, sebagian besar penghuninya telah pergi. Umumnya mereka mengungsi ke rumah kerabat di luar Padang. Sedikit yang tersisa bertahan di posko-posko penampungan, termasuk di bangunan kelenteng yang tampak masih kukuh berdiri. Tapi tanda-tanda kehidupan mulai menggeliat di sini. Sylvia termasuk salah seorang warga kompleks itu yang bangkit. Perempuan 30 tahun ini mulai membuka toko kelontong miliknya sejak hari kedua setelah gempa. Sejak itu pula warga sekitar yang selama ini menjadi pelanggan toko Sylvia berdatangan. Jadilah toko Sylvia paling ramai di antara toko-toko kelontong lain yang telah buka. Apalagi, lokasi toko berukuran 4 x 5 meter itu pun memang terbilang strategis: persis di persimpangan jalan tempat orang lalu lalang. Beberapa hari yang lalu, dari wilayah ini tersiar kabar telah terjadi perlakuan diskriminatif oleh oknum aparat penyalur bantuan. Titik di jantung Kota Padang ini seperti dilewatkan begitu saja. Bantuan tak datang. Tim evakuasi yang melintas pun meminta bayaran. Begitulah kabar burung yang tersiar. Andrea Sofiandi, Koordinator Bantuan Gempa dari Himpunan Bersatu Teguh (organisasi warga keturunan Tionghoa), seperti meluruskan kabar tersebut. Menurut dia, begitu bencana melanda, warga kawasan pecinan langsung berupaya bangkit. Mereka tidak menunggu bantuan dari pemerintah, tapi menggalang bantuan dari sesama warga. Bantuan dikumpulkan di kelenteng yang sejak gempa difungsikan sebagai gudang. Setelah itu, bantuan dibagikan sendiri kepada warga di sekitar kawasan pecinan itu. “Kami langsung bergerak memberikan bantuan, baik bantuan medis maupun bahan makanan," ujar Andrea. Hasilnya, menurut Andrea, warga di kawasan pecinan kini telah tercukupi oleh bantuan dari Himpunan Bersatu Teguh. Bahkan Andrea dan kawan-kawan telah menyalurkan bantuan ke wilayah Padang Barat dan Padang Selatan. "Kami tidak meminta bantuan dari posko pusat, karena pasti lambat," kata dia. Warga kawasan pecinan memang sempat kesulitan membersihkan puing-puing bangunan karena keterbatasan tenaga dan peralatan. Namun, pada hari keempat setelah gempa, bantuan tenaga dari TNI tiba. Hingga kemarin, aparat berbaju loreng terus menyiangi kawasan ini dari reruntuhan. *ISMI WAHID * *http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/10/07/headline/krn.20091007.178318.id.html * Lebih bergaul dan terhubung dengan lebih baik. Tambah lebih banyak teman ke Yahoo! Messenger sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/