Terima kasih atas tambahannya bung. Rasanya tidak ada perbedaan pendapat
antara kita ya.  Anda benar, pastor-pastor datang ke Tiongkok memang di
Zaman dinasti Tang (bukan Yuan sebagaimana saya katakan), itu sudah
dikoreksi oleh Ardian.  Dan tentu saja bukan cuma Ricci seorang, hanya
kebetulan saja saya katakan Matteo Ricci dkk.

Anda juga benar, adanya saling isi mengisi antara timur dan barat lewat
arus persilangan budaya waktu itu. Pada posting yang lalu saya hanya
ungkapkan sumbangsih barat untuk timur dan tidak sempat bercerita hal
yang sebaliknya, karena konteksnya adalah saya sedang menjawab seorang
rekan yang kebetulan beragama Krisren yang saya kira telah salah
mengerti apa yang saya maksud pada posting saya yang lebih dulu lagi. 
Dan saya membuka identitas Kekatolikan saya juga agar rekan yang
beragama Kristen itu tidak salah mengerti, tidak menganggap saya
termasuk kelompok non Nasrani yang sedang menyerang Kristen. Itu saja.

Demikian, harap maklum.

Salam,



Erik

------------------------------------------------------------------------\
-----------------------------------------------

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, shinmen takezo
<hisashi.mits...@...> wrote:
Erik ,
>
wah salut saya ini milist di penuhi para katolik2 (apalagi jebolan
driyarkara) , para katolik2 di milist ini yang sangat peduli sama budaya
tionghoa dan sejarah tiongkok . .........
>
Pada masa Matteo Ricci itu yang terjadi adalah Tiongkok di banjiri oleh
Jesuit2 , jadi bukan Ricci seorang . Kiprah Jesuit yang "sukses" itu
belakangan di jegal ordo dominikan (rites controversy) . Jadi yang
terjadi  pada masa itu adalah pertukaran ilmu pengetahuan antara east
dan west .
  Boleh anda telusuri buku2 dan pengetahuan Tiongkok yang di transfer ke
Eropa dan di terjemahkan. Ini menurut pendapat pribadi saya adalah
gelombang kedua pencerahan , setelah sebelumnya gelombang pertama
terjadi saat di era skolastik , dark ages eropa , ramai2 menerjemahkan
buku2 dari timur tengah  ke bahasa latin. Jadi antara Timur dan Barat ,
masing2 masing tidak ada yang  lebih unggul .
Leibniz berpendapat bahwa Eropa dan Tiongkok saling melengkapi satu sama
lain , western physics dan eastern ethics . Eropa unggul dalam teoritis
tapi lemah dibidang etika dan politik.
>
Sekalipun Leibniz seorang protestan , tapi Leibniz berada pada pihak
Jesuit dalam Rites Controversy. Leibniz menilai Toleransi beragama juga
di perlihatkan oleh kebijakan Kang Xi , dapat di adopsi untuk konflik
protestan vs katolik yang mengancam Eropa. Dijaman Leibniz , Prancis
dibawah Louis XIV mengeluarkan Edict of Nantes (1598) dan melakukan
persekusi terhadap kaum Huguenot. Leibniz berharap agar Eropa ,
khususnya Prancis untuk meniru
> Tiongkok dalam hal toleransi beragama. Tetapi muncullah Rites
Controversy, dimana Tiongkok di judge sebagai negara pagan. Ordo
Dominika yang menjegal Jesuit , dan berujung pada tindakan balasan dari
Tiongkok.
>
Mengenai Matteo Ricci , Leibniz melontarkan pujiannya .

I praise the foresight of Matteo Ricci, a great man, for following the 
example of the Church Fathers who interpreted Plato and other
philosophers  in a Christian fashion. Let us suppose he didn't
understand properly-may we not for this reason retain their opinions,
like gold, purged of all
  impurities? If we ever impute to Confucius doctrines that are not his,
certainly no pious deception would be more innocent, since danger to
those mistaken and offence to those who teach is absent. (Leibniz , On
The Civil Cult of Confucius , 1700)
>
> Selain Ricci , ada Needham yang sangat peduli terhadap sejarah
Tiongkok .


Kirim email ke