Dear pak erik,
Apa pendapat anda? Tolong kasi pendapat jangan hanya bisa protes saja.
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "Akhmad Bukhari Saleh" <absa...@indo.net.id>
Date: Tue, 5 Jan 2010 19:07:10 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?

Jangan salah. Walaupun namanya "trade agreement", lazimnya suatu perjanjian 
free trade mencakup juga pengaturan kebebasan mobilitas tenaga kerja tertentu 
(biasanya para profesional).

Kesepakatan free trade APEC dan ASEAN misalnya membebaskan juga perpindahan 
para insinyur, dokter, lawyer, dsb. antar negara.
Artinya pekerja profesi dari suatu negara APEC atau ASEAN tidak boleh dilarang 
bekerja di negeri APEC atau ASEAN lainnya hanya berdasarkan kewarganegaraannya 
saja. Bahkan tidak boleh dikenai tarif pajak berbeda.
Ia hanya boleh dibatasi bekerjanya misalnya berdasarkan tingkatan kompetensi 
profesionalnya.

Para pedagang eceran mungkin tidak tergolong pada kaum profesional. Atau belum!
Tetapi kalau tiba saatnya para pedagang eceran, para supir taksi, para tukang 
cukur, para pekerja konstruksi, misalnya, mengatur dirinya dalam asosiasi 
profesi, menerapkan kode etik profesinya, mensertifikasi kompetensi kerjanya, 
dsb., maka akan tibalah saatnya di mana Indonesia secara resmi harus 
menerima,misalnya, pedagang eceran yang terorganisasikan dari RRT, pekerja 
konstruksi yang terorganisasikan dari Bangladesh, supir taksi yang 
terorganisasikan dari Pakistan, dsb.
Saya tegaskan, secara resmi lho!.

Kalau secara gelap sih sudah banyak pekerja RRT masuk Indonesia dan bekerja di 
pelosok-pelosok daerah pada sektor konstruksi, kelistrikan, perkebunan, dan 
tentu saja perdagangan.
Dan sejak 2008 sudah juga mulai menyulut benih-benih kerusuhan dengan penduduk 
lokal, yang di beberapa tempat justru kaum tionghoa Indonesia ...

Wasalam.

======================

  ----- Original Message ----- 
  From: zho...@yahoo.com 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Monday, January 04, 2010 11:14 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?


  Afta itu mengaturan perdagangan barang, bukan tenaga kerja. yg bebas biaya 
masuk adalah barangnya, bukan manusianya. Mengenai pedagang retail dari 
tiongkok, itu tak ada sangkut pautnya dng Afta!


  Sent from my BlackBerry®
  powered by Sinyal Kuat INDOSAT


------------------------------------------------------------------------------

  From: "anthonyrayindra" <anthonyrayin...@yahoo.com> 
  Date: Mon, 04 Jan 2010 09:46:47 -0000
  To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
  Subject: [budaya_tionghua] Re: Pandangan Anda tentang AFTA ?


  Sorry ya... walaupun menurut pak Erik AFTA itu 'level makro', menurut saya 
tidak ada salahnya sdr Jackson mempertanyakan dampaknya pada 'ekonomi mikro', 
terutama yang mungkin sudah ia hadapi sehari-hari.
  Faktanya memang ada pedagang dari RRT yang langsung berjualan di sini. 

  Tidak apa2 toh mengajukan pertanyaan, rasanya tidak perlu langsung membungkam 
dengan mengatakan pertanyaan itu absurd. Masak bertanya saja tidak boleh... 
Kalaupun pak Erik tidak setuju dengan pertanyaannya, rasanya ada kata lain 
untuk berpendapat, tidak perlu menggunakan kata-kata yang galak. 

  Kalau saya pribadi, masih 'wait and see' tentang AFTA ini. Teorinya sih 
bagus, karena kita (harusnya) mendapat akses ke pasar yang jauh lebih luas, dan 
contoh penyatuan Uni Eropa juga berjalan baik. 
  Sedangkan bahaya paling dekat ya memang semangat produksi dalam negeri 
mungkin turun, karena logikanya buat apa susah2 buat pabrik kalau impor barang 
saja lebih menguntungkan? 

  Kalau soal 'dampak mikro' dari sdr Jackson, mungkin Anda bisa berdiskusi 
dengan rekan2 sesama penjual yang memiliki kekuatiran sama, atau mengadukannya 
ke asosiasi, agar pihak berwenang dapat menertibkannya (karena mustinya mereka 
tidak dapat visa usaha, kan?). 
  Tapi apakah akan ada yang mau menangani, itu masalah lain. Di negeri ini 
memang banyak pelanggaran kecil yang diabaikan saja, sampai membesar dan 
meletus, baru rame. 


Kirim email ke