Taichi sejarahnya tidak jelas sebab sampai kini belum dpt dibuktikan kecuali  
bahwa yg mulainya menurut dongeng adalah Chang San-feng seorang ahli dari 
Wutang yg beragama Daochiao. Gerakannya memang mungkin berlainan sedikit dari 
Wutang - itu saya tidak tahu. Yeh Chi-mei juga disebut sebagai penciptanya [ini 
saya kira mungkin salah ???]
Bedanya antara Wutang dan Siao Lin adalah didalam pemakaian kaki. Siao Lin kaki 
adalah akar gerakan sedangkan utk Wudang yg asal dari utara kaki juga adalah 
alat berkelahi. Ini dapat kita lihat perbedaannya antara Weitankung yg memakai 
semacem kuda² dan Taichi yg kakinya juga turut bergerak. Chang San-feng juga yg 
menciptakan latihan neikung. Bedanya antara Siao Lin dan Dao neikung hanya 
pernapasan dibagian tantian. Kalau Dao  inhale tantian disedot dan kalau exhale 
dbesarkan. ---- napas dgn "paru²"  bukan dgn perut
 
http://www.chebucto.ns.ca/Philosophy/Taichi/history.htmlhttp://www.damo-qigong.net/wudang/kungfu.htm
 
 
Gie Say Hwee saya tahu asal Sukabumi dan kalau datang keBogor memang mereka 
selalu ketemu dan sebaliknya kalau yg dari Bogor  keSukabumi juga harus 
mengunjungi tempat mereka. Apakah ini Wutang atau SiaoLin saya juga tidak tahu 
dgn jelas [lupa]. Tetapi pukulan naga adalah SiaoLin sebab wudang tidak kenal 
nama ini. ------  Didalam bertanding yg belajar Taichi asal dari Taiwan tidak 
bisa mempergunakannya utk berkelahi dan pengetahuan mereka didalam teknik tsb 
adalah minimal.  Teknik berkelahi didapat lebih banyk dari Siaolin , Karate dan 
Taikwando.Kuntao dari HK lebih gesit memakai teknik utk berkelahi dan lebih 
efficient dibanding dgn karate.
 
Andreas
 
 
Didalam aliran Kungfu kita dpt melihat perbedaan teknik dari bagian badan yg 
dipakai.
Yg asal selatan penduduknya hidp didaerah sungai dan rawa² jadi kalau kemana↓ 
pakai perahu. Jadi kuda² harus kekar agar jangan jatuh.  Kungfu dari utara 
adalah utk mereka yg hidup diatas kuda jadi keangkeran kaki tidak penting dan 
mereka mnya sebagai senjata.- Ini dpt kita lihat ekwando - utara dan Karate - 
selatan. Ini hanya utk illustrasi. Didalam prakemua sudah membaur.  [Kalau 
dibaur dgn Thai kungfu kita juga udah lebih bingung lai sebab mereka 
mempergakan kaki lebih gesit dari kungfu chiutara]
 
 
 

--- On Wed, 1/13/10, Denny Tan <dennyta...@yahoo.com> wrote:


From: Denny Tan <dennyta...@yahoo.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Ilmu tenaga dalam Shaolin dan silat lunak Taiji.
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Wednesday, January 13, 2010, 8:36 AM












Sejauh yg saya pelajari silat Wu Tang Pay berbeda dengan Tai Chi Chuan. Dimana 
gerakan Tai Chi Chuan, tenaga di pusatkan pada tumpuan kaki sedangkan badan dan 
tangan bergerak lemah tidak bertenaga. Seluruh gerakan berputar tidak boleh 
berhenti, tubuh turun naik bagaikan gelombang. Yang saya pelajari adalah Thai 
Chi Chuan bentuk gerakan 99 dari Chen Chang Xing. memerlukan waktu 30 menit 
untuk menyelesaikannya. Saya belajar Tai Chi Chuan ini tahun 1987 dari Suhu Sie 
Fu Chuan usia 60 thn warga negara Taiwan. Kami berlatih setiap hari jam 05.00 
pagi di lapangan terbuka. Waktu berlatih Tai Chi Chuan kami tidak diajarkan 
untuk memasukan pernafasan dalam gerakan Tai Chi Chuan tapi kami di latih 
meditasi berjalan dengan mata mengikuti ujung jari kemari pergi. Gerakan sangat 
lambat tapi kaki kokoh, tubuh bagaikan pohon bambu yg tertiup angin. Gerakan 
tangan bagaikan daun melayang di udara. Untuk pernafasan kami dilatih sebagai 
penutup latihan Tai Chi Chuan,
 berdiri tegak dan kaki di renggangkan sebahu dan lutut agak di tekuk sedikit. 
Kedua telapak tangan menekan sedikit dibawah pusat. Waktu nafas masuk ke bawah 
pusar, lidah di tarik ke dalam dan ujung lidah menempel langit-langit. Waktu 
nafas dihembuskan, lidah kembali ke posisi normal. Demikian seterusnya. Saya 
berlatih nafas ini setiap hari dalam setahun dan sanggup memecahkan beton cor 
setebal 15 cm hanya dengan telapak tangan saja.
 
Setelah setahun kami berlatih Tai Chi Chuan (tangan kosong, kipas dan pedang), 
Suhu Sie Fu Chuan mengajak bertempur tangan kosong. Hanya saya heran yang 
ditunjuk hanya saya sebagai lawan tandingnya. kami bertempur selama 10 menit 
tanpa bisa mengalahkan Suhu Sie Fu Chuan. Setiap diserang, Suhu Sie Fu Chuan 
loncat sambil berputar tubuhnya seperti baling-baling. Akhirnya saya 
mengeluarkan jurus-jurus yang saya pelajari waktu usia 11 tahun dibawah 
bimbingan mpek Tan Eng Liang (pendiri Gie Say Hwee di Bio Sukabumi). Dalam 
waktu 1 menit suhu Sie Fu Chuan telak kena pukulan naga mengumbak lautan. Dan 
dia bilang itu adalah gerakan Wu Tang Pay. Dan minta untuk diperlihatkan 
jurus-jurus yg saya punyai. Suhu Sie Fu Chuan terheran-heran karena jurus ini 
adalah jurus yang original dari Wu Tang Pay. Saya sendiri tidak mengerti apa yg 
selama ini saya pelajari dari kecil adalah silat Wu Tang Pay. Mpek Tan Eng 
Liang hanya bicara nanti kelak saya akan mengerti silat apa
 yg saya miliki. Silat yang saya pelajari sangat tidak menarik dan tidak 
segagah silat-silat Shao Lin. Sedangkan mpe Tan Eng Liang mempelajari silat ini 
dari pemain opera yg sedang keliling di Sukabumi waktu jaman Belanda semasa 
hampir Jepang masuk ke Indonesia. Untuk membiayai belajar silat ini, mpe Tan 
Eng Liang bersama teman-temannya sering menjual Silat di pinggir jalan. 
Sedangkan saya adalah murid terakhir dari mpe Tan Eng Liang sampai beliau 
menghembuskan nafasnya terakhir.
Betul kata mpek Liang U ..... Suhu Sie Fu Chuan dan mpek Tan Eng Liang adalah 
generasi tua yg tidak mau dibayar sepeserpun untuk ilmu yg sudah diberikan 
untuk generasi muda. Dan mereka sangat bangga jika kita sunguh-sungguh berlatih 
dan menyimak setiap apa yg diajarkan beliau. Suatu sa'at mpek Tan Eng Liang 
minta saya menunjukan permainan suatu jurus. Dia berteriak gembira waktu saya 
perlihatkan apa yg sudah beliau ajarkan. Tidak mudah lupa wajah bangganya. Ah 
satu generasi yg sudah  hilang dan tidak akan kembali lagi.... Saya sungguh 
amat kehilangan....
 
Wassalam.





From: liang u <lian...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, January 13, 2010 9:00:16 AM
Subject: [budaya_tionghua] Ilmu tenaga dalam Shaolin dan silat lunak Taiji.

  



Rekan-rekan, 
   Saya kira ada rekan-rekan yang pernah melihat demonstrasi silat Shaolin, 
yang dilakukan anak-anak kira-kira berumur 13-14-an.  Atau minimal dari TV.
   Kalau ada dua buah tonggak, seseorang berdiri di atas tonggak yang satu dan 
loncat ke tonggak lain, itu tak aneh meskipun sulit. Karena titik berat anda 
harus tepat di atas tonggak, kalau tidak anda akan terjatuh. 
   Tapi kalau kedua tonggak itu berbentuk seperti mangkok yang agak datar, lalu 
seseorang dengan kepala di bawah tanpa pegangan, dari satu tonggak loncat ke 
tonggak yang lain, dan mendarat di tonggak lain tetap dengan kepala di bawah 
ini hal yang tak mungkin, sebab kepala kita tak mempunyai otot yang berfungsi 
untuk meloncat.  Aneh tapi nyata menggunakan tenaga dalam Shaolin ini terjadi. 
Demonstrasi demikian dilakukan di Tiongkok bahkan di luar Tiongkok termasuk di 
Singapore pada saat tahun baru Imlek. 
   Dari segi biofisika ini tak mungkin, di sinilah kekuatan tenaga dalam yang 
kalau dapat dikeluarkan dari tubuh akan luar biasa.
   Konon sejak hongtiang (fangzhang) atau Kepala Biara Shaolin seorang MBA, 
keadaan Shaolin berubah. Dari sangat miskin menjadi kaya. Beliau menggunakan 
taktik bisnis untuk mencari dana. Kalau dulu para huesnio (hweeshio) harus 
minta derma keluar demi hidup, sekarang Shaolin menjadi salah satu lembaga 
charity yang besar, melakukan berbagai kegiatan seperti sosial menolong 
anak-anak yatim piatu, menolong orang tua jompo dll. 
Dari mana uangnya? Dari turis. Dulu turis sering kecewa, mereka sudah menunggu 
lama tak ada yang latihan, sekarang, diadakan demonstrasi terjadwal, turis bisa 
menonton dengan waktu yang sudah dijadwal. Kampung sekelilingnya yang banyak 
mengganggu kebersihan dan kenyamanan turis sudah dipindah ke tempat yang agak 
jauh. Di situ sudah muncul restoran dengan menu dari berbagai bangsa, hotel dan 
lain-lain fasilitas seperti kota layaknya. Sehingga yang berkunjung ke Shaolin 
tak takut terjebak di kampung yang tak ada hotel sedang kendaraan umum sudah 
tak ada. 
   Turis makin banyak bahkan dari negara barat banyak sekali. Banyak juga yang 
belajar silat di sana. Shaolin sudah merupakan pusat pendidikan silat. Di 
negara-negara tertentu, ada pusat pendidikan silat Shaolin dengan pengajar dari 
Shaolin sendiri. 
   Dengan demikian dari menjadi beban masyarakat, Shaolin berubah menjadi 
sumber kehidupan masyarakat sekelilingnya. Ilmu-ilmu baru atau ilmu lama yang 
musnah dipelajari kembali. Hasilnya Shaolin menjadi tenar di dunia dengan 
silatnya, kalau dulu hanya tenar melalui cerita silat.
   Saya tak paham apa ilmu loncat dengan kepala itu ilmu baru atau ilmu lama 
yang digali kembali. 
   Sayang saya belum pernah ke sana, barangkali teman yang pernah ke sana, bisa 
berbagi pendapat, menambahkan atau meluruskan uraian saya yang hanya didapat di 
TV dan surat kabar.
   Satu ilmu silat lain yang terkenal adalah dari Wudang (Butong), yaitu Taiji. 
Ada taijiquan (thaikekkun) , taijishan (menggunakan kipas) taijijian 
(menggunakan pedang) dll. Beda dengan Shaolin, Wudang adalah aliran silat 
halus, dengan prinsip yi ruan zhi gang (dengan kelembutan mengalahkan 
kekerasan), yang menurut orang yang belajar, sangat berguna untuk kesehatan. 
Taiji merupakan ilmu silat yang paling banyak dipelajari oleh manusia saat 
ini.  Tiap pagi, puluhan bahkan ratusan orang di lapang-lapang di seluruh 
Tiongkok orang tua berlatih Taiji bersama. Hanya sayang Kelenteng Wudang sendri 
belum berkembang seperti Shaolin. Di Indonesia banyak orang berlatih Taiji, 
termasuk rekan-rekan budaya Tionghua. Di Bandung ada bank yang seluruh staf nya 
diwajibkan berlatih Taiji, karena pimpinan dan pemilik bank yang kena berbagai 
penyakit dan dokter pesimis untuk bisa ditolong tapi berhasil sembuh karena 
latihan Taiji. 
   Di internet saya pernah membaca karangan yang mengkritik latihan Taiji 
sekarang, menurut dia latihan Taiji sekarang hanya mengajarkan gerakan, tanpa 
pernafasan, akibatnya hanya jadi Taijicao atau senam Taiji. Seharusnya 
diajarkan pernafasannya yang seperti biasanya ditulis dalam bentuk sajak kuno 
yang tidak semua orang mengerti. Sajak demikian sering kita temukan dalam 
cerita silat bermutu seperti Jin Yung, seperti yang belum lama diterjemahkan 
dalam milis ini. 
   Ilmu silat adalah salah satu bagian dari budaya Tionghoa yang tak dapat 
diabaikan. 
   Tolong tambahan dari rekan yang pernah ke Shaolin maupun Wudang.
  Semoga membantu.
  Kiongchiu
  Liang U




Kirim email ke