Salah satu aspek vegetarianisme yang mungkin jarang diketahui oleh orang awam selain mereka yang belajar yoga dan meditasi dan olah “spiritual” bentuk lainnya ialah pengetahuan “metafisis” mengenai zat-zat yang terkandung dalam makanan. Para yogi waskita sejak zaman dahulu telah mengetahui bahwa makanan secara sederhana terbagi atas 3 golongan yang mempunyai sifat utama yang sangat berpengaruh bagi pemakannya (dalam hal ini manusia). Yang pertama adalah golongan “tamasik” yang antara lain terdiri atas daging, segala ‘seafood’, telur, duren, bawang putih, bawang merah, dan santapan-santapan non-vegetarian lainnya. Jika Anda adalah seorang pemeditasi atau orang yang dengan sungguh-sungguh menekuni dunia “halus” (noumena) selain dunia fisik (fenomena) kasat mata ini, menurut mereka yang telah melangkah jauh dalam bidang ini sebaiknya sih Anda tidak lagi mengonsumsi makanan-makanan yang termasuk golongan tamasik karena sifatnya yang mengganggu “perjalanan” Anda; gangguan terhadap tubuh fisik dan tubuh-tubuh lebih halus lainnya terutama karena sifat “inertia” (statis atau memberatkan atau “nggondeli” (bhs.Jawa) sehingga orang ybs antara lain merasa malas, terkuras energi psikis, diusili makhluk-makhluk astral, dsb sehingga perjalanan ke arah “awakening” menjadi sangat terhambat. Kebalikan dari makanan “tamasik” adalah makanan “satvik” yang berupa makanan para vegetarian seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dsb. Manfaat makanan “satvik” adalah berbanding terbalik dengan kemudharatan makanan “tamasik” tadi yang secara ringkas dapat memfasilitasi perjalanan “spiritual” Anda dan menghindarkan si pelaku dari gangguan psikis makhluk-makhluk usil. Di antara kedua golongan ini terdapat golongan makanan “rajasik” yang diperlukan oleh semua orang untuk hidup, kesehatan, dan bergeraknya tubuh. Sekian dulu sarapan otak hari ini. :-)
Andy L.S. _____ From: Accu Mobil [mailto:accumo...@yahoo.com] Sent: Tuesday, February 09, 2010 3:37 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: Re: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal makan daging palsu itu sah sah saja karena salah satu tujuan vegetarian kan untuk menghidari pembunuhan yang bisa mengakibatkan karma buruk makanya bagi vegetarian yang masih makan telur disarankan telur yang belum dibuahi. menrurut saya makananan daging palsu dimakan terlalu juga tidak baik untuk kesehatan karena bagaimanapun itu kan makanan yang sudah diproses dan katanya ada baiknya bagi yang vegetarian murni disaran makan makanan yang mengandung 5 warna (buah + sayur) supaya tidak kekurangan gizi.benar ga menurut teman2 --- On Tue, 2/9/10, King Hian <king_h...@yahoo.com> wrote: From: King Hian <king_h...@yahoo.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Tuesday, February 9, 2010, 8:02 AM Pertanyaan yang sama: yang kita bahas yang mana? ttg vegetarian (makanan) atau ttg boneka sex (sex)? atau hubungan antara makanan yang dikonsumsi dengan moralitas seseorang? Kan sudah jelas, tujuan orang yang melakukan vegetarian karena menghindari makan daging, walau dengan motif yang berbeda. Seorang vegetarian tidak berarti menghindari makan enak. Karena itu muncullah kreasi masakan yang mengambil bentuk dan rasa daging. Kita tidak bisa mencela mereka, karena mereka memakan daging tiruan, karena tujuan mereka adalah menghindari DAGING ASLI. ciaq chai (吃菜): artinya vegetarian-> berpantang makan daging, arti harfiahnya: makan sayuran ciaq chai tidak bisa diartikan sempit, karena orang yang ciaq chai bukan hanya memakan sayuran (chai). Mereka juga mengkonsumsi: buah, jamur, padi2an, dll. Ada sebagian vegetarian yang mengkonsumsi telur ayam negeri dan/atau susu. ciaq sou (吃素): artinya berpantang makanan yang mengandung daging, arti harfiahnya: makan makanan yang 'tawar' -> maksudnya tanpa daging di restoran2 vegetarian biasanya tertulis huruf SOU (素, mandarin: SU) ini kiongchiu, KH _____ From: "agoeng_set@ yahoo.com" <agoeng_...@yahoo. com> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, February 9, 2010 11:34:38 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal Trus yg lg kita bahas yg mana? Pantang makan daging atau makan enak? Btw vegetarian or ciak cai itu artinya apa yah? Makan sayuran atau pantang makan daging? Perlu diluruskan neh. Hehheehe _____ From: King Hian <king_h...@yahoo. com> Date: Mon, 8 Feb 2010 19:57:11 -0800 (PST) To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: [budaya_tionghua] ciaq chai was: Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal Alasan orang menjalani vegetarian or ciaq chai itu bermacam-macam. Ada karena pantangan spiritual, ada juga karena alasan kesehatan. Satu persamaan dari semua pelaku vegetarian ini adalah: menghindari makanan yang mengandung daging. Ada bbrp aliran vegetarian yang juga berpantang mengkonsumsi telur (termasuk telur ayam negeri), susu, dan bawang. Seorang bhikshu yang vegetarian tidak boleh memilih2 makanan, mereka tidak boleh "menginginkan" makanan yang dibentuk seperti daging. Karena fungsi makanan bagi mereka adalah untuk menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup, bukan untuk mencari kenikmatan makanan. Beda dengan seorang biasa (bukan bhikshu) yang bervegetarian. Ia berpantang memakan daging, tetapi tidak berpantang makan enak. Karena itu muncul restoran2 vegetarian dengan menu masakan yang hebat2, yang banyak menggunakan daging tiruan. Hal ini sangat wajar karena, sekali lagi, mereka BERPANTANG MAKAN DAGING, bukan BERPANTANG MAKAN MAKANAN ENAK. Saya pernah "diserang" oleh seorang Buddhis yang anti-vegetarian. Dia berkata untuk apa para umat Buddha (Mahayana) melakukan vegetarian, karena mereka tetap saja memakan daging buatan. Saya jelaskan bhw daging buatan adalah utk mengganti daging asli, karena inilah tujuan utamanya. Daging palsu bukan utk menghilangkan "rasa" makanan. Kemudian dia kembali menyerang, bhw hal ini demi memuaskan nafsu kenikmatan makanan. Saya bilang, kalau dia memang tidak mengejar rasa makanan, cobalah mulai sekarang seluruh masakan yang dia makan jangan menggunakan garam dan bumbu2 lain. Kalau benar dia tidak "mengejar rasa makanan", cobalah makan sayur yang direbus semua, tanpa bumbu sama sekali. Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara "PANTANG MAKAN DAGING" dengan "PANTANG MAKAN ENAK". Coba bandingkan daging yang dipanggang tanpa bumbu sama sekali, dengan tahu yang dimasak menjadi mun tahu tanpa daging (termasuk daging buatan), dengan bumbu komplit. Mana yang lebih enak? Bagaimana kalau seorang bhikshu yang diberi makan daging palsu? Apakah bisa dipastikan bhw ketika menyantap daging palsu ini dia membayangkan sedang menikmati daging asli? Ini tergantung pikiran dia. Seharusnya dia melihat bhw makanan yang dimakannya adalah 'alat' utk menjaga kelangsungan hidupnya, supaya dia bisa lebih banyak berbuat kebaikan. Tanggapan seorang yang diberikan boneka sex akan berlainan, ada yang membayangkan perempuan benar, ada juga yang melihat itu sebagai materi plastik/karet (?) yang tidak berbeda dengan plastik/karet mainan anaknya. kiongchiu, KH _____ From: "agoeng_set@ yahoo.com <http://yahoo.com/> " <agoeng_...@yahoo. com> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Tue, February 9, 2010 9:44:28 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Namanya vegetarian atau cia cay kayaknya lebih pas diartiin makan sayuran deh bukan makan yg palsu2 atau makan tepung. Atau dah berubah artinya??? Btw skrg banyak tuh boneka sex itu jg bukan wanita asli so para biksu n kaum selibat lainnya boleh beli n gunain donk, kan bukan manusia asli. Wekekeke. Yg mau dibersihkan itu pikiran bukan perut n mulut dengan makan daging palsu otomatis yg dicatat ma pikiran tetap aja daging. _____ From: jackson_yahya@ yahoo.com <http://yahoo.com/> Date: Mon, 8 Feb 2010 17:08:00 +0000 To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Nama nya vegetarian itu tidak makan daging karena daging berasal dari pembunuhan mahluk hidup. Itu aja. Mao bikin namanya "ayam goreng palsu" ga masalah intinya bukan daging asli. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! _____ From: agoeng_...@yahoo. com Date: Mon, 8 Feb 2010 17:01:59 +0000 To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Menurut g seh" halal" or "haram" itu dr niatnya jg dah harus bener. Klo ngaku vegetarian tp masih nafsu ma daging2 palsu tetep aja ga ilang nasfu ama dagingnya gmana bisa ngaku vegetarian? Yg palsu2 or tiruan2 jg sama aja, buat nepu n menjadi pembenaran diri sendiri aja. Tp ini menurut g lho, ga tau pandangan yg laen. _____ From: "Ophoeng" <opho...@yahoo. com> Date: Mon, 08 Feb 2010 16:40:22 -0000 To: <budaya_tionghua@ yahoogroups. com> Subject: [budaya_tionghua] OOT - Malaysia Perkenalkan "Sup Babi" Versi Halal. (Was: Ada Pedomannya.) Bung Erik dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Hehehe...... sorry, ijinkan saya ikut nimbrung lagi ya. Kayaknya yang Bung Erik maksud bukan 'bahan nabati' tapi 'hewani' ya? ["....bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram?] Kalau sudah masuk ke wilayah vegetarian yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan Muslim, tentu saja pedomannya kembali ke: kalau ragu, sebaiknya dihindari. Tapi, contoh yang Bung Erk sebutkan itu benar-benar pas. Identik dengan bir yang 0% alkohol itu. Sebab kaidahnya adalah karena 'pemikiran' atau konotasi ttg alkohol itu yang dijadikan pedoman mereka. Contoh lain yang cukup heboh adalah bahan baku kue yang bernama 'rhum'. Bahan ini aslinya adalah berbasis alkohol, dengan rasa dan aroma khas 'Jamaica Rhum' - biasa untuk bahan pembuat Tiramisu cake. Untuk mengakomodasi yang berhubungan dengan halal, katanya ada 'rhum' yang berbasis air, non alkohol sama sekali, tapi dengan aroma yang sama persis dengan rhum berbasis alkohol. Kabarnya ini juga tidak mendapat sertifikat halal dari LP-POM MUI. Sebelumnya, katanya sih (saya ndak yakin apakah benar) di kalangan vegetarian juga berlaku ihwal 'pemikiran' tsb. - jadi kalau masih dibuatkan 'daging' palsu dengan judul sate babi, ayam rica-rica, ikan woku, walau tanpa secuil pun daging dari hewan tapi di pikiran tergambar rasa ikan, ayam, sate babi yang berdaging, mestinya juga dihindari. Vegetarian itu asalkata-nya dari vegetables, sesayuran, jadi tentu merujuknya ke sesayuran dan buah-buahan, biji-bijian. Diharapkan tidak lagi berpikiran masih 'makan' daging lewat daging-dagingan palsu itu. Tapi, tentu itu kembali ke keyakinan masing-masing individu saja ya. Masih soal 'pikiran' yang berkaitan dengan halal tidaknya suatu produk makanan, ini ada artikel yang cukup menarik. Judulnya sajah sudah memancing anda untuk membacanya. Kalau dikaitkan dengan cerita di artikel tsb., mestinya perlakuan yang sama juga diterapkan kepada 'bacon' dan 'ham' yang sejak awal sudah dikenal luas berbahan baku daging babi. Jadi, beef bacon dan chicken ham mestinya juga identik ya. Tapi, kembali ke masalah wewenang: LP-POM MUI yang berwenang menentukannya. Kita yang awam cuma bisa mengikuti saja. Sila lihat langsung di link berikut: http://dunia. vivanews. com/news/ read/115715- malaysia_ <http://dunia.vivanews.com/news/read/115715-malaysia_perkenalkan__sup_babi__versi_halal> perkenalkan_ _sup_babi_ _versi_halal begitu sajah sih ya. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang Selatan --- In budaya_tionghua@ <http://us.mc1137.mail.yahoo.com/mc/compose?to=budaya_tionghua%40yahoogroups.com> yahoogroups. com, "Erik" <rsn...@...> wrote: Hai, Ko Phoeng dan TTM lain sekalian, apa kabar? Sudah makan minum? Menarik neh, kalo dikatakan bir tanpa alkohol tetap haram, saya jadi inget sama daging palsu di resto vegie. Apakah gohiong-gohiongan dan babi merah palsu yg tak mengandung babi, bahkan juga tanpa bahan nabati lainnya juga tetap haram? Mohon pencerahan rekan2 yg memahami hal ini, terutama koh ABS, bgmana? bisa bantu? Salam Erik >