Di negara demokratik di Eropa telah lama diskusi tentang hukuman mati
    dilakukan dan semua negara Eropa telah menghapuskan hukuman mati itu. 

    Diskusi itu, yang telah melihatkan segala profesi dan pakar dan segala
    argumen telah dipertukarkan, segala aspek hukuman mati itu telah ditungkup
    ditelentangkan. 

    Dan kesimpulan mereka adalah: hukuman mati itu tidak ada gunanya dan - yang
    lebih penting - salah. 

    Yang terakhir menyatakan dukungan terhadap dihapuskannya hukuman mati itu
    adalah Vatikan. 

    Orang Islam dimuka bumi ini, jadi juga yang ada di Indonesia, bila mereka
    ingin memajukan ajaran Islam, bila mereka ingin mengeluarkan ajaran Islam
    dari budaya jahiliyah kudu mengikuti dan mempelajari diskusi itu dan mereka
    juga kudu berhenti membaca al-Qur'an secara harafiah. 

    Sekurangnya, sebelum mereka memamah biak argumen yang itu-itu juga sejak
    empat belas abad yang lalu dan telah dibuktikan salah, mereka kudu membaca
    argumen tandingan yang telah dikemukakan orang dan diterima di Eropa. 

    Agar jelas: mereka kudu ngah  bahwa pada saat ini ajaran agama Islam itu
    adalah agama semitik yang paling terkebelakang, yang paling biadab, yang
    paling mengerikan, yang paling menjijikkan, yang paling memuakkan. 

    Dan sungguh tidak ada gunanya terus-terusan bersikap "buruk muka cermin
    orang yang dipecah".

    (Mencari-cari kesalahan saya di berbagai milis ini juga tidak ada gunanya,
    memutar balikkan omongan saya juga tidak ada manfaatnya, menyebarkan fitnah
    dan dusta tentang diri saya juga sungguh tidak akan memajukan pikiran
    Islam, sebaliknya malah). 

    Agar jelas: yang kudu memperbaiki ajaran agama Islam adalah orang Islam
    sendiri dan bukan orang Nasrani atau orang Yahudi, atau orang agnostik atau
    orang atheis. 

    Tapi orang Islam bisa belajar dari pengalaman orang Nasrani,
    dari pengalaman orang Yahudi, dari pengalaman orang agnostik, dari
    pengalaman orang atheis.

    Mereka itulah yang membikin kemajuan pikiran diabad-abad terakhir ini. 




Jusfiq Hadjar gelar Sutan Maradjo Lelo                                             =
======================================


To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke