At 08:21 PM 4/13/99 -0500, Ihsan wrote:
>On Wed, Apr 14, 1999 at 01:33:10AM +0700, Permadi Witjaksono wrote:
>
>> 4. Kayaknya setiap argumen yang dilancarkan selalu dibalas seolah-olah anti
>> Islam. Kenapa nggak kita bahas aja manfaat dan mudharat hukuman mati secara
>> umum, tanpa melibatkan ajaran-ajaran agama. Bukankah Islam itu mustinya
>> rahmatan lil alamin?    
>
>Nah ini die yang BENAR.
>
>Kesimpulan pertama yang pasti BENAR adalah bahwa satu-satunya hukuman yang
>setimpal, yang benar-benar adil dan yang seadil-adilnya untuk kasus
>pembunuhan adalah hukuman mati (qishosh).
>Betul nggak penonton? :)
>

Kenapa anda lari ambil langkah seribu dan bersembunyi di benteng qishosh?

Coba keluar dan terangkan/nalarkan hal-2 yang pernah saya sebutkan:

1. Rajam = hukum bunuh untuk pelanggaran seks.
(Rajam adalah hukuman yang sangat sangat sangat biadab, kalau membantah:
terangkan apa itu rajam. Saya pernah berdiskusi dengan orang yang mungkin
lebih fanatik dengan anda. Ia mengtakan bahwa onani adalah zina. Artinya:
orang beronani dapat dikenakan hukum rajam)
2. Potong tangan untuk pencurian.
3. Hukum bunuh untuk homoseks dan lesbian
4. Hukum bunuh untuk bestiality/persetubuhan dengan binatang.

Semuanya tak dapat dipulihkan/irreversible.
Siapa yang tidak ngeri dengan bunuh-bunuhan dan potong memotong model hukum
islam begini?

Sewaktu saya masih yakin bahwa hukum Islam adalah hukum yang benar, saya
juga sudah merasa sangat ngeri dengan solusi-solusinya. Juga merasakan bahwa
ada yang tidak beres dalam hukum Islam.

Sekarang, saya kecam hukum Islam. Tak akan ada keadilan dengan penerapan
hukum Islam.

(Saya yakin mas Ihsan pernah onani. Menurut "orang fanatik" yang pernah saya
ajak diskusi tsb, mas Ihsan seharusnya sudah di dera atau rajam. Ini dari
fakta statistik lho, bahwa 99,99% laki-laki dan 45% wanita pernah onani.
Kalau tak pernah onani, anda jadi Adam alias jadi laki-2 sendirian di dunia.
Asyik juga)


Sasis
==============

>Menolak hukuman dengan alasan ketakutan terjadinya kesalahan yang
>irreversible adalah tidak beralasan jika kita masih ingin menegakkan
>keadilan.
>Kenapa bukan usaha untuk meminimalkan, bahkan menutup kemungkinan itu yang
>diusahakan. Dan yang lebih diusahakan lagi adalah meminimalkan pembunuhan.
>
>Kenapa harus merubuhkan KEADILAN karena alasan yang belum tentu terjadi
>dan yang lebih penting bisa diusahakan untuk dihilangkan.
>
>Ihsan
>
>
>
>

To unsubscribe send a message to [EMAIL PROTECTED] with in the
message body the line:
unsubscribe demi-demokrasi

Kirim email ke