Kekerasan atas nama agama dan pemasungan kebebasan beragama baik oleh 
sekelompok umat ataupun oleh pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia sepanjang 
tahun 2007 merupakan catatan hitam yang menodai kebebasan beragama sebagaimana 
yang telah diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Klaim sesat dan 
penyerangan terhadap suatu kelompok sungguh seakan menjadi tradisi keberagamaan 
di Indonesia. 
  
  Lalu, bagaimana dengan tahun 2008? Akankah kekerasan dan pemasungan kebebasan 
beragama masih menjadi tontonan menarik dimasa-masa mendatang, ataukah bangsa 
Indonesia semakin dewasa dalam beragama? Dan, bagaimana mestinya menyipaki 
perbedaan keyakinan, aliran dan agama? Haruskah dengan kekerasan dengan alas an 
menumpas kemungkaran atau dengan cara yang lebih santun? 
  
  Kesemuanya itu akan didiskusikan pada Seminar Sehari "Prospek Kebebasan 
Beragama di Indonesia; Belajar dari Masa Lalu", yang diadakan atas kerjasama 
Reform Project (RePro) dengan Community for Religion and Social engineering 
(CRSe) dan Senat Fakultas Ushuluddin, pada Selasa 12 Februari 2008 di Ruang 
Theatrical Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga jam 08.00 sampai 13.00, dengan 
menghadirkan narasumber : Dr. Lutfi Assyaukanie (Koordinator Jaringan Islam 
Liberal, JIL), Dr. Farsijana Aderney Risakota (Aktivis HAM), dan Dr. Phil. 
Sahiron Syamsuddin (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). 
  
   
  Hatim Gazali 
  Directur Community for Religion and Social engineering (CRSe) Yogyakarta
  Telp : 08174121513

       
---------------------------------
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke