Allah berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 60 :
"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana"

Kalau menurut ayat diatas sih zakat ke pada keluarga kita itu boleh asal
dia itu ( mustahiq ) memenuhi kriteria yang telah ditentukan oleh Allah SWT.

Jikalau kita mau memenuhi apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad,
yaitu berzakat melalui baitul mal ( kalau sekarang namanya mungkin BAZ ).
Jadi zakat-nya diorganisir untuk menghindari pemberian zakat hanya kepada
orang tertentu saja.

Kita sebagai muzakki ( pembayar zakat ) membayar zakat ke BAZ ( Badan Amil
Zakat ), terus kita beritahu Amil Zakat-nya bahwa ada mustahiq dari keluarga
kita yang bernama si Fulan. Nanti Amil-nya akan ngecek apa benar si Fulan
sudah memenuhi kriteria sebagai mustahiq ? Kalau benar, ya tentunya si Fulan
berhak mendapatkan zakat.

Kembali kepada "memberi" kepada keluarga terdekat mungkin terminologi yang
tepat adalah nafkah. Seperti firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat
215 :
"Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja
harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya
Allah Maha Mengetahuinya."

Jadi sebelum memberi niatnya harus jelas apakah zakat atau nafkah.

Wassalam

Moh Shaleh

> -----Original Message-----
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:fupm-ejip-
> [EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Punching - IND
> Sent: Friday, October 06, 2006 1:38 PM
> To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP'
> Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] Zakat
> 
> kalau zakat harus selain keluarga
> kalau infaq/sodaqoh boleh keluarga & selain keluarga
> 
> tetapi yg terpenting sebelum melakukan zakat & infaq untuk orang lain
> dalam
> Surah Al-Baqoroh di jelaskan harus orang tua/keluarga dari suami dulu
> tidak
> ada kekurangan dan orang tua /keluarga dari istri tidak ada kekurangan
> baru
> kita boleh melakukan zakat, Infaq, sodaqoh
> 
> Thanks
> 
> > -----Original Message-----
> > From:       Didit Mei Anggoro Wata [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent:       Friday, October 06, 2006 10:19 AM
> > To: 'Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP'
> > Subject:    Re: [ FUPM-EJIP ] Zakat
> >
> > Kalau zakat, infaq, shodaqohnya kita salurkan untuk keluarga terdekat
> kita
> > yang membutuhkan boleh atau tidak?
> > Terima kasih...
> >
> >     -----Original Message-----
> >     From: [EMAIL PROTECTED]
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Imam Tobroni
> >     Sent: Friday, October 06, 2006 10:09 AM
> >     To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
> >     Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] Zakat
> >
> >
> >     Diniatkan untuk Infaq atau shodaqoh yang banyak aja Mas.........
> >     kalau diniatkan untuk zakat, menurut keterangan dari akh Cucun belum
> > memenuhi kriteria zakat........
> >
> >     Waallahu'alam
> >
> >             -----Original Message-----
> >             From: [EMAIL PROTECTED]
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Aris Eko
> >             Sent: Thursday, October 05, 2006 10:32 AM
> >             To: Forum Ukhuwah Pekerja Muslim di Kawasan EJIP
> >             Subject: Re: [ FUPM-EJIP ] Zakat
> >
> >
> >             Kalau kita dapat THR atau Bonus dari perusahaan, zakatnya
> > ikut yang zakat profesi atau zakat hadiah (bukankah THR/bonus juga
> semacam
> > hadiah dari PT)?
> >             Ada yang bisa memberikan pencerahan?
> >
> >
> >                     ----- Original Message -----
> >                     From: Rudy Swardani
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> >                     To: 'Saksi (E-mail)'
> > <mailto:[EMAIL PROTECTED]> ; 'FUPM-EJIP (E-mail)'
> > <mailto:FUPM-EJIP@usahamulia.net>
> >                     Sent: Thursday, October 05, 2006 10:22 AM
> >                     Subject: [ FUPM-EJIP ] Zakat
> >
> >
> >
> > <http://www.dompetdhuafa.org/dd.php?w=indo&x=zakat&y=main>
> >
> > ZAKAT
> >   <http://www.dompetdhuafa.org/imgs/shim.gif>
> > <http://www.dompetdhuafa.org/imgs/shim.gif>
> > <http://www.dompetdhuafa.org/imgs/shim.gif>
> >
> >      PENDAHULUAN
> > Ummat Islam adalah ummat yang mulia, ummat yang dipilih Allah untuk
> > mengemban risalah, agar mereka menjadi saksi atas segala ummat. Tugas
> > ummat Islam adlah mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, tentram dan
> > sejahtera dimanapun mereka berada. Karena itu ummat Islam seharusnya
> > menjadi rahmat bagi sekalian alam.
> >
> > Bahwa kenyataan ummat Islam kini jauh dari kondisi ideal, adalah akibat
> > belum mampu mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-
> Ra'du :
> > 11). Potensi-potensi dasar yang dianugerahkan Allah kepada ummat Islam
> > belum dikembangkan secara optimal. Padahal ummat Islam memiliki banyak
> > intelektual dan ulama, disamping potensi sumber daya manusia dan ekonomi
> > yang melimpah. Jika seluruh potensi itu dikembangkan secara seksama,
> > dirangkai dengan potensi aqidah Islamiyah (tauhid), tentu akan diperoleh
> > hasil yang optimal. Pada saat yang sama, jika kemandirian, kesadaran
> > beragama dan ukhuwah Islamiyah kaum muslimin juga makin meningkat maka
> > pintu-pintu kemungkaran akibat kesulitan ekonomi akan makin dapat
> > dipersempit.
> >
> > Salah satu sisi ajaran Islam yang belum ditangani secara serius adalah
> > penanggulanagn kemiskinan dengan cara mengoptimalkan pengumpulan dan
> > pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah dalam arti seluas-luasnya.
> > Sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta penerusnya di
> > zaman keemasan Islam. Padahal ummat Islam (Indonesia) sebenarnya
> memiliki
> > potensi dana yang sangat besar.
> >
> > Terdorong dari pemikiran inilah, kami mencoba untuk menuliskan risalah
> > zakat yang ringkas dan praktis agar dapat dengan mudah dimengerti oleh
> > pembaca. Meskipun kami sadar bahwa rislah ini masih jauh dari sempurna.
> > Namun demikian kami berharap risalah ini dapat bermanfaat. Koreksi,
> kritik
> > dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan risalah zakat ini
> >
> > Semoga Allah SWT mengampuni kekurangan dan kesalahan yang ada dalam
> > risalah ini, serta mencatatnya sebagai amal shaleh. Amin
> >
> >
> > PENGERTIAN ZAKAT
> > 1. Makna Zakat
> > Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan
> atau
> > bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau
> > mensucikan (QS. At-Taubah : 10)
> >
> > Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu
> > pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang
> > tertentu dan untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam
> > kitab Al Hawiy)
> >
> > Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh,
> > mengatakan bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah
> > dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan
> > zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah.
> >
> > 2. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah
> > a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)
> > b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)
> > c. Haq (QS. Al An'am : 141)
> > d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)
> > e. Al 'Afuw (QS. Al A'raf : 199)
> >
> > 3. Hukum Zakat
> > Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
> pokok
> > bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib
> > (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
> > Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa)
> > yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As
> > Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan
> > yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.
> >
> > 4.  Macam-macam Zakat
> > a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.
> > b. Zakat Maal (harta).
> >
> > 5. Syarat-syarat Wajib Zakat
> > a. Muslim
> > b. Aqil
> > c. Baligh
> > d. Memiliki harta yang mencapai nishab
> >
> >
> > ZAKAT MAAL
> > 1.  Pengertian Maal (harta)
> > 1.1. Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang
> diinginkan
> > sekali sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya
> > 1. 2. Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
> > (dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim).
> > sesuatu dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua)
> syarat,
> > yaitu:
> > a.  Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
> > b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah,
> > mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.
> >
> > 2. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati
> > 2.1.  Milik Penuh (Almilkuttam)
> > Yaitu : harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara
penuh,
> > dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan
> > melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat islam,
> seperti :
> > usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah.
> > Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka
> > zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus
> > dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak
> atau
> > ahli warisnya.
> > 2.2.  Berkembang
> > Yaitu : harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan
> > atau mempunyai potensi untuk berkembang.
> > 2.3. Cukup Nishab
> > Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
> > ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas
> > dari Zakat
> > 2.4.  Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)
> > Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan
> > keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya.
> Artinya
> > apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat
> > hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan
> > hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah,
> > kesehatan, pendidikan, dsb.
> > 2.5. Bebas Dari hutang
> > Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang harus
> > dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka
> harta
> > tersebut terbebas dari zakat.
> > 2.6.  Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)
> > Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu satu tahun.
> > Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan
perniagaan.
> > Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada
> > syarat haul.
> >
> > 3. Harta(maal) yang Wajib di Zakati
> > 3.1. Binatang Ternak
> > Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil
> > (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
> > 3.2.  Emas Dan Perak
> > Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang elok,
> > juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata uang
> > yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai
> > harta yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara' mewajibkan zakat
> > atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran
> > atau yang lain.
> > Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku
> pada
> > waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan
> > uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya,
> > termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan
> > besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
> > Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa,
> > kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara' atau
> > dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat di
> > uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan, asal
> > tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang
> tersebut.
> >
> > 3.3. Harta Perniagaan
> > Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-belikan
> > dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian,
> > makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara
> perorangan
> > atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.
> > 3.4. Hasil Pertanian
> > Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang bernilai
> > ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-buahan,
> > tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.
> > 3.5. Ma-din dan Kekayaan Laut
> > Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut
> > bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga,
> > marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala
> > sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,
dll.
> > 3.6 Rikaz
> > Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan
> > harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang
> > mengaku sebagai pemiliknya.
> >
> >
> > NISHAB DAN KADAR ZAKAT
> > 1. HARTA PETERNAKAN
> > a. Sapi, Kerbau dan Kuda
> > Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.
> > Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah
> > terkena wajib zakat.
> > Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At Tarmidzi
> > dan Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal RA, maka dapat dibuat tabel sbb :
> > Jumlah Ternak(ekor)
> >
> > Zakat
> >
> > 30-39
> >     1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
> > 40-59        1 ekor sapi betina musinnah (b)
> > 60-69        2 ekor sapi tabi'
> > 70-79        1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
> > 80-89        2 ekor sapi musinnah
> > Keterangan :
> > a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
> > b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
> >
> > Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1
> ekor
> > tabi'. Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah
> 1
> > ekor musinnah.
> >
> > b. Kambing/domba
> > Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah
> memiliki
> > 40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat.
> > Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam
> Bukhori
> > dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb :
> > Jumlah Ternak(ekor)
> >
> > Zakat
> >
> > 40-120       1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)
> > 121-200      2 ekor kambing/domba
> > 201-300     3 ekor kambing/domba
> >
> > Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya
> bertambah
> > 1 ekor.
> >
> > c. Ternak Unggas (ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan
> > Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan
> > jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung
> > berdasarkan skala usaha.
> > Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1
> Dinar
> > = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila
> > seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup
> buku)
> > ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar
> > atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban zakat
> > sebesar 2,5 %
> >
> > Contoh :
> > Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada
> > akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sbb:
> > 1.Ayam broiler 5600 ekor seharga
> > 2.Uang Kas/Bank setelah pajak
> > 3.Stok pakan dan obat-obatan
> > 4. Piutang (dapat tertagih)         Rp 15.000.000
> > Rp 10.000.000
> > Rp 2.000.000
> > Rp 4.000.000
> >
> > Jumlah       Rp 31.000.000
> >
> > 5. Utang yang jatuh tempo    Rp 5.000.000
> >
> > Saldo        Rp26.000.000
> >
> > Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000
> > Catatan :
> >    Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang
> > wajib dizakati.
> >    Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp 25.000,00 maka 85 x Rp
> > 25.000,00 = Rp 2.125.000,00
> >
> > d. Unta
> > Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor
> > unta maka ia terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah,
> jika
> > jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah
> > Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari
> Anas
> > bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb:
> > Jumlah(ekor)
> >
> > Zakat
> >
> > 5-9
> >     1 ekor kambing/domba (a)
> > 10-14        2 ekor kambing/domba
> > 15-19        3 ekor kambing/domba
> > 20-24        4 ekor kambing/domba
> > 25-35        1 ekor unta bintu Makhad (b)
> > 36-45        1 ekor unta bintu Labun (c)
> > 45-60        1 ekor unta Hiqah (d)
> > 61-75        1 ekor unta Jadz'ah (e)
> > 76-90        2 ekor unta bintu Labun (c)
> > 91-120       2 ekor unta Hiqah (d)
> >
> > Keterangan:
> > (a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun
> atau
> > lebih.
> > (b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
> > (c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
> > (d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
> > (e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
> >
> > Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya
> > bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,
> > zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.
> >
> > 2. EMAS DAN PERAK
> > Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200
> > dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki
> emas
> > sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah setahun, maka ia telah
> > terkena wajib zakat, yakni sebesar 2,5 %.
> >
> > Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta simpanan dan
> > dapat dikategorikan dalam "emas dan perak", seperti uang tunai,
tabungan,
> > cek, saham, surat berharga ataupun yang lainnya. Maka nishab dan
> zakatnya
> > sama dengan ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki
> > bermacam-macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau
> sama
> > dengan nishab (85 gram emas) maka ia telah terkena wajib zakat (2,5 %).
> >
> > Contoh :
> > Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :
> > Tabungan
> > Uang tunai (diluar kebutuhan pokok)
> > Perhiasan emas (berbagai bentuk)
> > Utang yang harus dibayar (jatuh tempo)      Rp 5 juta
> > Rp 2 juta
> > 100 gram
> > Rp 1.5 juta
> >
> > Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya
> dari
> > jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang
> > memakai perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati hanyalah
> > perhiasan yang selebihnya dari 60 gram.
> >
> > Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :
> > 1.Tabungan
> > 2.Uang tunai
> > 3.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 25.000        Rp 5.000.000
> > Rp 2.000.000
> > Rp 1.000.000
> >
> > Jumlah       Rp 8.000.000
> >
> > Utang        Rp 1.500.000
> >
> > Saldo        Rp 6.500.000
> >
> >
> > Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-\
> > Catatan :
> > Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan
> > yang sama.
> >
> > 3. PERNIAGAAN
> > Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,
> > agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha
> > (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar
> (setara
> > dengan 85gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir
> tahun
> > (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih besar atau
> > setara dengan 85 gram emas (jika pergram Rp 25.000,- = Rp 2.125.000,-),
> > maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 %
> >
> > Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua
> > anggota syirkah beragama islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum
> > dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota
> syirkah
> > terdapat orang yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari
> anggota
> > syirkah muslim saja (apabila julahnya lebih dari nishab)
> >
> > Cara menghitung zakat :
> > Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau
> > lebih dari tiga bentuk di bawah ini :
> > 1. Kekayaan dalam bentuk barang
> > 2. Uang tunai
> > 3.  Piutang
> >
> > Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah
> yang
> > harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.
> >
> > Contoh :
> > Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan
> > keadaan sbb :
> >
> >
> > 1.Mebel belum terjual 5 set
> > 2.Uang tunai
> > 3. Piutang  Rp 10.000.000
> > Rp 15.000.000
> > Rp 2.000.000
> >
> > Jumlah       Rp 27.000.000
> >
> > Utang & Pajak        Rp 7.000.000
> >
> > Saldo        Rp 20.000.000
> >
> > Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-
> >
> > Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan
> atau
> > lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati
> > sebab termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang)
> >
> > Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan
> > apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll,
> > kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
> >
> > 4. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan
> > perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti
> > hotel, taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
> >
> > 5. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil
> > bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian
> zakatnya
> > dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil
> > pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil
> > pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.
> >
> > 4. HASIL PERTANIAN
> > Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila
> > hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum,
> > kurma, dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut.
> >
> > Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-
> buahan,
> > sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya disetarakan dengan harga
> > nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut
> (di
> > negeri kita = beras).
> >
> > Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau
> > sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi
> > (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.
> >
> > Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami
> > zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya
> > pengairan. Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan
> > pertanian diairidengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan
> > perbandingan 50;50, maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).
> >
> > Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada
> > biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah
> > perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil
> dari
> > hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan
> > zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
> >
> >
> >
> > ZAKAT PROFESI
> > Dasar Hukum
> >
> > Firman Allah SWT:
> > dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
> > orang miskin yang tidak dapat bagian
> > (QS. Adz Dzariyat:19)
> >
> > Firman Allah SWT:
> > Wahai orang-orang yang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagian dari hasil
> > usahamu yang baik-baik.
> > (QS Al Baqarah 267)
> >
> > Hadist Nabi SAW:
> > Bila zakat bercampur dengan harta lainnya maka ia akan merusak harta itu
> > (HR. AL Bazar dan Baehaqi)
> >
> > Hasil Profesi
> > Hasil profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris, dll)
> > merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak dikenal di masa
> > salaf(generasi terdahulu), oleh karenanya bentuk kasab ini tidak banyak
> > dibahas, khusunya yang berkaitan dengan "zakat". Lain halnya dengan
> bentuk
> > kasab yang lebih populer saat itu, seperti pertanian, peternakan dan
> > perniagaan, mendapatkan porsi pembahasan yang sangat memadai dan detail.
> > Meskipun demikian bukan berarti harta yang didapatkan dari hasil profesi
> > tersebut bebas dari zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah pungutan
> > harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada
> > orang-orang miskin diantra mereka (sesuai dengan ketentuan syara').
> Dengan
> > demikian apabila seseorang dengan hasil profesinya ia menjadi kaya, maka
> > wajib atas kekayaannya itu zakat, akan tetapi jika hasilnya tidak
> > mencukupi kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq
> > (penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk menutupi
> > kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya tidak wajib zakat.
> > Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah kebutuhan pokok, yakni, papan,
> > sandang, pangan dan biaya yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.
> >
> > Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan Islam,
> > sedangkan hasil profesi yang berupa harta dapat dikategorikan ke dalam
> > zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian hasil profesi seseorang
> > apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat maka wajib baginya untuk
> > menunaikan zakat.
> >
> > Contoh
> > Akbar adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili di kota Bogor,
> > memiliki seorang istri dan 2 orang anak.
> > Penghasilan bersih perbulan Rp. 1.500.000,-.
> > Bila kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih Rp.625.000 per bulan
> > maka kelebihan dari penghasilannya = (1.500.000 - 625.000) = Rp. 975.000
> > perbulan.
> > Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka jumlah kekayaan yang dapat
> > dikumpulkan dalam kurun waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.00 (lebih
> dari
> > nishab).
> > Dengan demikian Akbar berkewajiban membayar zakat sebesar 2.5% dari
> saldo.
> >
> >
> >
> > Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5% dari
> saldo
> > bulanan atau 2.5 % dari saldo tahunan.
> >
> > Harta Lain-lain
> > 1.  Saham dan Obligasi
> > Pada hakekatnya baik saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank)
> > merupakan suatu bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh
> > karenannya masuk ke dalam kategori harta yang wajib dizakati, apabila
> > telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5% dari nilai kumulatif
> riil
> > bukan nilai nominal yang tertulis pada saham atau obligasi tersebut, dan
> > zakat itu dibayarkan setiap tahun.
> > Contoh:
> > Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI ILAHI, harga
> nominal
> > Rp.5.000/Lembar. Pada akhir tahun buku tiap lembar mendapat deviden
> > Rp.300,-
> > Total jumlah harta(saham) = 500.000 x Rp.5.300,- = Rp.2.650.000.000,-
> > Zakat = 2.5% x Rp. 2.650.000.000,- = Rp. 66.750.000,-
> >
> >
> > 2. Undian dan kuis berhadiah
> > Harta yang diperoleh dari hasil undian atau kuis berhadiah merupakan
> salah
> > satu sebab dari kepemilikan harta yang diidentikkan dengan harta temuan
> > (rikaz). Oleh sebab itu jika hasil tersebut memenuhi kriteria zakat, maa
> > wajib dizakati sebasar 20% (1/5)
> > Contoh:
> > Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK OLIMPIADE berupa mobil sedan
> > seharga Rp.52.000.000,- dengan pajak undian 20% ditanggung pemenang.
> > Harta Fitri = Rp.52.000.000,- -Rp.10.400.000,- = Rp.41.600.000,-
> > Zakat = 20% x Rp.41.600.000,- = RP.8.320.000,-
> >
> >
> > 3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran
> > Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (properti) atau
> > penggusuran, dapat dikategorikan dalam dua macam:
> >
> > 1. Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan, termasuk
> penggusuran
> > secara terpaksa , maka hasil penjualan (penggusurannya) lebih dulu
> > dipergunakan untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya. Apabila hasil
> > penjualan (penggusuran) dikurangi harta yang dibutuhkan jumlahnya masih
> > melampaui nishab maka ia berkewajiban zakat sebesar 2.5% dari kelebihan
> > harta tersebut.
> > Contoh:
> > Pak Ahmad terpaksa menjual rumah dan pekarangannya yang terletak di
> sebuah
> > jalan protokol, di Jakarta, sebab ia tak mampu membayar pajaknya. Dari
> > hasil penjualan Rp.150.000.000,- ia bermaksud untuk membangun rumah di
> > pinggiran kota dan diperkirakan akan menghabiskan anggaran
> Rp.90.000.000,-
> > selebihnya akan ditabung untuk bekal hari tua.
> > Zakat = 2.5% x (Rp.150.000.000,- - Rp.90.000.000,-)
> > = Rp.1.500.000,-
> >
> > 2. Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada kebutuhan maka
> ia
> > wajib membayar zakat sebesar 2.5% dari hasil penjualannya.
> >
> > Hikmah Zakat
> > Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, trasendental dan
> > horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan
> > ummat manusia, terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yng
> > berkaitan dengan Sang Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di
> > antara manusia, antara lain :
> >
> > 1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa
> > dengan materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan
> > kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap
> > Allah SWT
> >
> > 2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri
> > orang-orang di sekitarnya berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia
> > sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada uluran tangan dari mereka
> > (orang kaya) kepadanya.
> >
> > 3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa
> > (menumbuhkan akhlaq mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa
> > kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta serakah. Dengan
> > begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas dari tuntutan
> > Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.
> >
> > 4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri
> > atas prinsip-prinsip: Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah
> (persamaan
> > derajat, dan dan kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan
> > Takaful Ijti'ma (tanggung jawab bersama)
> >
> > 5. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi
> > harta (sosial distribution), dan keseimbangan tanggungjawab individu
> dalam
> > masyarakat
> >
> > 6. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi sosial
> > ekonomi atau pemerataan karunia Allah SWT dan juga merupakan perwujudan
> > solidaritas sosial, pernyataan rasa kemanusian dan keadilan, pembuktian
> > persaudaraan Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai
> pengikat
> > bathin antara golongan kaya dengan yang miskin dan sebagai penimbun
> jurang
> > yang menjadi pemisah antara golongan yang kuat dengan yang lemah
> >
> > 7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan
> seseorang
> > dengan yang lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya
> dapat
> > menciptakan situasi yang tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat
> > seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya kembali bahaya
> > komunisme 9atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan menyesatkan.
> Sebab
> > dengan dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi
> kapitalisme
> > dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan
> > janji Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun
> thoyibun
> > wa Rabbun Ghafur.
> >
> >
> >
> >
> >
> >   _____
> >
> >
> >
> >
> >
> > ********************************************************
> >                     Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim
> > dan DKM Di kawasan EJIP
> >
> > ********************************************************
> >                     Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi
> > situs SAMARADA :
> >                     http://www.usahamulia.net
> >
> >                     Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
> >                     [EMAIL PROTECTED]
> >
> >
> > ********************************************************
> >  << File: ATT04417.txt >>
> 
> ********************************************************
> Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
> ********************************************************
> Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
> http://www.usahamulia.net
> 
> Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
> [EMAIL PROTECTED]
> 
> ********************************************************


********************************************************
Mailing List FUPM-EJIP ~ Milistnya Pekerja Muslim dan DKM Di kawasan EJIP
********************************************************
Ingin berpartisipasi dalam da'wah Islam ? Kunjungi situs SAMARADA :
http://www.usahamulia.net

Untuk bergabung dalam Milist ini kirim e-mail ke :
[EMAIL PROTECTED]

********************************************************

Kirim email ke