Sunny:Selagi kuasa Ayo utang untuk bayar utang  Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang Sepanjang usia penanggung utang

Nesare: bung ada ide gimana bayar utang yang sudah terjadi? Juga gimana cara
utk membangun ekonomi?

 

Jonathan: Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?

Nesare: maksud ente ini apa? Pemerintah ambil hutang terus dikorupsi atau
dipakai utk pesta? Apa maksud ente "foya2" ini?

Ente sudah baca belum datanya? Statistiknya gimana? Baca dulu sebelum
sesumbar! Mbo iyem pinjem duit sejuta untuk beli grobak baru krn grobak lama
sudah rusak, ente bilang foya2 ya??!!!. Mestinya gimana ya ngelola hutang
ini? gak usah bayar ya, gak usah ambil hutang ya atau apa? Ente ini kan
jagonya ngeritik dan bashing.

 

Ini pendapat ane: hutang pemerintah memang naik. Ini karena samurai bond dan
euro bond utk pendanaan APBN. Hutang swasta turun itu malah jelek. Bukan
bagus. Artinya tidak ada pergerakan ekonomi atau ekonomi melesuh, pelaku
takut dll. Ini sama pengertiannya dengan inflasi. Orang takut inflasi naik
tetapi banyak yg gak ngerti bahwa ada inflasi itu artinya pergerakan ekonomi
naik. Deflasi itu yg gak bagus krn ekonomi mandek. Kalau terlalu ekstrim
keduanya jelek. Jadi naik turunnya inflasi dan deflasi itu ukuran bagus
tidak bagus. Inflasi dan deflasi selalu terjadi dalam ekonomi. Bagaimana
mengelola nya, itu yg lebih penting.

 

Utang luar negeri ULN jangka pendek melambat kwartal II 2016 dibandingkan
pada kuartal sebelumnya. Yang naik pemerintah. BI dan swasta turun. Ini
kondusif dan menunjukkan kestabilan.

Yang harus dilihat itu DSR/debt service ratio terutama DSR Tier 1 yang
mengacu pada penghitungan DSR bank dunia.

DSR Tier 1 kwartal II 2016 naik dari 34,08 menjadi 37,28. Ini gak bagus krn
DSR naik dan ekspor turun.

 

Pemerintah harus mengelola hutang ini. bukan hanya ngurus hutang pemerintah
saja. juga harus mikirin swasta. Seharusnya control hutang swasta lewat
perusahaan yang export oriented. Eksport ini penting. Kawasan ekonomi yg
berorientasi ekspor digalakkan. Pra sarana ditingkatkan. Jangan mati terus
listriknya. Birokrasi dibenahi. Terutama korupsi diberantas.

Dengan perlambatan ekonomi dunia seperti sekarang dan terutama eksport ke
RRT turun parah, pemerintah harus mikirin gimana produk eksport lebih bisa
dijual diluar negeri. Artinya industrialisasi diperlukan. Value added
dipikirkan. Jangan eksport komoditas saja. lada jangan dieksport dalam
bentuk raw. Masukin kebotol dan dijual dengan harga lebih mahal. Ini
penambahan value added. Bantu eksportir. Buka jalur distribusi. Kedubes dan
konsulat terutama bagian ekonomi dikasih kerjaan cari pelakunya siapa utk
setiap produk disemua negara. Bikin list kasih ke asosiasi dagang lempar ke
swasta. Ini bisa dipakai sbg sales lead. Kalau data ini ada, perusahaan akan
bisa kerja. Ini kelemahan perusahaan Indonesia. Makanya mereka selalu
eksportnya ke singapura dan hongkong yang eksport lagi kenegara2 maju
lainnya di USA, eropa dll.

Kalau DSR naik, ujung2nya kurs rupiah akan melemah terus dan balance sheet
perdagangan luar negeri akan anjlok.

 

http://www.bi.go.id/en/iru/economic-data/external-debt/Documents/SULNI-OKTOB
ER-2016.pdf

 

Posisi Utang Luar Negeri Menurut Kelompok Peminjam

External Debt Position by Group of Borrower (Juta USD / Million of USD)

Sep Oct Nov Dec Jan* Feb* Mar* Apr* May* Jun** Jul* Aug**

1. Pemerintah dan Bank Sentral/ Government and Central Bank 118.624 118.642
126.119 123.548 129.736 134.207 136.621 137.747 142.608 143.401 146.869
151.312 153.756 150.684 158.697 159.700 159.722

1.1 Pemerintah / Government 106.860 112.427 116.187 114.294 123.806 129.063
131.507 132.646 137.396 138.347 141.788 146.163 148.299 145.504 153.264
154.384 155.188

1.2 Bank Sentral / Central Bank 11.764 6.215 9.932 9.255 5.930 5.143 5.113
5.100 5.212 5.054 5.081 5.149 5.457 5.180 5.433 5.316 4.534

2. Swasta / Private 83.789 106.732 126.245 142.561 163.592 167.754 166.473
166.588 167.656 166.383 166.350 165.655 166.443 164.514 166.082 164.976
163.328

2.1 Bank 14.382 18.466 23.018 24.431 31.673 30.312 29.769 29.533 31.956
30.589 30.394 29.225 29.743 29.169 29.804 29.585 28.647

2.2 Bukan Bank / Nonbank 69.407 88.266 103.228 118.130 131.920 137.442
136.704 137.055 135.700 135.795 135.956 136.430 136.700 135.346 136.279
135.390 134.681

2.2.1. LKBB / Nonbank Financial Corporations 3.575 6.103 7.713 7.947 10.149
11.613 11.429 11.833 11.077 11.247 11.098 11.218 11.134 11.464 10.739 10.625
10.775

2.2.2. Perusahaan Bukan Lembaga Keuangan / Nonfinancial Corp. 65.833 82.162
95.515 110.183 121.771 125.829 125.275 125.221 124.623 124.548 124.858
125.212 125.566 123.882 125.540 124.765 123.906

TOTAL (1+2) 202.413 225.375 252.364 266.109 293.328 301.961 303.094 304.334
310.264 309.784 313.218 316.967 320.199 315.198 324.779 324.676 323.050

 

Coba lihat data ini debt to GDP setiap negara:

http://www.tradingeconomics.com/country-list/government-debt-to-gdp

Indonesia 27. Bandingkan dengan jepang 229, belgia 106, USA 104, perancis
96, kanada 91, inggris 89, RRT 44. Di asean: singapura 104, Malaysia 54,
Vietnam 51,

Filipina 45, Thailand 44, laos 44.

 

Ngerti enggak baca data ini?

 

Itu sedikit dulu,

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Tuesday, October 18, 2016 5:05 AM
To: jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com>;
GELORA45@yahoogroups.com; nasional-l...@yahoogroups.com
Subject: Re: [GELORA45] Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
Penyebabnya

 

  

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang

Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
<mailto:jonathango...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >:

> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
>
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-
luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
> 



Kirim email ke