Seharusnya setiap Utang LN pemerintah yg dimasukkan ke ekonomi dalam negeri 
akan meningkatkan perekonomian, akan meningkatkan daya beli, setidaknya itu 
menurut theory multiplier setiap tambahan duit pemerintah ke ekonomi akan 
meningkatkan perekonomian berlipat kali sesuai dengan angka multiplier yang 
ada. Tetapi anehnya hal ini tidak terjadi justru ekonomi tambah lemah daya beli 
berkurang. Dus ini artinya utang pemerintah itu tidak dimasukkan ke ekonomi 
dalam negeri, mungkin duit itu keluar lagi buat bayar utang yg jatuh tempo 
seperti yang anda katakan gali lubang tutup lubang, atau mungkin juga buat 
proyek2 yg harus import dari luar negeri baik material ataupun tenaga kerja 
sedang yg dari dalam negeri terlalu kecil utk menambah perekonomian. Apakah 
kurang lebih begitu?

---In GELORA45@yahoogroups.com, <lusi_d@...> wrote :

Selagi kuasa
Ayo utang untuk bayar utang 
Gali lubang tutup lubang
Bebankan generasi mendatang
Sepanjang usia penanggung utang



Am 17 Oct 2016 18:27:24 -0700
schrieb "jonathangoeij@... [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com>:


> Artinya "ber-foya2" pakai utang ditengah ekonomi lesu?
> 
> ---
> "Mau nggak mau, karena pendanaan yang paling gampang untuk
> mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke luar negeri,"
> tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak adanya
> kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya beli
> masyarakat yang lemah. ...
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
>http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/keuangan/16/10/18/of7qck383-utang-luar-negeri-pemerintah-akan-terus-naik-ini-penyebabnya
> 
> 
> Home http://www.republika.co.id/ > Ekonomi
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi > Keuangan
> http://www.republika.co.id/kanal/ekonomi/keuangan Tuesday, 18 October
> 2016, 06:28 WIB Utang Luar Negeri Pemerintah akan Terus Naik, Ini
> Penyebabnya Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
> 
> 
> 
> 
> 
> REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi
> Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2016 tercatat sebesar
> 323,0 miliar dolar AS, tumbuh sebesar 6,3 persen (yoy). ULN sektor
> publik atau pemerintah tumbuh 19,2 persen (yoy), sementara ULN sektor
> swasta melambat 3,9 persen (yoy). Ekonom Indef Eko Listiyanto
> menjelaskan, dalam kondisi pelemahan ekonomi saat ini merupakan hal
> yang wajar apabila pemerintah menambah utang. "Kalau pelemahan
> ekonomi kayaknya sekarang, wajar ada utang. Sektor publik naik karena
> pemerintah butuh dana, makanya mengeluarkan global bonds lagi," ujar
> Eko pada Republika, Selasa (18/10). Apalagi saat ini penerimaan pajak
> di luar pengampunan pajak turun, sehingga terjadi shortfall yang
> besar dalam penerimaan pajak. Padahal pemerintah diharuskan menjaga
> defisit di bawah tiga persen. "Mau nggak mau, karena pendanaan yang
> paling gampang untuk mengurangi defisit, dengan meningkatkan utang ke
> luar negeri," tuturnya. Di sisi lain, ULN swasta turun karena tidak
> adanya kebutuhan industri untuk ekspansi. Hal ini disebabkan daya
> beli masyarakat yang lemah. Menurut Eko, justru pemerintah yang lebih
> ekspansif. Kalau pemerintah menarik utang lebih banyak ke pasar uang,
> swasta akan sulit untuk mengeluarkan obligasi. "Karena kalau mau
> jualan dibandingkan pemerintah pasti lebih laku pemerintah. Akhirnya
> kalau kau menjual obligasi mereka harus meningkatan suku bunga supaya
> lebih menarik,"tuturnya. Tidak adanya ekspansi ini menandai rendahnya
> kebutuhan impor. Sehingga impor tercatat turun. "Jadi memang artinya
> wajar, di ekonomi kita yang lemah saat ini, ditandai dengan adanya
> masalah di swasta kita. Sehingga pertumbuhan ekonomi kita mungkin
> tidak tercapai sesuai proyeksi pemerintah," katanya. 
> 
> 
>

Kirim email ke