Kalau saja berani menamakan diri pejuang-RAKYAT bisa merasa PUAS dengan adanya 
sedekah, sumbangan yang diberikan konglomerat-konglomerat itu, itu namanya JIWA 
PENGEMIS! Jadikanlah sedekah itu langkah untuk mempercepat dirinya lolos dari 
penderitaan kemiskinan, ... Terima dan GUNAKANLAH SUMBANGAN kapitalis itu 
sebaik-baiknya untuk memperkuat diri, tumbuh menjadi lebih kekar dalam BARISAN 
Rakyat tertindas untuk meneruskan perjuangan lebih gencar membangun masyarakat 
adil dan makmur tentu harus diteruskan! 

Kalau saja menggunakan kapitalis-kapiatalis itu dengan melepaskan 4 prinsip 
sosialis dan menjadi BERKOLABORASI-KLAS seperti Krushcov, ... pantaslah 
digempur juga! Dan, ... cepat atau lambat, satu saat juga akan roboh dengan 
sendirinya, akan berakhir tragis dicampakkan oleh rakyat! Begitulah nasib jalan 
PKUS yg hanya sekitar 70tahun saja, ... Saya yakin, PKT tidak sebodoh itu 
meneruskan jalan PKUS yang pernah dicaci-maki dengan polemik 9 Komentar itu!



From: Tatiana Lukman 
Sent: Thursday, March 2, 2017 2:36 PM
To: Chan CT ; GELORA45@yahoogroups.com ; ajegil...@yahoo.com 
Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Jonathan Goeij ; Lusi.D ; Roeslan ; Daeng 
; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Harry Singgih ; Gol ; in...@ozemail.com.au ; Billy 
Gunadi ; NESARE ; Mitri 
Subject: Re: [GELORA45] Konglomerat yng mau BANTU warga miskin

Ya tidak heran orang remo merangkap renegad pasti menjunjung tinggi para 
konglomerat dan akan terus berkaok-kaok mempropagandakan kebaikan dan kemurahan 
hati mereka. Dikiranya saya tidak tahu??? Inilah manifestasi ASBUN, menuduh 
orang serampangan tanpa bukti!! Sudah dalam buku saya Panta Rhei yang terbit 
tahun 2008 saya bicara soal orang-orang jutawan yang namanya jadi harum karena 
proyek-proyek kemanusiaannya. Itulah caranya untuk meredam perlawanan rakyat. 
Komunitas yang mendapat kucuran dananya menjadi lebih baik hidupnya dan karena 
itu tidak akan turut dalam perjuangan komunitas lain yang tidak dapat kucuran 
dana yang berjuang untuk memperbaiki nasibnya. Itu namanya MEMECAH BELAH!!! 
Ketika dulu Chan menyatakan dirinya seorang Marxis, lalu saya tanya apakah dia 
mengakui  ADANYA KONTRADIKSI KELAS DAN PERJUANGAN KELAS. Sunyi senyap tidak ada 
jawaban!! Sudah remo dan renegad masih ditambah lagi MUNAFIK! Ngaku-ngaku 
Marxis tapi tidak mengakui kontradiksi kelas dan perjuangan kelas!! Yang 
dijajakan adalah KOLABORASI KELAS. Itulah ajaran Deng xiao-ping yang tidak 
mengakui perjuangan kelas, persis seperti Khrushchov. Kemudian satu kali Chan 
membantah lainnya Khruschov dengan Deng Xiao ping. Saya tunjukkan bahan 
terjemahan di mana tercermin dengan gamblang Deng yang menegasi perjuangan 
kelas. Artinya Deng bertentangan dengan Mao. Dan SAMA dengan Khrushtjov dalam 
hal perjuangan kelas. Nah, jatuh lagi argumentasinya yang membantah kelainan 
Deng dari Khrustjov!!! KO si Chan!! Hanya mampu mengajukan pertanyaan "dari 
mana bahan itu". Saya bilang kakaknya sendiri yang menterjemahkannya. KO lagi 
si Chan!! Tidak bisa menjawab!!!!
Nah, sekarang simak apa yang saya tulis di Panta Rhei berkaitan dengan 
orang-orang jutawan yang murah hati. "Di televisi kadang-kadang kita disuguhi 
program yang bicara tentang jutawan-jutawan yang menyumbang dana untuk 
membangun rumah sakit atau sekolah-sekolah untuk rakyat yang tidak mampu. 
Diwawancarailah jutawan-jutawan itu yang tampil dengan rasa bangga karena 
merasa sudah menyumbang dan berbuat sesuatu dalam melawan kemiskinan di dunia. 
Tapi satu kali pernah juga saya menyaksikan satu perdebatan tentang dana untuk 
memerangi kemiskinan di mana salah satu anggota panelnya mengatakan bahwa dana 
yang dikeluarkan dari saku jutawan-jutawan itu sama sekali tidak mengurangi 
jumlah kekayaannya, maka itu dia sendiri tidak menganggap mereka sebagai orang 
yang sungguh-sungguh dermawan atau murah hati. Apalagi kalau kita lihat bahwa 
tindakan-tindakan "murah hati" para jutawan itu hampir selalu didampingi oleh 
berita-berita media yang dengan sendirinya menambah keharuman namanya." 


Makanya saya bilang, dana yang dikucurkan para jutawan itu tidak akan pernah 
mencapai besarnya tahi upilnya sendiri!!!! Sebaliknya dengan "menyumbang" itu, 
massa yang tidak sadar akan terus kowtow dan mengelu-elukan para jutawan itu , 
bahkan mencium kakinyapun mau!!!! Dan yang penting lagi dengan "sumbangan" itu, 
para konglomerat itu seolah-olah "menebus dosa" atas penghisapannya dan 
kerusakan yang mereka sebabkan kepada lingkungan!!! Orang seperti Chan 
menggunakan "sumbangan" itu untuk memperindah citra para penghisap dan penyebab 
kesengsaraan rakyat!!!


Sebenarnya masih panjang lagi yang saya tulis di PR, tapi tidak ada gunanya 
saya taruh semua di sini. Cukup kutipan itu untuk menunjukkan sekali lagi Chan 
ngomong asal jeplak mulutnya, menuduh orang serampangan. Sementara itu dirinya 
sendiri tidak pernah bisa membantah semua argumentasi yang saya ajukan dalam 
perdebatan tentang berbagai masalah selama lebih dari tiga tahun. Dan dia juga 
tidak bisa membuktikan kesimpulan-kesimpulan yang dia ajukan sendiri. Misalnya, 
saya ingatkan lagi, pernahkah Chan menunjukkan unsur-unsur sosialis dari sistim 
ekonomi, sosial dan politik sehingga dapat dibenarkan dan dibuktikan apa yang 
selalu dia propagandakan "sosialisme dengan ciri-ciri Tkk"!!!!    TIDAK PERNAH 
Chan mampu mengajukan unsur-unsur itu. Apa mode of production/cara produksi di 
Tkk sekarang? Tidak pernah dia jawab. Apa bedanya Revolusi Demokrasi Baru-nya 
Mao dengan RDB yang dia klaim sebagai tahap revolusi Tkk sekarang. Tidak pernah 
dia jawab. Bertumpuk pertanyaan saya yang dia lewatkan dan tidak pernah dia 
bisa jawab!!! Sudah lama dia KO!! Hanya kesombongannya tidak mengijinkannya 
untuk mengakui ketidak mampuannya itu. Bisanya hanya ngotoooot terus!! Bukan 
Chan namanya kalau tidak ngotot, begitulah salah satu kesimpulan Tan Sie tik. 
Sedangkan Jonathan sampai terkesan banget dengan "ngatok"nya si Chan kepada 
para penguasa Tkk daratan dan HK. Makanya tidak salah kalau saya bilang Chan 
itu begundalnya kaum remo dan kaum konglomerat Tkk!!!



On Thursday, March 2, 2017 5:17 AM, Chan CT <sa...@netvigator.com> wrote:




Kalau saja nenek dalam tempurung ini mau sedikit saja mengintip keluar dan 
melihat kenyataan, tentu akan terlihat bahwa diantara konglomerat-konglomerat 
didunia, khususnya di Tiongkok, mulai muncul dan sedang didorong untuk ikut 
serta dalam usaha mengentaskan kemiskinan yang masih lebih 50 juta orang 
tersisa di Tiongkok! Tempo hari saya sudah mengajukan konglomerat terkaya di 
Tiongkok, Wang Jian Lin ternyata sudah beberapa tahun yl. ikut terjun berusaha 
mengentaskan kemiskinan, bahkan dia bersedia belasan X datang sendiri ke daerah 
Dan Zhai yg miskin itu berbincang dengan warga miskin, untuk menemukan solusi 
bagaimana memecahkannya.

Pagi ini saya ajukan seorang konglomerat TIongkok lagi, Xu Jia Ying, yang juga 
ikut mengabdikan dirinya dalam usaha proyek mengentaskan kemiskinan di 
Tiongkok, lihat gambar tengah, ... dan, sebetulnya di AS orang macam Bill Gate 
juga tidak sedikit telah memberikan sumbangannya pada usaha membantu mengatasi 
kemiskinan diberbagai negeri didunia, ... semangat dan jiwa kapitalis-kapitalis 
dalam usaha sosial macam ini yang harus didorong lebih lanjut, biar 
mereka-mereka bisa ikutan dalam usaha sosial, bersedia mengeluarkan KEUNTUNGAN 
BESAR yang didapatkan untuk usaha mengatasi kemiskinan yang masih nyata ada 
disekitarnya! Dan, ... sebagai manusia normal yang juga sedikit banyak berjiwa 
sosial, berjiwa kemanusiaan, PASTI juga terangsang untuk beramal. Tidak semua 
dari kapitalis-kapitalis itu serakah dan kejam, dan ditingkat perjuangan 
sekarang ini memang BELUM tiba saatnya kita melancarkan Revolusi Sosialis yang 
menjadikan kapitalis sebagai sasaran revolusi, klas penghisap yang harus 
diBASMI! BELUM tiba waktunya, ... sementara ini kapitalis masih masuk dalam 
kategori RAKYAT, tergolong klas yang harus ditarik dalam front untuk ikut 
mendorong maju ekonomi nasional dan khususnya dimana kekuatan rakyat sudah 
berkuasa seperti di Tiongkok, kapitalis juga cukup dikendalikan, dijinakkan 
saja, ... Kapitalis-kapitalis tetap diberikan hak untuk hidup, tumbuh 
berkembang! Kapitalis yang salah, yang serakah, yang kejam dan melanggar 
ketentuan HUKUM saja diganjar penjara seberat-beratnya!

Wang Jian Lin (kanan), konglomerat terkaya di RRT berbincang dengan warga 
miskin Dan Zhai.


Xu Jia Ying (tengah), konglomerat RRT yang juga ikut proyek mengentaskan 
warga-miskin tersisa, ... datang berkunjung melihat kehidupan warga miskin!


Bill Gate bersama istri yang tanpa risih duduk bersama ditanah dan memangku 
anak-hitam yg miskin, ...


From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] 
Sent: Thursday, March 2, 2017 2:12 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com ; ajegil...@yahoo.com 
Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Jonathan Goeij ; Lusi.D ; Roeslan ; Daeng 
; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Harry Singgih ; Gol ; in...@ozemail.com.au ; Billy 
Gunadi 
Subject: Re: [GELORA45]

  
Tulisan yang menarik. Ada beberapa point yang sesuai dengan kenyataan (sudah 
tentu menurut pandangan saya). Misalnya:
duit gak akan keluar dari sarangnya kecuali hanya untuk membawa pulang temannya 
lagi (sesama duit). Ini sama dengan mengatakan kapital dikeluarkan oleh 
pemiliknya dan ditanam untuk melahirkan profit. Kapital selalu cari tempat di 
mana bisa menghasilkan keuntungan.


Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. 
Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya,  
Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? 
Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg
<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->dibuatnya untuk 
"saudara-saudara seagamanya" itu.
Benar sekali!! Bagi kaum kapitalis, yang utama adalah keuntungan ekonomi. Soal 
agama sama sekali tidak penting. 


Pepatah tua mengatakan, orang  kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya...
Benar sekali. Mana ada orang kaya bergaul dengan orang miskin. Orang miskin 
dijadikan jongosnya, nah itu baru mungkin!  


Saudi dan RRT adalah dua kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan 
Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan 
memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka 
harapkan terjadi di Indonesia adalah *stabilitas politik* untuk mengamankan
uang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, dan 
bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan stabil.
Penulis tidak mencantumkan RRT sebagai pemerintah "Komunis". Tepat!! 
Mendefinisikan sebagai Kekuasaan Otoriter yang anti demokrasi!! Dan memang 
betul yang penting bagi mereka adalah "stabilitas politik". Ha...ha.. seperti 
kata Paus Fransiskus, kapitalisme yang mendewakan uang.



Kapitalis Arab, Kapitalis China,  keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus 
utamanya cuma satu, uang. 
Ha...ha.. seperti kata Paus Fransiskus, kapitalisme yang mendewakan uang. 



Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di 
Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri 
sendiri, NKRI.
Betul, memang ada gejala ke arah itu. Tergantung pada perjuangan rakyat. Hanya 
gerakan rakyat yang bisa menghentikan arus mengorbankan rakyat sendiri untuk 
dijadikan sapi perahan murah kaum pemodal asing, tak perduli dari negeri 
manapun datangnya. 



Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, 
berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. 
Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama...
Betul sekali!! Kapital tidak kenal bangsa, warna kulit, atau agama. Hanya Chan 
yang percaya modal Tkk lebih baik dan menguntungkan dari pada modal Jepang atau 
AS!!! 



Dengan GDP terbesar *kedua di dunia*, dan Cadangan Devisa terbesar *nomor satu  
di dunia*, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 
 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya?
*Indonesia*... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg 
konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para 
pemimpinnya *mudah dibeli*, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi  
bahan *tenaga kerja berbiaya murah*.
Betul sekali! Hanya beberapa kata yang tidak setuju, "mental kuli dan jongos 
rakyatnya...". Rakyat Indonesia tidak bermentalitas kuli atau jongos!!! Sistim 
semi feodal dan semi kolonial dengan pemerintahnya yang mengabdi tuan tanah 
besar, kabir dan komprador yang memaksa mereka bekerja sebagai kuli dan jongos 
dan buruh dengan upah murah. 



Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk 
investasi, ya Akhii al-kiraam...
Betul sekali!! Dan ingat bukan Indonesia yang butuh Saudi, tapi Saudi yang 
butuh Indonesia karena harga emas hitamnya sudah tidak memungkinkan mereka 
mandi duit. Dan siapa yang memfasilitasi dan mengabdi kepada kepentingan Arab 
Saudi??? Pemerintah Jokowi yang memang kerjanya ngemis modal!!! Masih kurang 
jelas kepada siapa Jokowi mengabdi?? Masih ingat lumbung padi di Papua yang 
pernah dibanggakan oleh salah seorang anggota milis ini??? Berasnya termasuk 
beras organik untuk diekspor ke Arab Saudi! Rakyatnya sendiri makan raskin!!!



Tidak percuma penulis ini menyandang gelar Dr.!!! Matanya jeli! Logikanya jalan 
dengan baik.





On Tuesday, February 28, 2017 8:44 PM, "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:




  
Setelah dihantam berbagai kritik akibat kecondongannya pada RRC, barulah Jokowi 
teringat citra Indonesia sebagai negara dg politik bebas-aktif.


Sayangnya, politik luarnegeri yang luhur itu disalahartikan sebagai bebas 
bergaul di dunia yang semakin multipolar ini untuk berutang sana-sini.


Artinya, hanya membawa Indonesia tetap sebagai jajahan nekolim.

--- arif.harsana@... wrote:


Berikut ini, saya forward salah satu tanggapan ttg. kunjungan Raja Salman ke 
Indonesia,
yg isinya saya kira cukup kritis dan pantas dicermati.


A.H.
------------------- 
  ARTIKEL_Dr.KH.Wahfiudin Sakam M.A.

  Sumber: https://www.facebook.com/eva.sundariii.5/posts/1946099205618577

  ENTREPRENEURS kunci Kemandirian Ekonomi

  Tulisan menarik Dr. KH. Wahfiudin Sakam, M.A.
  (Wakil Talqin Abah Anom, TQN Suryalaya). Sahabat Ust Saad,, ???

  Umat Islam Indonesia memang bakal gigit jari... terserah,y mau satu jari, dua 
jari, atau tiga jari...

  Sy tdk percaya kedatangan Raja Salman krn memikirkan umat Islam Indonesia.
  Dia datang lebih krn kepentingan negaranya sendiri, bahkan lebih sempit lagi, 
krn kepentingan Dinasti Saud, demi diri dan keluarganya sendiri.

  Tak ada itu dana (solidaritas) Islam.
  Dia arahkan kebijakan luar negerinya ke Timur (India, Malaysia, Indonesia, 
Jepang, bahkan RRT) krn gerak invèstasinya di Barat semakin sulit.

  Ekonomi USA belum sembuh dari kehancuran akibat krisis mortgage 2007, 
ditambah kebijakan Trump yg "America first", self protective, dan anti-Islam.

  Eropa, dengan bbrp negara spt Yunani, Portugal, Spanyol terus mengalami 
krisis ekonomi; dan keluarnya Inggris dari UE, semakin memberi ketidak pastian 
masa depan untuk investasi.

  RRT, INDIA, INDONESIA... tiga negara dgn pertumbuhan ekonomi yg terbaik 
(relatif dari semua negara di dunia), tiga negara berpenduduk terbesar yg siap 
menjadi market besar dunia, lebih menjanjikan untuk investasi uang Dinasti Saud.

  Benarkah Raja Salman bawa uang 325T untuk menutup hutang RI kpd RRT? 
Hahaha... nonsense... omong kosong...

  Duit gak kenal saudara pemiliknya (manusia)... duit gak akan keluar dari 
sarangnya kecuali hanya untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit).

  Bagaimana Raja Salman mau nebar duit untuk umat Islam Indonesia, kalau uang 
kematian korban robohnya crane di Masjidil Haram yg dijanjikannya sendiri sudah 
bertahun-tahun belum bisa dia bayarkan. Belum lagi janji untuk menghajikan 
keluarga korban "tragedi Mina 2".

  Bagaimana mau menebar uang untuk umat Islam, kalau Saudi sendiri sdg berusaha 
"memeras" umat Islam dunia dgn menaikkan harga visa Haji dan Umrah, menjadikan 
Haji dan Umrah sbg "komoditi eksklusif" dgn "market yg captive", padahal tebar 
pesona sebagai "Khadimul Haramain (pelayan dua Tanah Suci)".

  Bagaimana Saudi mau membebaskan umat Islam Indonesia dari terkaman RRT, kalau 
RRT pemegang dana cadangan devisa terbesar di dunia (sekitar 3,5T US $), 
kontraktor pembangunan jaringan kereta api di Saudi, juga kontraktor dan 
investor besar pembangunan proyek2 infrastruktur di negara-negara Teluk Arab.

  Harga minyak dunia sdg turun, Saudi tak mau menurunkan produksinya walau sdh 
ditekan OPEC, maka satu2nya cara meningkatkan harganya dgn meningkatkan 
penjualannya, dan potensi pembeli terbesarnya adalah RRT yg sdg haus enerji 
untuk pembangunan sektor industrinya.

  Itu sebabnya setelah dari Indonesia Raja Salman akan ke RRT, untuk memperkuat 
kerjasama ekonomi dgn RRT. Dalam "The Clash of Civilizations" S Huntington juga 
meramalkan, benturan peradaban yang akan terjadi adalah antara Peradaban Barat 
dgn Peradaban Islam (Arab?) Yg bersatu dgn Perdaban Konfusianisme (Cina?).

  Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. 
Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya, 
Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? 
Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg 
dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" itu.

  Kedatangannya ke Indonesia, dengan siapa pertemuan-pertemuan pendahuluan 
dilakukan untuk mempersiapkannya? Apakah dgn MUI, NU, Muhammadiyah, atau 
Parpol-parpol Islam spt PKS, PAN, PPP, PKB? No, ini bukan kunjungan 
keagamaan... ini kunjungan bisnis Kapitalis Saudi yg sdg mencari saudaranya 
sesama kapitalis... Dan siapa kapitalis-kapitalis besar di Indonesia? Lihatlah 
para pangeran Saudi itu, dengan siapa pertemuan2 bisnis mrk sdh diagendakan, di 
saat sang Raja melakukan acara seremonial diplomasi kenegaraan? Pepatah tua 
mengatakan, orang kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya...

  Saudi dan RRT adalah dua ,kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan 
Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan 
memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka 
harapkan terjadi di Indonesia adalah stabilitas politik untuk mengamankan uang2 
mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, dan bagaimana 
kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan stabil.

  Apakah kunjungan Raja Salman itu sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi 
keIslaman di Indonesia? Pasti ada dong, walau serpihan-serpihan saja. Yg jelas 
kelompok dakwah Salafi Wahabi (SaWah) akan makin kebanjiran dana. Bukan SaWah 
yg radikal, tapi SaWah yg anti demokrasi, bahkan yg apolitis. Paling-paling 
hanya akan menambah keributan soal syirik, bid'ah, dhalalah, kafir... dan 
enerji dakwah hanya akan tersita di keributan soal itu, sebagaimana terjadi di 
Makkah dan Madinah, lalu umat Islam terlalaikan dari pergulatan yg sesungguhnya 
di pucuk-pucuk Kekuasaan dan Ekonomi negeri ini. Kapitalis Arab, Kapitalis 
China, keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus utamanya cuma satu, uang. 
  Jalan menuju uang, yg harus dibangun oleh umat Islam Indonesia adalah: 
ENTREPRENEURSHIP !!!
  Kalau jalan itu tak dikembangkan, silahkan jadi kuli dan jongos saja.

  SELAMAT DATANG KAPITALIS RRT DAN KAPITALIS SAUDI.

  Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China 
di Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri 
sendiri, NKRI.

  Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, 
berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. 
Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama...

  Setelah pelemahan ekonomi di Eropa, juga Amerika, terlebih dgn kebijakan 
Donald Trump yg self-protection dan anti-Islam, kemana para Kapitalis Saudi 
akan mengarahkan investasinya? Afrika yg dekat dgn Saudi, dari dulu tak pernah 
menjanjikan.

  Dengan GDP terbesar kedua di dunia, dan Cadangan Devisa terbesar nomor satu 
di dunia, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 
milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya?

  India... paling banyak punya ahli IT dan Manajer.

  Vietnam... paling kuat jaringan internetnya.

  Malaysia... kuat entrepreneur-nya.

  Indonesia... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg 
konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para 
pemimpinnya mudah dibeli, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi 
bahan tenaga kerja berbiaya murah.

  Ke Indonesia-lah, para Kapitalis Saudi dan Kapitalis RRT datang...

  Memangnya Raja Salman datang ke Indonesia mau menyelesaikan urusan Islam dan 
umat Islam di Indonesia? 
  No... ini urusan investasi keluarga Saud, ya akhii...

  Bagaimana Raja Salman mau mengurus Islam di Indonesia, kalau:

  1. Raja Salman tak punya pengalaman mengurus umat sebanyak ini. Di Saudi cuma 
ada sekitar 22 juta muslim, di Indonesia 220 juta muslim.

  2. Di Indonesia ada lebih banyak Perguruan Tinggi Agama Islam yg menghasilkan 
Sarjana-sarjana ahli Ilmu Agama Islam daripada di Saudi. Coba hitung, betapa 
banyak Indonesia punya pesantren, madrasah diniyah, ibtidaiyah hingga aliyah, 
UIN, IAIN, STAIN, STAI Swasta, Universitas Islam, kursus-kursus muballigh.

  Saya tdk tahu, para sarjana S1 hingga S3 Ilmu Agama Islam yg dihasilkannya, 
malah membawa kemajuan bagi umat atau malah menjadi beban... karena kalau sdh 
sarjana, lalu jadi pegawai atau pengajar, gaji dan fasilitas yg ditunutunya pun 
semakin mahal... jadi muballigh pun tarifnya semakin tinggi... tapi apa 
dampaknya bagi perkembangan dakwah? Entahlah... 

  Yg jelas, kerja "semut-semut pekerja dakwah" dari Jamaah Tabligh, yg door to 
door menjemput orang ke jalan iman, lebih banyak "mengIslamkan" orang daripada 
apa yg dilakukan oleh para sajana Perguruan Tinggi Agama Islam, karena mereka 
lebih sibuk antri jadi PNS (sekarang ASN) di Kemenag dgn menenteng 
ijasah-ijasah mereka.

  3. Di Indonesia lebih banyak organisasi dakwah dan harakah Islamiyah daripada 
di Arab Saudi, dengan variasi mazhab fiqih, firqah aqidah, dan aliran thariqah 
yg beragam, dengan corak yg fundamental, radikal, liberal, dan sinkretis, 
lengkap dgn garis keras, garis lurus, dan garis lucu... Gak akan sanggup Raja 
Salman memahami semua itu, apalagi memikirkan dan menyelesaikannya...

  4. Di Indonesia banyak terdapat parpol-parpol Islam yg mengusung "politik 
demokrasi liberal", padahal itu yg paling ditakuti oleh Dinasti Saud. Kalau 
semangat demokrasi menular ke rakyat Arab Saudi, hancur itu kerajaan, dan 
anggota Dinasti Saud akan dibunuhi seperti Saddam Husein dan Moammar Khadafi... 
Maka Arab Springs berhenti di depan pintu Arab Saudi.

  5. Di Indonesia ada Ahok dan Sembilan Naga, justeru orang-orang spt itu yg 
disukai para Kapitalis Saudi. Mrk pekerja keras, pebisnis ulung, pandai membuat 
perkongsian... 
  Industri pabrikasi, konstruksi dan perdagangan di Arab Saudi sangat maju 
karena bekerjasama dgn para pebisnis China. Di pasar Ternate (pelosok Utara 
Maluku) toko-toko Arab dan China berdampingan sejak lama, begitu juga di Ambon. 
  Di Surabaya, Malang, Gresik, Pekalongan (pusat industri batik), Bogor 
(Empang), Palembang, Makassar... pebisnis Arab dan pebisnis China, dgn gaya 
berkongsi masing-masing, mereka berdagang bersama-sama di pasar, membangun 
pabrik, klinik, apotik, toko kelontong... gak pernah mereka konflik...
  Travel Haji/Umrah di Indonesia pun banyak dikelola bersama oleh pebisnis 
Arab/Saudi dgn China.

  6. Raja Salman datang bukan untuk memberesi banjir Jakarta... justeru mrk 
sangat menyukai hujan lebat, krn capek hidup di gurun kering. Juga bukan untuk 
menyelesaikan macet Jakarta, krn orang Saudi tidak banyak tinggal di Jakarta, 
senangnya di kawasan Puncak, Batu/Malang, daerah yg sejuk-sejuk tapi banyak 
hidangan hangatnya...

  6. Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk 
investasi, ya Akhii al-kiraam...

  Pokoknya, kalau umat Islam Indonesia tidak punya semangat kemandirian, sibuk 
mengagungkan Turki dan Erdogan, sibuk berteriak soal Palestina dan Suriah, 
bergantung pada duit Kapitalis Saudi dan RRT... serta tidak membangun 
ENTREPRENEURSHIP yg kuat, maka kita hanya sebagai penonton.


  Eva Kusuma Sundari

                      ***


  __







  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
  • Re: [GELORA... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [G... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
        • ... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
        • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
          • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
        • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • AW... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • Trs: [... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke