Kalau saja nenek dalam tempurung ini mau sedikit saja mengintip keluar dan melihat kenyataan, tentu akan terlihat bahwa diantara konglomerat-konglomerat didunia, khususnya di Tiongkok, mulai muncul dan sedang didorong untuk ikut serta dalam usaha mengentaskan kemiskinan yang masih lebih 50 juta orang tersisa di Tiongkok! Tempo hari saya sudah mengajukan konglomerat terkaya di Tiongkok, Wang Jian Lin ternyata sudah beberapa tahun yl. ikut terjun berusaha mengentaskan kemiskinan, bahkan dia bersedia belasan X datang sendiri ke daerah Dan Zhai yg miskin itu berbincang dengan warga miskin, untuk menemukan solusi bagaimana memecahkannya.
Pagi ini saya ajukan seorang konglomerat TIongkok lagi, Xu Jia Ying, yang juga ikut mengabdikan dirinya dalam usaha proyek mengentaskan kemiskinan di Tiongkok, lihat gambar tengah, ... dan, sebetulnya di AS orang macam Bill Gate juga tidak sedikit telah memberikan sumbangannya pada usaha membantu mengatasi kemiskinan diberbagai negeri didunia, ... semangat dan jiwa kapitalis-kapitalis dalam usaha sosial macam ini yang harus didorong lebih lanjut, biar mereka-mereka bisa ikutan dalam usaha sosial, bersedia mengeluarkan KEUNTUNGAN BESAR yang didapatkan untuk usaha mengatasi kemiskinan yang masih nyata ada disekitarnya! Dan, ... sebagai manusia normal yang juga sedikit banyak berjiwa sosial, berjiwa kemanusiaan, PASTI juga terangsang untuk beramal. Tidak semua dari kapitalis-kapitalis itu serakah dan kejam, dan ditingkat perjuangan sekarang ini memang BELUM tiba saatnya kita melancarkan Revolusi Sosialis yang menjadikan kapitalis sebagai sasaran revolusi, klas penghisap yang harus diBASMI! BELUM tiba waktunya, ... sementara ini kapitalis masih masuk dalam kategori RAKYAT, tergolong klas yang harus ditarik dalam front untuk ikut mendorong maju ekonomi nasional dan khususnya dimana kekuatan rakyat sudah berkuasa seperti di Tiongkok, kapitalis juga cukup dikendalikan, dijinakkan saja, ... Kapitalis-kapitalis tetap diberikan hak untuk hidup, tumbuh berkembang! Kapitalis yang salah, yang serakah, yang kejam dan melanggar ketentuan HUKUM saja diganjar penjara seberat-beratnya! Wang Jian Lin (kanan), konglomerat terkaya di RRT berbincang dengan warga miskin Dan Zhai. Xu Jia Ying (tengah), konglomerat RRT yang juga ikut proyek mengentaskan warga-miskin tersisa, ... datang berkunjung melihat kehidupan warga miskin! Bill Gate bersama istri yang tanpa risih duduk bersama ditanah dan memangku anak-hitam yg miskin, ... From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45] Sent: Thursday, March 2, 2017 2:12 AM To: GELORA45@yahoogroups.com ; ajegil...@yahoo.com Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Jonathan Goeij ; Lusi.D ; Roeslan ; Daeng ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Harry Singgih ; Gol ; in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi Subject: Re: [GELORA45] Tulisan yang menarik. Ada beberapa point yang sesuai dengan kenyataan (sudah tentu menurut pandangan saya). Misalnya: duit gak akan keluar dari sarangnya kecuali hanya untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit). Ini sama dengan mengatakan kapital dikeluarkan oleh pemiliknya dan ditanam untuk melahirkan profit. Kapital selalu cari tempat di mana bisa menghasilkan keuntungan. Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya, Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg <!--[if !supportLists]-->· <!--[endif]-->dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" itu. Benar sekali!! Bagi kaum kapitalis, yang utama adalah keuntungan ekonomi. Soal agama sama sekali tidak penting. Pepatah tua mengatakan, orang kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya... Benar sekali. Mana ada orang kaya bergaul dengan orang miskin. Orang miskin dijadikan jongosnya, nah itu baru mungkin! Saudi dan RRT adalah dua kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka harapkan terjadi di Indonesia adalah *stabilitas politik* untuk mengamankan uang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, dan bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan stabil. Penulis tidak mencantumkan RRT sebagai pemerintah "Komunis". Tepat!! Mendefinisikan sebagai Kekuasaan Otoriter yang anti demokrasi!! Dan memang betul yang penting bagi mereka adalah "stabilitas politik". Ha...ha.. seperti kata Paus Fransiskus, kapitalisme yang mendewakan uang. Kapitalis Arab, Kapitalis China, keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus utamanya cuma satu, uang. Ha...ha.. seperti kata Paus Fransiskus, kapitalisme yang mendewakan uang. Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri sendiri, NKRI. Betul, memang ada gejala ke arah itu. Tergantung pada perjuangan rakyat. Hanya gerakan rakyat yang bisa menghentikan arus mengorbankan rakyat sendiri untuk dijadikan sapi perahan murah kaum pemodal asing, tak perduli dari negeri manapun datangnya. Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama... Betul sekali!! Kapital tidak kenal bangsa, warna kulit, atau agama. Hanya Chan yang percaya modal Tkk lebih baik dan menguntungkan dari pada modal Jepang atau AS!!! Dengan GDP terbesar *kedua di dunia*, dan Cadangan Devisa terbesar *nomor satu di dunia*, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya? *Indonesia*... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para pemimpinnya *mudah dibeli*, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi bahan *tenaga kerja berbiaya murah*. Betul sekali! Hanya beberapa kata yang tidak setuju, "mental kuli dan jongos rakyatnya...". Rakyat Indonesia tidak bermentalitas kuli atau jongos!!! Sistim semi feodal dan semi kolonial dengan pemerintahnya yang mengabdi tuan tanah besar, kabir dan komprador yang memaksa mereka bekerja sebagai kuli dan jongos dan buruh dengan upah murah. Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk investasi, ya Akhii al-kiraam... Betul sekali!! Dan ingat bukan Indonesia yang butuh Saudi, tapi Saudi yang butuh Indonesia karena harga emas hitamnya sudah tidak memungkinkan mereka mandi duit. Dan siapa yang memfasilitasi dan mengabdi kepada kepentingan Arab Saudi??? Pemerintah Jokowi yang memang kerjanya ngemis modal!!! Masih kurang jelas kepada siapa Jokowi mengabdi?? Masih ingat lumbung padi di Papua yang pernah dibanggakan oleh salah seorang anggota milis ini??? Berasnya termasuk beras organik untuk diekspor ke Arab Saudi! Rakyatnya sendiri makan raskin!!! Tidak percuma penulis ini menyandang gelar Dr.!!! Matanya jeli! Logikanya jalan dengan baik. On Tuesday, February 28, 2017 8:44 PM, "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> wrote: Setelah dihantam berbagai kritik akibat kecondongannya pada RRC, barulah Jokowi teringat citra Indonesia sebagai negara dg politik bebas-aktif. Sayangnya, politik luarnegeri yang luhur itu disalahartikan sebagai bebas bergaul di dunia yang semakin multipolar ini untuk berutang sana-sini. Artinya, hanya membawa Indonesia tetap sebagai jajahan nekolim. --- arif.harsana@... wrote: Berikut ini, saya forward salah satu tanggapan ttg. kunjungan Raja Salman ke Indonesia, yg isinya saya kira cukup kritis dan pantas dicermati. A.H. ------------------- ARTIKEL_Dr.KH.Wahfiudin Sakam M.A. Sumber: https://www.facebook.com/eva.sundariii.5/posts/1946099205618577 ENTREPRENEURS kunci Kemandirian Ekonomi Tulisan menarik Dr. KH. Wahfiudin Sakam, M.A. (Wakil Talqin Abah Anom, TQN Suryalaya). Sahabat Ust Saad,, ??? Umat Islam Indonesia memang bakal gigit jari... terserah,y mau satu jari, dua jari, atau tiga jari... Sy tdk percaya kedatangan Raja Salman krn memikirkan umat Islam Indonesia. Dia datang lebih krn kepentingan negaranya sendiri, bahkan lebih sempit lagi, krn kepentingan Dinasti Saud, demi diri dan keluarganya sendiri. Tak ada itu dana (solidaritas) Islam. Dia arahkan kebijakan luar negerinya ke Timur (India, Malaysia, Indonesia, Jepang, bahkan RRT) krn gerak invèstasinya di Barat semakin sulit. Ekonomi USA belum sembuh dari kehancuran akibat krisis mortgage 2007, ditambah kebijakan Trump yg "America first", self protective, dan anti-Islam. Eropa, dengan bbrp negara spt Yunani, Portugal, Spanyol terus mengalami krisis ekonomi; dan keluarnya Inggris dari UE, semakin memberi ketidak pastian masa depan untuk investasi. RRT, INDIA, INDONESIA... tiga negara dgn pertumbuhan ekonomi yg terbaik (relatif dari semua negara di dunia), tiga negara berpenduduk terbesar yg siap menjadi market besar dunia, lebih menjanjikan untuk investasi uang Dinasti Saud. Benarkah Raja Salman bawa uang 325T untuk menutup hutang RI kpd RRT? Hahaha... nonsense... omong kosong... Duit gak kenal saudara pemiliknya (manusia)... duit gak akan keluar dari sarangnya kecuali hanya untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit). Bagaimana Raja Salman mau nebar duit untuk umat Islam Indonesia, kalau uang kematian korban robohnya crane di Masjidil Haram yg dijanjikannya sendiri sudah bertahun-tahun belum bisa dia bayarkan. Belum lagi janji untuk menghajikan keluarga korban "tragedi Mina 2". Bagaimana mau menebar uang untuk umat Islam, kalau Saudi sendiri sdg berusaha "memeras" umat Islam dunia dgn menaikkan harga visa Haji dan Umrah, menjadikan Haji dan Umrah sbg "komoditi eksklusif" dgn "market yg captive", padahal tebar pesona sebagai "Khadimul Haramain (pelayan dua Tanah Suci)". Bagaimana Saudi mau membebaskan umat Islam Indonesia dari terkaman RRT, kalau RRT pemegang dana cadangan devisa terbesar di dunia (sekitar 3,5T US $), kontraktor pembangunan jaringan kereta api di Saudi, juga kontraktor dan investor besar pembangunan proyek2 infrastruktur di negara-negara Teluk Arab. Harga minyak dunia sdg turun, Saudi tak mau menurunkan produksinya walau sdh ditekan OPEC, maka satu2nya cara meningkatkan harganya dgn meningkatkan penjualannya, dan potensi pembeli terbesarnya adalah RRT yg sdg haus enerji untuk pembangunan sektor industrinya. Itu sebabnya setelah dari Indonesia Raja Salman akan ke RRT, untuk memperkuat kerjasama ekonomi dgn RRT. Dalam "The Clash of Civilizations" S Huntington juga meramalkan, benturan peradaban yang akan terjadi adalah antara Peradaban Barat dgn Peradaban Islam (Arab?) Yg bersatu dgn Perdaban Konfusianisme (Cina?). Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya, Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" itu. Kedatangannya ke Indonesia, dengan siapa pertemuan-pertemuan pendahuluan dilakukan untuk mempersiapkannya? Apakah dgn MUI, NU, Muhammadiyah, atau Parpol-parpol Islam spt PKS, PAN, PPP, PKB? No, ini bukan kunjungan keagamaan... ini kunjungan bisnis Kapitalis Saudi yg sdg mencari saudaranya sesama kapitalis... Dan siapa kapitalis-kapitalis besar di Indonesia? Lihatlah para pangeran Saudi itu, dengan siapa pertemuan2 bisnis mrk sdh diagendakan, di saat sang Raja melakukan acara seremonial diplomasi kenegaraan? Pepatah tua mengatakan, orang kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya... Saudi dan RRT adalah dua ,kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka harapkan terjadi di Indonesia adalah stabilitas politik untuk mengamankan uang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, dan bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan stabil. Apakah kunjungan Raja Salman itu sama sekali tidak ada pengaruhnya bagi keIslaman di Indonesia? Pasti ada dong, walau serpihan-serpihan saja. Yg jelas kelompok dakwah Salafi Wahabi (SaWah) akan makin kebanjiran dana. Bukan SaWah yg radikal, tapi SaWah yg anti demokrasi, bahkan yg apolitis. Paling-paling hanya akan menambah keributan soal syirik, bid'ah, dhalalah, kafir... dan enerji dakwah hanya akan tersita di keributan soal itu, sebagaimana terjadi di Makkah dan Madinah, lalu umat Islam terlalaikan dari pergulatan yg sesungguhnya di pucuk-pucuk Kekuasaan dan Ekonomi negeri ini. Kapitalis Arab, Kapitalis China, keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus utamanya cuma satu, uang. Jalan menuju uang, yg harus dibangun oleh umat Islam Indonesia adalah: ENTREPRENEURSHIP !!! Kalau jalan itu tak dikembangkan, silahkan jadi kuli dan jongos saja. SELAMAT DATANG KAPITALIS RRT DAN KAPITALIS SAUDI. Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri sendiri, NKRI. Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama... Setelah pelemahan ekonomi di Eropa, juga Amerika, terlebih dgn kebijakan Donald Trump yg self-protection dan anti-Islam, kemana para Kapitalis Saudi akan mengarahkan investasinya? Afrika yg dekat dgn Saudi, dari dulu tak pernah menjanjikan. Dengan GDP terbesar kedua di dunia, dan Cadangan Devisa terbesar nomor satu di dunia, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya? India... paling banyak punya ahli IT dan Manajer. Vietnam... paling kuat jaringan internetnya. Malaysia... kuat entrepreneur-nya. Indonesia... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para pemimpinnya mudah dibeli, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi bahan tenaga kerja berbiaya murah. Ke Indonesia-lah, para Kapitalis Saudi dan Kapitalis RRT datang... Memangnya Raja Salman datang ke Indonesia mau menyelesaikan urusan Islam dan umat Islam di Indonesia? No... ini urusan investasi keluarga Saud, ya akhii... Bagaimana Raja Salman mau mengurus Islam di Indonesia, kalau: 1. Raja Salman tak punya pengalaman mengurus umat sebanyak ini. Di Saudi cuma ada sekitar 22 juta muslim, di Indonesia 220 juta muslim. 2. Di Indonesia ada lebih banyak Perguruan Tinggi Agama Islam yg menghasilkan Sarjana-sarjana ahli Ilmu Agama Islam daripada di Saudi. Coba hitung, betapa banyak Indonesia punya pesantren, madrasah diniyah, ibtidaiyah hingga aliyah, UIN, IAIN, STAIN, STAI Swasta, Universitas Islam, kursus-kursus muballigh. Saya tdk tahu, para sarjana S1 hingga S3 Ilmu Agama Islam yg dihasilkannya, malah membawa kemajuan bagi umat atau malah menjadi beban... karena kalau sdh sarjana, lalu jadi pegawai atau pengajar, gaji dan fasilitas yg ditunutunya pun semakin mahal... jadi muballigh pun tarifnya semakin tinggi... tapi apa dampaknya bagi perkembangan dakwah? Entahlah... Yg jelas, kerja "semut-semut pekerja dakwah" dari Jamaah Tabligh, yg door to door menjemput orang ke jalan iman, lebih banyak "mengIslamkan" orang daripada apa yg dilakukan oleh para sajana Perguruan Tinggi Agama Islam, karena mereka lebih sibuk antri jadi PNS (sekarang ASN) di Kemenag dgn menenteng ijasah-ijasah mereka. 3. Di Indonesia lebih banyak organisasi dakwah dan harakah Islamiyah daripada di Arab Saudi, dengan variasi mazhab fiqih, firqah aqidah, dan aliran thariqah yg beragam, dengan corak yg fundamental, radikal, liberal, dan sinkretis, lengkap dgn garis keras, garis lurus, dan garis lucu... Gak akan sanggup Raja Salman memahami semua itu, apalagi memikirkan dan menyelesaikannya... 4. Di Indonesia banyak terdapat parpol-parpol Islam yg mengusung "politik demokrasi liberal", padahal itu yg paling ditakuti oleh Dinasti Saud. Kalau semangat demokrasi menular ke rakyat Arab Saudi, hancur itu kerajaan, dan anggota Dinasti Saud akan dibunuhi seperti Saddam Husein dan Moammar Khadafi... Maka Arab Springs berhenti di depan pintu Arab Saudi. 5. Di Indonesia ada Ahok dan Sembilan Naga, justeru orang-orang spt itu yg disukai para Kapitalis Saudi. Mrk pekerja keras, pebisnis ulung, pandai membuat perkongsian... Industri pabrikasi, konstruksi dan perdagangan di Arab Saudi sangat maju karena bekerjasama dgn para pebisnis China. Di pasar Ternate (pelosok Utara Maluku) toko-toko Arab dan China berdampingan sejak lama, begitu juga di Ambon. Di Surabaya, Malang, Gresik, Pekalongan (pusat industri batik), Bogor (Empang), Palembang, Makassar... pebisnis Arab dan pebisnis China, dgn gaya berkongsi masing-masing, mereka berdagang bersama-sama di pasar, membangun pabrik, klinik, apotik, toko kelontong... gak pernah mereka konflik... Travel Haji/Umrah di Indonesia pun banyak dikelola bersama oleh pebisnis Arab/Saudi dgn China. 6. Raja Salman datang bukan untuk memberesi banjir Jakarta... justeru mrk sangat menyukai hujan lebat, krn capek hidup di gurun kering. Juga bukan untuk menyelesaikan macet Jakarta, krn orang Saudi tidak banyak tinggal di Jakarta, senangnya di kawasan Puncak, Batu/Malang, daerah yg sejuk-sejuk tapi banyak hidangan hangatnya... 6. Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk investasi, ya Akhii al-kiraam... Pokoknya, kalau umat Islam Indonesia tidak punya semangat kemandirian, sibuk mengagungkan Turki dan Erdogan, sibuk berteriak soal Palestina dan Suriah, bergantung pada duit Kapitalis Saudi dan RRT... serta tidak membangun ENTREPRENEURSHIP yg kuat, maka kita hanya sebagai penonton. Eva Kusuma Sundari *** __