Ya tidak heran orang remo merangkap renegad pasti menjunjung tinggi para 
konglomerat dan akan terus berkaok-kaok mempropagandakan kebaikan dan kemurahan 
hati mereka. Dikiranya saya tidak tahu??? Inilah manifestasi ASBUN, menuduh 
orang serampangan tanpa bukti!! Sudah dalam buku saya Panta Rhei yang terbit 
tahun 2008 saya bicara soal orang-orang jutawan yang namanya jadi harum karena 
proyek-proyek kemanusiaannya. Itulah caranya untuk meredam perlawanan rakyat. 
Komunitas yang mendapat kucuran dananya menjadi lebih baik hidupnya dan karena 
itu tidak akan turut dalam perjuangan komunitas lain yang tidak dapat kucuran 
dana yang berjuang untuk memperbaiki nasibnya. Itu namanya MEMECAH BELAH!!! 
Ketika dulu Chan menyatakan dirinya seorang Marxis, lalu saya tanya apakah dia 
mengakui  ADANYA KONTRADIKSI KELAS DAN PERJUANGAN KELAS. Sunyi senyap tidak ada 
jawaban!! Sudah remo dan renegad masih ditambah lagi MUNAFIK! Ngaku-ngaku 
Marxis tapi tidak mengakui kontradiksi kelas dan perjuangan kelas!! Yang 
dijajakan adalah KOLABORASI KELAS. Itulah ajaran Deng xiao-ping yang tidak 
mengakui perjuangan kelas, persis seperti Khrushchov. Kemudian satu kali Chan 
membantah lainnya Khruschov dengan Deng Xiao ping. Saya tunjukkan bahan 
terjemahan di mana tercermin dengan gamblang Deng yang menegasi perjuangan 
kelas. Artinya Deng bertentangan dengan Mao. Dan SAMA dengan Khrushtjov dalam 
hal perjuangan kelas. Nah, jatuh lagi argumentasinya yang membantah kelainan 
Deng dari Khrustjov!!! KO si Chan!! Hanya mampu mengajukan pertanyaan "dari 
mana bahan itu". Saya bilang kakaknya sendiri yang menterjemahkannya. KO lagi 
si Chan!! Tidak bisa menjawab!!!!Nah, sekarang simak apa yang saya tulis di 
Panta Rhei berkaitan dengan orang-orang jutawan yang murah hati. "Di televisi 
kadang-kadang kita disuguhi program yang bicara tentang jutawan-jutawan yang 
menyumbang dana untuk membangun rumah sakit atau sekolah-sekolah untuk rakyat 
yang tidak mampu. Diwawancarailah jutawan-jutawan itu yang tampil dengan rasa 
bangga karena merasa sudah menyumbang dan berbuat sesuatu dalam melawan 
kemiskinan di dunia. Tapi satu kali pernah juga saya menyaksikan satu 
perdebatan tentang dana untuk memerangi kemiskinan di mana salah satu anggota 
panelnya mengatakan bahwa dana yang dikeluarkan dari saku jutawan-jutawan itu 
sama sekali tidak mengurangi jumlah kekayaannya, maka itu dia sendiri tidak 
menganggap mereka sebagai orang yang sungguh-sungguh dermawan atau murah hati. 
Apalagi kalau kita lihat bahwa tindakan-tindakan "murah hati" para jutawan itu 
hampir selalu didampingi oleh berita-berita media yang dengan sendirinya 
menambah keharuman namanya." 
Makanya saya bilang, dana yang dikucurkan para jutawan itu tidak akan pernah 
mencapai besarnya tahi upilnya sendiri!!!! Sebaliknya dengan "menyumbang" itu, 
massa yang tidak sadar akan terus kowtow dan mengelu-elukan para jutawan itu , 
bahkan mencium kakinyapun mau!!!! Dan yang penting lagi dengan "sumbangan" itu, 
para konglomerat itu seolah-olah "menebus dosa" atas penghisapannya dan 
kerusakan yang mereka sebabkan kepada lingkungan!!! Orang seperti Chan 
menggunakan "sumbangan" itu untuk memperindah citra para penghisap dan penyebab 
kesengsaraan rakyat!!!
Sebenarnya masih panjang lagi yang saya tulis di PR, tapi tidak ada gunanya 
saya taruh semua di sini. Cukup kutipan itu untuk menunjukkan sekali lagi Chan 
ngomong asal jeplak mulutnya, menuduh orang serampangan. Sementara itu dirinya 
sendiri tidak pernah bisa membantah semua argumentasi yang saya ajukan dalam 
perdebatan tentang berbagai masalah selama lebih dari tiga tahun. Dan dia juga 
tidak bisa membuktikan kesimpulan-kesimpulan yang dia ajukan sendiri. Misalnya, 
saya ingatkan lagi, pernahkah Chan menunjukkan unsur-unsur sosialis dari sistim 
ekonomi, sosial dan politik sehingga dapat dibenarkan dan dibuktikan apa yang 
selalu dia propagandakan "sosialisme dengan ciri-ciri Tkk"!!!!    TIDAK PERNAH 
Chan mampu mengajukan unsur-unsur itu. Apa mode of production/cara produksi di 
Tkk sekarang? Tidak pernah dia jawab. Apa bedanya Revolusi Demokrasi Baru-nya 
Mao dengan RDB yang dia klaim sebagai tahap revolusi Tkk sekarang. Tidak pernah 
dia jawab. Bertumpuk pertanyaan saya yang dia lewatkan dan tidak pernah dia 
bisa jawab!!! Sudah lama dia KO!! Hanya kesombongannya tidak mengijinkannya 
untuk mengakui ketidak mampuannya itu. Bisanya hanya ngotoooot terus!! Bukan 
Chan namanya kalau tidak ngotot, begitulah salah satu kesimpulan Tan Sie tik. 
Sedangkan Jonathan sampai terkesan banget dengan "ngatok"nya si Chan kepada 
para penguasa Tkk daratan dan HK. Makanya tidak salah kalau saya bilang Chan 
itu begundalnya kaum remo dan kaum konglomerat Tkk!!! 

    On Thursday, March 2, 2017 5:17 AM, Chan CT <sa...@netvigator.com> wrote:
 

 Kalau saja nenek dalam tempurung ini mau sedikit saja mengintip keluar dan 
melihat kenyataan, tentu akan terlihat bahwa diantara konglomerat-konglomerat 
didunia, khususnya di Tiongkok, mulai muncul dan sedang didorong untuk ikut 
serta dalam usaha mengentaskan kemiskinan yang masih lebih 50 juta orang 
tersisa di Tiongkok! Tempo hari saya sudah mengajukan konglomerat terkaya di 
Tiongkok, Wang Jian Lin ternyata sudah beberapa tahun yl. ikut terjun berusaha 
mengentaskan kemiskinan, bahkan dia bersedia belasan X datang sendiri ke daerah 
Dan Zhai yg miskin itu berbincang dengan warga miskin, untuk menemukan solusi 
bagaimana memecahkannya. Pagi ini saya ajukan seorang konglomerat TIongkok 
lagi, Xu Jia Ying, yang juga ikut mengabdikan dirinya dalam usaha proyek 
mengentaskan kemiskinan di Tiongkok, lihat gambar tengah, ... dan, sebetulnya 
di AS orang macam Bill Gate juga tidak sedikit telah memberikan sumbangannya 
pada usaha membantu mengatasi kemiskinan diberbagai negeri didunia, ... 
semangat dan jiwa kapitalis-kapitalis dalam usaha sosial macam ini yang harus 
didorong lebih lanjut, biar mereka-mereka bisa ikutan dalam usaha sosial, 
bersedia mengeluarkan KEUNTUNGAN BESAR yang didapatkan untuk usaha mengatasi 
kemiskinan yang masih nyata ada disekitarnya! Dan, ... sebagai manusia normal 
yang juga sedikit banyak berjiwa sosial, berjiwa kemanusiaan, PASTI juga 
terangsang untuk beramal. Tidak semua dari kapitalis-kapitalis itu serakah dan 
kejam, dan ditingkat perjuangan sekarang ini memang BELUM tiba saatnya kita 
melancarkan Revolusi Sosialis yang menjadikan kapitalis sebagai sasaran 
revolusi, klas penghisap yang harus diBASMI! BELUM tiba waktunya, ... sementara 
ini kapitalis masih masuk dalam kategori RAKYAT, tergolong klas yang harus 
ditarik dalam front untuk ikut mendorong maju ekonomi nasional dan khususnya 
dimana kekuatan rakyat sudah berkuasa seperti di Tiongkok, kapitalis juga cukup 
dikendalikan, dijinakkan saja, ... Kapitalis-kapitalis tetap diberikan hak 
untuk hidup, tumbuh berkembang! Kapitalis yang salah, yang serakah, yang kejam 
dan melanggar ketentuan HUKUM saja diganjar penjara seberat-beratnya!Wang Jian 
Lin (kanan), konglomerat terkaya di RRT berbincang dengan warga miskin Dan 
Zhai. Xu Jia Ying (tengah), konglomerat RRT yang juga ikut proyek mengentaskan 
warga-miskin tersisa, ... datang berkunjung melihat kehidupan warga miskin! 
Bill Gate bersama istri yang tanpa risih duduk bersama ditanah dan memangku 
anak-hitam yg miskin, ...  From: Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com 
[GELORA45] Sent: Thursday, March 2, 2017 2:12 AMTo: GELORA45@yahoogroups.com ; 
ajegil...@yahoo.com Cc: Yahoogroups ; DISKUSI FORUM HLD ; Jonathan Goeij ; 
Lusi.D ; Roeslan ; Daeng ; Rachmat Hadi-Soetjipto ; Harry Singgih ; Gol ; 
in...@ozemail.com.au ; Billy Gunadi Subject: Re: [GELORA45]   Tulisan yang 
menarik. Ada beberapa point yang sesuai dengan kenyataan (sudah tentu menurut 
pandangan saya). Misalnya:duit gak akan keluar dari sarangnya kecuali hanya 
untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit). Ini sama dengan mengatakan 
kapital dikeluarkan oleh pemiliknya dan ditanam untuk melahirkan profit. 
Kapital selalu cari tempat di mana bisa menghasilkan keuntungan.
Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. 
Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya,  
Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? 
Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti 
yg<!--[if !supportLists]-->·         <!--[endif]-->dibuatnya untuk 
"saudara-saudara seagamanya" itu. Benar sekali!! Bagi kaum kapitalis, yang 
utama adalah keuntungan ekonomi. Soal agama sama sekali tidak penting. 
Pepatah tua mengatakan, orang  kaya hanya bergaul dgn sesama orang kaya...Benar 
sekali. Mana ada orang kaya bergaul dengan orang miskin. Orang miskin dijadikan 
jongosnya, nah itu baru mungkin!  
Saudi dan RRT adalah dua kekuatan Kapitalisme yg didukung oleh Kekuasaan 
Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah kunjungan Raja Salman akan 
memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor RRT dan Saudi, yg mereka 
harapkan terjadi di Indonesia adalah *stabilitas politik* untuk 
mengamankanuang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa di Indonesia, 
dan bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting mantap dan 
stabil.Penulis tidak mencantumkan RRT sebagai pemerintah "Komunis". Tepat!! 
Mendefinisikan sebagai Kekuasaan Otoriter yang anti demokrasi!! Dan memang 
betul yang penting bagi mereka adalah "stabilitas politik". Ha...ha.. seperti 
kata Paus Fransiskus, kapitalisme yang mendewakan uang.

Kapitalis Arab, Kapitalis China,  keduanya sama saja, tetap kapitalis. Fokus 
utamanya cuma satu, uang.  Ha...ha.. seperti kata Paus Fransiskus, kapitalisme 
yang mendewakan uang. 

Kemarin jadi kuli dan jongos Arab di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di 
Hongkong, sekarang bersiaplah jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri 
sendiri, NKRI.Betul, memang ada gejala ke arah itu. Tergantung pada perjuangan 
rakyat. Hanya gerakan rakyat yang bisa menghentikan arus mengorbankan rakyat 
sendiri untuk dijadikan sapi perahan murah kaum pemodal asing, tak perduli dari 
negeri manapun datangnya. 

Uang bagaikan kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, 
berputar-putar mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. 
Mereka tak kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama...Betul sekali!! 
Kapital tidak kenal bangsa, warna kulit, atau agama. Hanya Chan yang percaya 
modal Tkk lebih baik dan menguntungkan dari pada modal Jepang atau AS!!! 

Dengan GDP terbesar *kedua di dunia*, dan Cadangan Devisa terbesar *nomor satu  
di dunia*, apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 
 milyar orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya? 
*Indonesia*... letak geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg 
konsumer/market yg kuat), sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para 
pemimpinnya *mudah dibeli*, mental kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi  
bahan *tenaga kerja berbiaya murah*.Betul sekali! Hanya beberapa kata yang 
tidak setuju, "mental kuli dan jongos rakyatnya...". Rakyat Indonesia tidak 
bermentalitas kuli atau jongos!!! Sistim semi feodal dan semi kolonial dengan 
pemerintahnya yang mengabdi tuan tanah besar, kabir dan komprador yang memaksa 
mereka bekerja sebagai kuli dan jongos dan buruh dengan upah murah. 

Jadi untuk apa Raja Salman datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk 
investasi, ya Akhii al-kiraam...Betul sekali!! Dan ingat bukan Indonesia yang 
butuh Saudi, tapi Saudi yang butuh Indonesia karena harga emas hitamnya sudah 
tidak memungkinkan mereka mandi duit. Dan siapa yang memfasilitasi dan mengabdi 
kepada kepentingan Arab Saudi??? Pemerintah Jokowi yang memang kerjanya ngemis 
modal!!! Masih kurang jelas kepada siapa Jokowi mengabdi?? Masih ingat lumbung 
padi di Papua yang pernah dibanggakan oleh salah seorang anggota milis ini??? 
Berasnya termasuk beras organik untuk diekspor ke Arab Saudi! Rakyatnya sendiri 
makan raskin!!!

Tidak percuma penulis ini menyandang gelar Dr.!!! Matanya jeli! Logikanya jalan 
dengan baik.
 

On Tuesday, February 28, 2017 8:44 PM, "ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]" 
<GELORA45@yahoogroups.com> wrote:


  Setelah dihantam berbagai kritik akibat kecondongannya pada RRC, barulah 
Jokowi teringat citra Indonesia sebagai negara dg politik bebas-aktif.
Sayangnya, politik luarnegeri yang luhur itu disalahartikan sebagai bebas 
bergaul di dunia yang semakin multipolar ini untuk berutang sana-sini.
Artinya, hanya membawa Indonesia tetap sebagai jajahan nekolim. --- 
arif.harsana@... wrote:
Berikut ini, saya forward salah satu tanggapan ttg. kunjungan Raja Salman ke 
Indonesia,yg isinya saya kira cukup kritis dan pantas dicermati.
A.H.------------------- 
     ARTIKEL_Dr.KH.Wahfiudin Sakam M.A.   Sumber: 
https://www.facebook.com/eva.sundariii.5/posts/1946099205618577   ENTREPRENEURS 
kunci Kemandirian Ekonomi   Tulisan menarik Dr. KH. Wahfiudin Sakam, M.A.
(Wakil Talqin Abah Anom, TQN Suryalaya). Sahabat Ust Saad,, ???   Umat Islam 
Indonesia memang bakal gigit jari... terserah,y mau satu jari, dua jari, atau 
tiga jari...   Sy tdk percaya kedatangan Raja Salman krn memikirkan umat Islam 
Indonesia.
Dia datang lebih krn kepentingan negaranya sendiri, bahkan lebih sempit lagi, 
krn kepentingan Dinasti Saud, demi diri dan keluarganya sendiri.   Tak ada itu 
dana (solidaritas) Islam.
Dia arahkan kebijakan luar negerinya ke Timur (India, Malaysia, Indonesia, 
Jepang, bahkan RRT) krn gerak invèstasinya di Barat semakin sulit.   Ekonomi 
USA belum sembuh dari kehancuran akibat krisis mortgage 2007, ditambah 
kebijakan Trump yg "America first", self protective, dan anti-Islam.   Eropa, 
dengan bbrp negara spt Yunani, Portugal, Spanyol terus mengalami krisis 
ekonomi; dan keluarnya Inggris dari UE, semakin memberi ketidak pastian masa 
depan untuk investasi.   RRT, INDIA, INDONESIA... tiga negara dgn pertumbuhan 
ekonomi yg terbaik (relatif dari semua negara di dunia), tiga negara 
berpenduduk terbesar yg siap menjadi market besar dunia, lebih menjanjikan 
untuk investasi uang Dinasti Saud.   Benarkah Raja Salman bawa uang 325T untuk 
menutup hutang RI kpd RRT? Hahaha... nonsense... omong kosong...   Duit gak 
kenal saudara pemiliknya (manusia)... duit gak akan keluar dari sarangnya 
kecuali hanya untuk membawa pulang temannya lagi (sesama duit).   Bagaimana 
Raja Salman mau nebar duit untuk umat Islam Indonesia, kalau uang kematian 
korban robohnya crane di Masjidil Haram yg dijanjikannya sendiri sudah 
bertahun-tahun belum bisa dia bayarkan. Belum lagi janji untuk menghajikan 
keluarga korban "tragedi Mina 2".   Bagaimana mau menebar uang untuk umat 
Islam, kalau Saudi sendiri sdg berusaha "memeras" umat Islam dunia dgn 
menaikkan harga visa Haji dan Umrah, menjadikan Haji dan Umrah sbg "komoditi 
eksklusif" dgn "market yg captive", padahal tebar pesona sebagai "Khadimul 
Haramain (pelayan dua Tanah Suci)".   Bagaimana Saudi mau membebaskan umat 
Islam Indonesia dari terkaman RRT, kalau RRT pemegang dana cadangan devisa 
terbesar di dunia (sekitar 3,5T US $), kontraktor pembangunan jaringan kereta 
api di Saudi, juga kontraktor dan investor besar pembangunan proyek2 
infrastruktur di negara-negara Teluk Arab.   Harga minyak dunia sdg turun, 
Saudi tak mau menurunkan produksinya walau sdh ditekan OPEC, maka satu2nya cara 
meningkatkan harganya dgn meningkatkan penjualannya, dan potensi pembeli 
terbesarnya adalah RRT yg sdg haus enerji untuk pembangunan sektor industrinya. 
  Itu sebabnya setelah dari Indonesia Raja Salman akan ke RRT, untuk memperkuat 
kerjasama ekonomi dgn RRT. Dalam "The Clash of Civilizations" S Huntington juga 
meramalkan, benturan peradaban yang akan terjadi adalah antara Peradaban Barat 
dgn Peradaban Islam (Arab?) Yg bersatu dgn Perdaban Konfusianisme (Cina?).   
Kapitalis Saudi tdk melihat umat Islam suatu negara sebagai saudara seagama. 
Apa yg telah dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" di Mesir, Libya, 
Palestina, Suriah, Iraq, dan Yaman yg berada dalam lingkungan terdekatnya? 
Sepanjang tdk mendatangkan keuntungan ekonomi, tak ada tindakan berarti yg 
dibuatnya untuk "saudara-saudara seagamanya" itu.   Kedatangannya ke Indonesia, 
dengan siapa pertemuan-pertemuan pendahuluan dilakukan untuk mempersiapkannya? 
Apakah dgn MUI, NU, Muhammadiyah, atau Parpol-parpol Islam spt PKS, PAN, PPP, 
PKB? No, ini bukan kunjungan keagamaan... ini kunjungan bisnis Kapitalis Saudi 
yg sdg mencari saudaranya sesama kapitalis... Dan siapa kapitalis-kapitalis 
besar di Indonesia? Lihatlah para pangeran Saudi itu, dengan siapa pertemuan2 
bisnis mrk sdh diagendakan, di saat sang Raja melakukan acara seremonial 
diplomasi kenegaraan? Pepatah tua mengatakan, orang kaya hanya bergaul dgn 
sesama orang kaya...   Saudi dan RRT adalah dua ,kekuatan Kapitalisme yg 
didukung oleh Kekuasaan Otoriter (diktator?) yg anti demokrasi. Apakah 
kunjungan Raja Salman akan memperkuat demokrasi di Indonesia? No, bagi investor 
RRT dan Saudi, yg mereka harapkan terjadi di Indonesia adalah stabilitas 
politik untuk mengamankan uang2 mereka di sini, tidak peduli apa agama penguasa 
di Indonesia, dan bagaimana kekuasaan itu diraih dan dikelola, yg penting 
mantap dan stabil.   Apakah kunjungan Raja Salman itu sama sekali tidak ada 
pengaruhnya bagi keIslaman di Indonesia? Pasti ada dong, walau 
serpihan-serpihan saja. Yg jelas kelompok dakwah Salafi Wahabi (SaWah) akan 
makin kebanjiran dana. Bukan SaWah yg radikal, tapi SaWah yg anti demokrasi, 
bahkan yg apolitis. Paling-paling hanya akan menambah keributan soal syirik, 
bid'ah, dhalalah, kafir... dan enerji dakwah hanya akan tersita di keributan 
soal itu, sebagaimana terjadi di Makkah dan Madinah, lalu umat Islam 
terlalaikan dari pergulatan yg sesungguhnya di pucuk-pucuk Kekuasaan dan 
Ekonomi negeri ini. Kapitalis Arab, Kapitalis China, keduanya sama saja, tetap 
kapitalis. Fokus utamanya cuma satu, uang. 
Jalan menuju uang, yg harus dibangun oleh umat Islam Indonesia adalah: 
ENTREPRENEURSHIP !!!
Kalau jalan itu tak dikembangkan, silahkan jadi kuli dan jongos saja.   SELAMAT 
DATANG KAPITALIS RRT DAN KAPITALIS SAUDI.   Kemarin jadi kuli dan jongos Arab 
di Saudi, serta jadi kuli dan jongos China di Hongkong, sekarang bersiaplah 
jadi kuli dan jongos Saudi dan China di negeri sendiri, NKRI.   Uang bagaikan 
kawanan burung bangkai yg terbang berkelompok di angkasa, berputar-putar 
mencari mangsa. Di situ ada bangkai, di situlah mereka mendarat. Mereka tak 
kenal kewarhanegaraan, ras/etnis, maupun agama...   Setelah pelemahan ekonomi 
di Eropa, juga Amerika, terlebih dgn kebijakan Donald Trump yg self-protection 
dan anti-Islam, kemana para Kapitalis Saudi akan mengarahkan investasinya? 
Afrika yg dekat dgn Saudi, dari dulu tak pernah menjanjikan.   Dengan GDP 
terbesar kedua di dunia, dan Cadangan Devisa terbesar nomor satu di dunia, 
apalagi dengan tekanan jumlah penduduk yg terus mendesak menjadi 1,5 milyar 
orang, kemana Kapitalis RRT akan mengarahkan investasi luar negerinya?   
India... paling banyak punya ahli IT dan Manajer.   Vietnam... paling kuat 
jaringan internetnya.   Malaysia... kuat entrepreneur-nya.   Indonesia... letak 
geopolitisnya strategis, penduduknya banyak (sbg konsumer/market yg kuat), 
sumber daya alamnya luas dan bervariasi, para pemimpinnya mudah dibeli, mental 
kuli dan jongos rakyatnya cocok untuk jadi bahan tenaga kerja berbiaya murah.   
Ke Indonesia-lah, para Kapitalis Saudi dan Kapitalis RRT datang...   Memangnya 
Raja Salman datang ke Indonesia mau menyelesaikan urusan Islam dan umat Islam 
di Indonesia? 
No... ini urusan investasi keluarga Saud, ya akhii...   Bagaimana Raja Salman 
mau mengurus Islam di Indonesia, kalau:   1. Raja Salman tak punya pengalaman 
mengurus umat sebanyak ini. Di Saudi cuma ada sekitar 22 juta muslim, di 
Indonesia 220 juta muslim.   2. Di Indonesia ada lebih banyak Perguruan Tinggi 
Agama Islam yg menghasilkan Sarjana-sarjana ahli Ilmu Agama Islam daripada di 
Saudi. Coba hitung, betapa banyak Indonesia punya pesantren, madrasah diniyah, 
ibtidaiyah hingga aliyah, UIN, IAIN, STAIN, STAI Swasta, Universitas Islam, 
kursus-kursus muballigh.   Saya tdk tahu, para sarjana S1 hingga S3 Ilmu Agama 
Islam yg dihasilkannya, malah membawa kemajuan bagi umat atau malah menjadi 
beban... karena kalau sdh sarjana, lalu jadi pegawai atau pengajar, gaji dan 
fasilitas yg ditunutunya pun semakin mahal... jadi muballigh pun tarifnya 
semakin tinggi... tapi apa dampaknya bagi perkembangan dakwah? Entahlah...  
Yg jelas, kerja "semut-semut pekerja dakwah" dari Jamaah Tabligh, yg door to 
door menjemput orang ke jalan iman, lebih banyak "mengIslamkan" orang daripada 
apa yg dilakukan oleh para sajana Perguruan Tinggi Agama Islam, karena mereka 
lebih sibuk antri jadi PNS (sekarang ASN) di Kemenag dgn menenteng 
ijasah-ijasah mereka.   3. Di Indonesia lebih banyak organisasi dakwah dan 
harakah Islamiyah daripada di Arab Saudi, dengan variasi mazhab fiqih, firqah 
aqidah, dan aliran thariqah yg beragam, dengan corak yg fundamental, radikal, 
liberal, dan sinkretis, lengkap dgn garis keras, garis lurus, dan garis lucu... 
Gak akan sanggup Raja Salman memahami semua itu, apalagi memikirkan dan 
menyelesaikannya...   4. Di Indonesia banyak terdapat parpol-parpol Islam yg 
mengusung "politik demokrasi liberal", padahal itu yg paling ditakuti oleh 
Dinasti Saud. Kalau semangat demokrasi menular ke rakyat Arab Saudi, hancur itu 
kerajaan, dan anggota Dinasti Saud akan dibunuhi seperti Saddam Husein dan 
Moammar Khadafi... Maka Arab Springs berhenti di depan pintu Arab Saudi.   5. 
Di Indonesia ada Ahok dan Sembilan Naga, justeru orang-orang spt itu yg disukai 
para Kapitalis Saudi. Mrk pekerja keras, pebisnis ulung, pandai membuat 
perkongsian... 
Industri pabrikasi, konstruksi dan perdagangan di Arab Saudi sangat maju karena 
bekerjasama dgn para pebisnis China. Di pasar Ternate (pelosok Utara Maluku) 
toko-toko Arab dan China berdampingan sejak lama, begitu juga di Ambon. 
Di Surabaya, Malang, Gresik, Pekalongan (pusat industri batik), Bogor (Empang), 
Palembang, Makassar... pebisnis Arab dan pebisnis China, dgn gaya berkongsi 
masing-masing, mereka berdagang bersama-sama di pasar, membangun pabrik, 
klinik, apotik, toko kelontong... gak pernah mereka konflik...
Travel Haji/Umrah di Indonesia pun banyak dikelola bersama oleh pebisnis 
Arab/Saudi dgn China.   6. Raja Salman datang bukan untuk memberesi banjir 
Jakarta... justeru mrk sangat menyukai hujan lebat, krn capek hidup di gurun 
kering. Juga bukan untuk menyelesaikan macet Jakarta, krn orang Saudi tidak 
banyak tinggal di Jakarta, senangnya di kawasan Puncak, Batu/Malang, daerah yg 
sejuk-sejuk tapi banyak hidangan hangatnya...   6. Jadi untuk apa Raja Salman 
datang ke Indonesia? Untuk dagang, Bro... Untuk investasi, ya Akhii 
al-kiraam...   Pokoknya, kalau umat Islam Indonesia tidak punya semangat 
kemandirian, sibuk mengagungkan Turki dan Erdogan, sibuk berteriak soal 
Palestina dan Suriah, bergantung pada duit Kapitalis Saudi dan RRT... serta 
tidak membangun ENTREPRENEURSHIP yg kuat, maka kita hanya sebagai penonton.     
Eva Kusuma Sundari                       ***      __


#yiv2530538475 #yiv2530538475 -- #yiv2530538475ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-mkp #yiv2530538475hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mkp #yiv2530538475ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mkp .yiv2530538475ad 
{padding:0 0;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mkp .yiv2530538475ad p 
{margin:0;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mkp .yiv2530538475ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-sponsor 
#yiv2530538475ygrp-lc {font-family:arial;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-sponsor #yiv2530538475ygrp-lc #yiv2530538475hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-sponsor #yiv2530538475ygrp-lc .yiv2530538475ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv2530538475 #yiv2530538475actions 
{font-family:verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv2530538475
 #yiv2530538475activity span {font-weight:700;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv2530538475 #yiv2530538475activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv2530538475 #yiv2530538475activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv2530538475 #yiv2530538475activity span 
.yiv2530538475underline {text-decoration:underline;}#yiv2530538475 
.yiv2530538475attach 
{clear:both;display:table;font-family:arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv2530538475 .yiv2530538475attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv2530538475 .yiv2530538475attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv2530538475 .yiv2530538475attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv2530538475 .yiv2530538475attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv2530538475 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv2530538475 .yiv2530538475bold 
{font-family:arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv2530538475 
.yiv2530538475bold a {text-decoration:none;}#yiv2530538475 dd.yiv2530538475last 
p a {font-family:verdana;font-weight:700;}#yiv2530538475 dd.yiv2530538475last p 
span {margin-right:10px;font-family:verdana;font-weight:700;}#yiv2530538475 
dd.yiv2530538475last p span.yiv2530538475yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv2530538475 div.yiv2530538475attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv2530538475 div.yiv2530538475attach-table 
{width:400px;}#yiv2530538475 div.yiv2530538475file-title a, #yiv2530538475 
div.yiv2530538475file-title a:active, #yiv2530538475 
div.yiv2530538475file-title a:hover, #yiv2530538475 div.yiv2530538475file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv2530538475 div.yiv2530538475photo-title a, 
#yiv2530538475 div.yiv2530538475photo-title a:active, #yiv2530538475 
div.yiv2530538475photo-title a:hover, #yiv2530538475 
div.yiv2530538475photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv2530538475 
div#yiv2530538475ygrp-mlmsg #yiv2530538475ygrp-msg p a 
span.yiv2530538475yshortcuts 
{font-family:verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv2530538475 
.yiv2530538475green {color:#628c2a;}#yiv2530538475 .yiv2530538475msonormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv2530538475 o {font-size:0;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475photos div {float:left;width:72px;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475photos div div {border:1px solid 
#666666;height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv2530538475
 #yiv2530538475reco-category {font-size:77%;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475reco-desc {font-size:77%;}#yiv2530538475 .yiv2530538475replbq 
{margin:4px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-mlmsg select, #yiv2530538475 input, #yiv2530538475 textarea 
{font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-mlmsg pre, #yiv2530538475 code {font:115% 
monospace;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-mlmsg #yiv2530538475logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-msg p a 
{font-family:verdana;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-msg 
p#yiv2530538475attach-count span {color:#1e66ae;font-weight:700;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-reco #yiv2530538475reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-sponsor 
#yiv2530538475ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-sponsor #yiv2530538475ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-sponsor #yiv2530538475ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-text 
{font-family:georgia;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv2530538475 #yiv2530538475ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv2530538475 
#yiv2530538475ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv2530538475 

   
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
  • Re: [GELORA... ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45]
    • Re: [G... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
      • Re... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
        • ... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
        • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
          • ... 'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]
        • ... Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
      • AW... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • Trs: [... Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
  • [GELORA45] kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
  • [GELORA45] Tatiana Lukman jetaimemuc...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke