Tentu menjadi salah kalau kita jadi main gebuk semua pemilih kubu-02
adalah "garis keras" dan fanatik Islam, ... Tapi, juga tidak salah kalau
diperhatikan kelompok "garis keras, "fanatik" Islam itu lah pemilih kuat
kubu-02! Jadi, ... yang benar dan bijaksana kita pilah-pilah saja saat
melihat dan menilai orang perorang pendukung dan pemilih kubu-02 itu,
tidak main gebyah uyah.
Selama ini yang berhasil saya ikuti pembicaraan Mahfud cukup baik dan
mencjernihkan, kok. Tidak terdengar suara sumbang keluar dari mulutnya,
sikap perpindahan dukungan dari semula menjadi tim sukses Prabowo
ditahun 2014 kemudian menjadi pendukung Jokowi bahkan dibatalkan jadi
cawapres juga cukup baik dan bijaksana. Bukan dirinya sendiri yg
diutamakan, tapi kepentingan negara dan rakyat!
Atau bung Ajeg bisa memberikan penjelasan lebih lanjut, mengapa
menyatakan serba SAMPAH yang keluar dari mulut Mahfud???
Sedang Maruf Amin yg dinobatkan Jokowi menjadi cawapresnya itu,
sekalipun mungkin belum bisa dikatakan "garis keras", tapi sulit
disangkal tergolong Islam fanatik yg juga bertujuan berlakukan syariat
Islam dinegeri ini! Hanya saja penekanannya berlakukan syariat Islam
secara damai, dijalankan dan diperjuangkan melalui jalur konstitusi
saja, ... Makanya Maruf berada dalam barisan NU dan saat jadi ketua MUI
bisa keluarkan fatwa Ahok menodai Agama Islam, sekalipun akhirnya
mengakui "terpaksa" akibat tekanan massa ketika itu!
Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45] 於 30/4/2019 6:13 寫道:
Saya kira pen-dikotomi-an para pemilih sebagai "garis keras" yg
berkonotasi jelek adalah sebuah kesalahan besar, sungguhpun kemudian
coba diperhalus dengan kata "fanatik" yang lucunya juga berkonotasi
jelek. Lagipula dengan para pemilih yang tersebar sedemikian rupa lha
apa iya semuanya "garis keras" dan/atau "fanatik"
Ada cukup banyak tokoh yg dulunya pendukung Prabowo kemudian beralih
ke Jokowi, diantara Mahfud MD ini dan cawapres Ma'ruf Amin. Apakah mau
dibilang "mantan garis keras"?
Btw, kelihatannya ada cukup banyak yg kemudian berbaris dibelakang
Ma'ruf Amin, mungkinkah minta jatah? ha ha ha ha.
---In GELORA45@yahoogroups.com, <ajegilelu@...> wro te :
Saya pernah tanya di mana cawapres Ma'ruf karena sejak 17 April
seperti ditelan bumi. Sebaliknya, Mahfud kelihatan di mana-mana dan
cerewet sekali.
Melihat gelibat-gelibetnya, Mahfud ini frustasi karena dibuang dan mau
balas dendam. Manusiawi saja kecewa dipermalukan secara nasional
begitu. Hanya saja cara yang dia pilih untuk tetap eksis dan
"didengar" terlalu kekanak-kanakan yaitu, melempar isu kegemaran PDIP,
isu perpecahan, lalu pura-pura jadi pahlawan kesorean dengan menyuruh
Jokowi (sebagai presiden, bukan capres) untuk rekonsiliasi.
Terus terang saya tidak pernah meragukan kepinteran dan gelar akademik
Mahfud yang serba sampah. Sekarang ini kewarasan akal sehat dan
kondisi kejiwaannya betul-betul menggelikan untuk ukuran tokoh
nasional. Membawa dendam pribadinya ke masyarakat.
--- jonathangoeij@... wrote:
kalau tdk salah menurut quick count Prabowo menang di 18
propinsi sedangkan Jokowo cuman 16 propinsi, artinya 18
propinsi garis keras. gawat juga.
---djiekh@... wrote :
Lha lalu kenyataannya kan daerah bekas Di/TII Kartosuwiryo,
daerah ex DUI/TII Kahar Muzakar.
daerah ex DI Daud Bureueh, daerah ex PRRI. Dan Prabowo anak ex
tokoh PRRI?
Pada tanggal Sen, 29 Apr 2019 pukul 02.13 Sunny ambon menulis:
https://www.suara.com/news/2019/04/28/230357/dahnil-anzar-sebut-pernyataan-mahfud-md-bukanlah-seorang-pancasilais
*Dahnil Anzar Sebut Pernyataan Mahfud MD Bukanlah
Seorang Pancasilais*
---
此電子郵件已由 AVG 檢查病毒。
http://www.avg.com