*OTAK UDANG? HEHEHEHE* On Tue, Aug 27, 2019 at 6:23 PM ajeg ajegil...@yahoo.com [GELORA45] < GELORA45@yahoogroups.com> wrote:
> > > Interupsi > > Dana otsus Papua berlangsung sejak jaman Gus Dur. Dimulai dengan 1,5 > triliun dan terus meningkat setiap tahun hingga 8 triliunan sekarang. Jadi, > 62 triliun itu (atau 67?) adalah total dana yang sudah diserahkan ke Papua. > Konon lebih dari setengahnya sudah berhasil dikorupsi dengan selamat oleh > pejabat setempat. Selama ini kan setiapkali ada pemeriksaan dari BPK > pasti disusul dengan munculnya isu maupun aksi separatisme.. > > Karena itu, usulan untuk membagikan langsung dana otsus ke penduduk lewat > ATM bagus juga untuk memperkecil kemungkinan dikorup pejabat lokal. > Sekaligus menggugah kesadaran anggota OPM bahwa selama ini mereka dikadali > pejabat-pejabat korup Papua. > > Saya kira dengan pegang uang sendiri saudara/i Papua bisa punya > kepercayaan diri untuk menghadapi dunia yang kapitalistik begini. Bisa > sedikit leluasa untuk belanja kebutuhan secara otonom. Tidak minder atau > hanya telan ludah melihat anak-anak pegawai kelurahan dll pada jajan bakso > dan teh botol. Jajan beneran, bukan jajan yang lain. > > Lanjut. > > -- SADAR@... wrote: > > Ingat, yang namanya rakyat pekerja adalah juga manusia-manusia normal saja > yang bisa ada yg baik, jelek bahkan jahat. TIDAK ada yg bisa menjamin yang > dinamakan rakyat pekerja PASTI baik-baik, ... > > Manusia pada umumnya, kalau cuma dikasih duit (bukan pekerjaan dan usaha) > hanya akan menjadi parasit saja! Setelah dana Otsus yg 62T dibagikan pada > setiap warga menjadi 17,7 juta/bulan. Tentu tergantung pada setiap orang > yang menerimanya, ... kalau saja kesadaran rakyat masih terbelakang, yaa > hanya untuk makan saja dan merasa sudah cukup nyaman! Mungkin saja diantara > mereka ada juga yg agak cerdas dan sedikit pengetahuan usaha bisa memulai > usaha kecil-kecilan dan akhirnya membawa kemajuan.. > > Tapi, kalau dana 62T itu bisa digunakan utk kembangkan usaha, entah > menanam apa yang sesuai dengan alam di Papua, atau memelihara ternak, ikan, > ayam, kambing, sapi, ... bukankah jauh akan lebih baik bagi rakyat Papua > secara keseluruhan? > > > Lusi D. 於 27/8/2019 16:32 寫道: > > Apa argumen bung menghakimi rakyat Papua biasa dng kesimpulan "habis > dimakan dan akan menjadikan mereka parasit saja." spt uraian bung > dibawah? Dalam hal ini saya sangat-sangat berbeda dengan bung. > Dimana saja rakyat pekerja itu tidak punya moral parasit. Moral parasit > itu adalah ideologi borjuis kecil keatas. Bung berargumen "Ditelan oleh > pejabat koruptor, ... Lalu?", tapi tidak mempercayai jalan keluar untuk > menghapus kemungkinan saluran korupsi. > > Mengapa bung menutup mata bahwa selama ini dana itu tidak sampai kepada > mereka yang berhak? Karena itu langkah pertama menghapus penghalang > penyaluran dana, kemudian setelah sama-sama tegak berdiri bebaskan > kearifan kegiatan perekonomian kepada masyarakatnya dan sesuai > dengan hukum perkembangan perekonomian pasti akan bergerak dengan > peningkatan dayabeli itu. Masyarakat akan berkembang dan meningkat > dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hukum ekonomi pasar seperti yang > sering digembar-gemborkan kan yah begitu jalannya. > > Saya memandang penerimaan uang "bantuan" sbg syarat minimal hidup > normal itu adalah hak minimal rakyat Papua yang selama ini kekayaan > tanahairnya dijuali oleh kakitangan imperialis, kaum spekulan dan > penguasa negara RI ini. > > > Am Tue, 27 Aug 2019 08:11:55 +0800 > schrieb ChanCT: > > Problem yang dihadapi, bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyat > Papua yang terbelakang dan miskin itu lebih baik??? Kenyataan selama > ini Otsus 62Triliun sebegitu BESAR, tidak sampai dan bisa dirasakan > rakyat Papua! Ditelan oleh pejabat koruptor, ... Lalu? > > Dengan bagikan rata pada rakyat, barangkali bisa menyenangkan mereka, > ..... tapi menurut saya, tidak memecahkan masalah kecuali habis dimakan > dan akan menjadikan mereka parasit saja. Dana itu akan jauh lebih > baik digunakan untuk membangun usaha di daerah Papua itu, dan dari > hasil usaha yang dijalankan rakyat Papua itulah yg akan meningkatkan > i pemalas itu kesejahteraan rakyat dengan sebaik-baiknya! > > > Lusi D. 於 27/8/2019 3:41 寫道: > > Berikut tambahan uraian RR untuk menjawab problem yang bung Chan > persoalkan, termasuk contoh kongkrit yang sudah dipraktekkan maupun > hasilnya dalam mempercepat dan meningkatkan hubungan kebudayaan > antar bangsa-bangsa seperti di Kanada. > Lusi. > > Subsidi Pemerintah ke Warga Papua Tak Sampai, > Rizal Ramli: Kasih Lewat ATM > > Oleh: Pebriansyah Ariefana | Muhammad Yasir > Senin, 26 Agustus 2019 | 12:48 WIB > > Rizal Ramli pun menuturkan bahwasanya pada Pilpres 2019 lalu dirinya > telah mengusulkan agar subsidi tersebut diberikan langsung kepada > warga Papua. > > Suara.com - Mantan Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman, Rizal > Ramli mengusulkan pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada > warga Papua lewat kartu anjungan tunai mandiri (ATM). Sebab, hal > itu dinilai Rizal Ramli akan lebih efektif. > > Rizal Ramli mengungkapkan kekinian setidaknya subsidi yang diberikan > pemerintah terhadap warga Papua itu berkisar Rp 62 triliun. Hanya, > uang tersebut tidak pernah sampai ke tangan warga Papua lantaran > banyak dikorupsi baik oleh pejabat pemerintah pusat maupun daerah. > > Untuk itu, Rizal Ramli pun menuturkan bahwasanya pada Pilpres 2019 > lalu dirinya telah mengusulkan agar subsidi tersebut diberikan > langsung kepada warga Papua baik di pegunungan maupun di pedesaan > lewat ATM. Hal itu kata Rizal Ramli telah diterapkan seperti di > Alaska. > > "Di Alaska itu, penduduk aslinya Indian, ternyata banyak gas, banyak > minyak bumi, akhirnya setiap penduduk Alaska di berikan ATM, setiap > bulan langsung ditransfer subsidinya dari pemerintahan," kata Rizal > Ramli dalam acara 'Ngobrol Bareng tentang Papua', di Tebet, Jakarta > Selatan, Senin (26/8/2019). > > Berkenaan dengan itu, Rizal Ramli mengatakan pihaknya akan meminta > kepada pemerintah untuk menerapkan sistem subsidi yang sama dengan > di Alaska untuk warga Papua. > > Berdasar, hitung Rizal Ramli, jika subsidi pemerintah sebesar Rp 62 > triliun itu dibagi kepada 3,5 juta penduduk Papua, setidaknya setiap > warga Papua akan menerima uang subsidi sebesar Rp 17,7 juta per > bulan. > > "Hari ini kalau Rp 62 triliun dibagi 3,5 juta orang itu hampir Rp > 17,7 juta per orang. Tapi rakyatnya (saat ini) tidak dapat apa-apa. > Saya betul-betul tidak terima dan marah, ini sumber ketidakadilan > luar biasa," ujarnya. > > "Jadi lebih bagus kita kasih ATM saudara-saudara kita di situ, > setiap bulan terima subsidi berapa juta, sehingga mereka bisa hidup > lebih baik," imbuhnya. > > +0800 schrieb ChanCT: > > Tentu, masalah serius dan mendesak yang dihadapi bangsa ini MENTAL > manusia yang korup! Mau diapakan juga sulit mengatasinya, karena > sudah bisa dikatakan membudaya dari atas sampai bawah, dari > pemerintah pusat dan pemerintah daerah, ... Namun usul RR, dana > alokasi Otonomi Khusus (Otsus) yang 62 Triliun untuk Papua itu > dibagikan pada 3,5juta warga Papua, juga tidak realistis! Hanya > akan HABIS digunakan untuk makan saja, ... dan TIDAK jadi apa2 > yang bisa mensejahterakan warga Papua. > > menemukan cara membangun daerah masing-masing sesuai dengan > kondisi alam dan kesadaran warga setempat? Dorong mereka supaya > keluarkan rencana pembangunan, mau bikin apa didaerahnya untuk > berusaha, entah nanam apa, pelihara ternak apa, ... dan > perkirakan butuh bantuan apa dari Pem. Pusat! Untuk itu Pem. > Pusat juga harus siap membantu daerah bukan hanya kucurkan dana, > tapi juga teknologi untuk berkarya, ... membangkitkan inisiatif > dan kemampuan setiap daerah memperbaiki NASIB nya, meningkatkan > kesejahteraan warga setempat! > > > Lusi D. 於 26/8/2019 17:24 寫道: > > Nah bagaimana dng usul kongkrit Rizal Ramli berikut ini? > > 1. Kalau Kita Lewat Birokrasi, Birokrasi Kita Ini Korup Kok > > Agar terserap oleh Rakyat, Rizal Ramli Sarankan Skema Alokasi > Dana Otsus Papua Diubah > > Oleh Muslimin > > Senin, 26 Agustus 2019 14:26 WIB > AKURAT.CO, Ekonom senior Rizal Ramli menyarankan agar skema > pemberian dana alokasi Otonomi khusus (Otsus) untuk Papua dan > Papua Barat diubah, agar Dana Alokasi dana Otsus itu tepat > sasaran. > > "Kita harus ubah, selama ini kan Rp 62 triliun tahun untuk 3,5 > juta rakyat Papua tapi dalam prakteknya rakyat > dikampung-kampung di gunung-gunung nyaris nggak terima > apa-apa," kata Rizal Ramli dalam diskusi bertajuk Ngobrol > Bareng RR bertajuk "Papua" di Kawasan Tebet, Jakarta Selatan, > Senin (26/8/2019). > > Mantan menteri koordinator perekonomian era presiden RI ke-4 > Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini menyarankan agar sistem > penyalurannya diganti yakni bukan lagi melalui pemerintah pusat > turun ke pemerintah daerah, namun langsung ke masyarakat Papua > dan Papua Barat. > > Caranya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencetak ATM untuk seluruh > masyarakat bumi Cendrawasih yang penduduknya berjumlah 3,5 juta > tersebut. Sebab, Otsus Rp 62 triliun dibagi perpenduduk Papua > 3,5 juta jiwa maka mereka akan menerima dana Rp 17,7 juta > perorang. Naasnya, uang Rp 17,7 juta itu belum dirasakan oleh > masyarakat di Papua dan Papua Barat. > > "Sistemnya kita minta BRI kasih ATM sama semua rakyat di Papua > pertama kasih sama ibu-ibunya, mama-mama, setiap bulan > pemerintah ngasih 2,5 juta nggak ada masalah itu. Hari ini kan > 17,7 juta perorang rakyat nggak dapat apa-apa," kata dia. > > Oleh karena itu, tegas RR, bila dibuat ATM dan diberi langsung > ke perorang, masyarakat Papua akan langsung merima manfaat dari > Otsus itu untuk keperluan mereka. > > "Mending Rp 2,5 juta, mereka bisa pakai buat makanan, > pendidikan, Kesehatan dan itu cara yang lebih bagus. Kalau kita > lewat birokrasi, birokrasi kita ini korup kok," tukasnya.[] > > 2. Aparat Kita Sadis > > Penyelesaian Persoalan Papua Jangan Lagi Pakai Militer > > EDITOR by EDITOR > > 48 mins ago in Nasional > > Kronologi, Jakarta – Penyelesaian persoalan di bumi Cendrawasih > hendaknya menggunakan pendekatan kemanusian. Pendekatan melalui > pengiriman militer seharusnya ditinggalkan. > > Demikian disampaikan oleh mantan menteri koordinator > perekonomian era presiden Gus Dur, Rizal Ramli, di kawasan > Tebet, Jakarta Selatan, Senin (26/8/19). > > “Kita harus lebih mengutamakan pendekatan kemanusian, damai, > dalam menyelesaikan mslh Papua jgn lagi menggunakan cara-cara > kekerasan, cara militeristik,” tegas RR, sapaan karibnya. > > Menurut RR, jika pemerintah memakai pendekatan militer justru > masyarakat akan semakin tidak percaya terhadap pemerintah pusat. > Akibatnya, mereka berpotensi mendukung gerakan separatis. > > “Cara-cara militer justru memacu ketidakpuasan yang lebih besar. > Akhirnya, malah mendorong rakyat mendukung gerakan militer > (OPM/KKB dll),” paparnya. > > Sebaiknya, lanjut RR, Indonesia belajar dari peristiwa Gerakan > Aceh Merdeka (GAM) dan lepasnya Timor Timor, yang sekarang > lepas dan merdeka menjadi Timor Leste. Penyebab semuanya, > karena pemerintah menggunakan pendekatan militer dalam > penyelesaian persoalan. > > “Seperti terjadi di Aceh, Timor Leste, karena aparat kita sadis, > hanya menggunakan kekerasan akhirnya rakat biasa bersimpati > dengan gerakan kemerdekaan Timor Leste ataupun GAM, kita harus > belajar,” tukasnya.s itu tepat sasaran. > > > >