Lha sekarang bung Chan kok nggak biölang "itgu kesalahan Mao Tsetung"
lagi? Hehehe




Am Wed, 20 May 2020 20:31:51 +0800
schrieb "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> Lhaaa, iyalaaah, ... Aga yang jelas adalah dogma yang mestinya TIDAK 
> BERUBAH dan berkembang kenyataan juga terpecah menjadi beberapa
> aliran. Apalagi ML yang jelas-jelas dinyatakan bukan dogma dan akan
> terus berubah dan berkembang seeiring dengan perubahan jaman! Adalah
> TIDAK ilmiah kalau menghendaki ML tidak boleh berubah dan
> berkembang, ... lalu orang dituduh remo penghianat segala, dengan
> menepuk dada dirinya paling ML sejati! Dengan perjalanan kegagalan
> perjuangannya yang berakibat jutaan rakyat tidak berdosa jatuh
> KORBAN, sampai sekarang setelah lewat 55 tahun belum juga nampak ada
> titik terang keberhasilan, ... Tapi, dengan keangkuhan luarbiasa
> merasa diri paling "benar", "ML-Sejati" seenak udelnya melecehkan
> bahkan menghina-hina HASIL Perjuangan rakyat Tiongkok! Keberhasilan
> kerja-keras dan perjuangan RAKYAT sendiri dalam membebaskan
> kemiskinan! Lalu, usaha keluar membantu negara-negara lain yang
> terbelakang, dituduhnya sudah jadi imperialisme. BETUL-BETUL nenek
> Tatiana itu otaknya sudah masuk air, air comberan!
> 
> Jelas imperialisme AS yang selama lebih 70 tahun menguras habis
> banyak kekayaan bumi-alam Nusantara, sekarang datang kapitalis
> Tiongkok untuk membantu buka tambang Nikel dan buat smelter di
> Morowali, dibilang penghisapan imperialisme juga! Padahal pengusaha
> Tiongkok datang investasi, dari harus buka hutan sendiri, bangun
> jalan, bikin pelabuhan, pembangkit listrik, ... bukan hanya untuk
> kebutuhan pembukaan tambang tapi juga dinikmati bersama warga
> sekitar! Bukan hanya menampung lebih 30 ribu pekerja lokal, tapi
> harus lebih dahulu memberi kursus, pendidikan dan membuka asrama bagi
> warga yang datang dari luar daerah. Lha, jelas-jelas warga sekitar
> sangat diuntungkan dengan adanya listrik, air bersih dan, ...
> dapatkan pengobatan gratis dari perusahaan Tambang PT. IMIP, masih
> juga dituduh pepesan kosong. Apa nggak kemasukan air otak nenek yang
> satu ini, ...
> 
> 
> kh djie 於 2020/5/20 下午 03:24 寫道:
> > Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup,
> > perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum
> > perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ?
> > Organismen yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
> > perubahan lingkungan akan punah. Dinosaurus yang
> > begitu besar dan kuat kalah dengan bakteri/virus, dan punah?
> > Tetapi Dinausaurus kan tidak akan menyesuaikan diri
> > jadi bakteri/virus?
> >
> > Op wo 20 mei 2020 om 09:14 schreef ChanCT sa...@netvigator.com 
> > <mailto:sa...@netvigator.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com 
> > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>>:
> >
> >     Saya perhatikan setiap aliran ideologi dan Agama yang ada
> > didunia ini, sesuai dengan proses perkembangan masyarakat PASTI
> > terjadi perpecahan menjadi beberapa aliran, ... TIDAK ADA yang
> > langgeng tanpa ada perbedaan! Begitu juga dengan ajaran komunisme
> > dari Marisme-Leninisme dan kemudian Fikiran Mao Tsetung yang dimasa
> >     RBKP, oleh Lin Piao pernah diagungkan menjadi "Puncak Tertinggi
> >     Marxisme-Leninisme". Diakui atau tidak didunia, itu soal lain.
> >     Saya hanya menganggap pengangkatan atau penyanjungan segitu
> >     tingginya TIDAK ADA PERLUnya dan TIDAK ADA GUNAnya, ... Jauh
> > lebih baik pemikiran realis Deng Xiaoping yang berhasil menemukan
> > jalan keluar yang lebih baik deengan meluruskan KESALAHAN yang
> > terjadi! Dengan demikian ada pengamat politik yang mengajukan 3
> > titik balik sejarah perjuangan rakyat Tiongkok yang BERHASIL
> > menyelamatkan RAKYAT Tiongkok dari penderitaan, pertama tahun 1935,
> > Sidang Jun Yi, dimana Mao Tsetung berhasil menangkan pemikiran
> > "Perang Rakyat", dengan "Perang Tahan Lama" dan Perang Gerilya" yang
> >     genial itu menjadi GARIS PKT! Mao berhasil mengalahkan garis
> >     oportunisme Wang Ming, Li Lishan. Dan lebih lanjut ditahun 1945,
> >     Mao menangkan pemikiran Revolusi Demokrasi Baru menjadi Garis
> > PKT!
> >
> >     Kedua, ditahun 1978, Deng Xiaoping berhasil menangkan kebijakan
> >     "Reformasi dan Keterbukaan" dalam PKT, mengkritik kesalahan yang
> >     terjadi, khususnya RBKP yang telah menjatuhkan banyak korban
> > itu, untuk TETAP menempuh Jalan Sosialisme Berkarakter Tiongkok yang
> >     TEGUH berpegang pada 4 prinsip: 1. Menempuh jalan Sosialisme; 2.
> >     Mempertahankan Diktatur Proletariat; 3. Dibawah pimpinan Partai
> >     Komunis Tiongkok; dan 4. Mempertahankan Marxisme-Leninisme dan
> >     Fikiran Mao Tsetung sebagai ideologi pembimbing Rakyat Tiongkok.
> >     Disatu pihak tetap mempertahankan ekonomi-berencana yang dipadu
> >     dengan berlakukan hukum PASAR, menjadi ekonomi Pasar sosialisme
> >     inilah perkembangan ekonomi nasional Tiongkok mencapai kemajuan
> >     yang menakjubkan dunia dan menjadi "ancaman berat" AS!
> >
> >     Ketiga, ditahun 2012, Xi Jinping begitu Kongres ke-18 PKT,
> >     berhasil menetapkan sebagai ketua PKT, entah darimana dia
> >     mempunyai kekuatan dan pengaruh begitu besar membersihkan
> >     koruptor-koruptor kakap, termasuk jenderal2 dalam TPRT, Bo Xilai
> >     (Sekjen Chong Qing); Xu Chaihou (Menteri Pertahanan, Wk. Ketua
> >     Komisi Militer Sentral); Zhou Yongkang (Harian Politbiro CCPKT);
> >     Ling Jihua (Ketua Front Persatuan Nasional); Guo Paxiong (Wk.
> >     Ketua Komisi Militer Sentral)  yang selama kekuasaan Jiang
> > Zhimin bercokol tidak terusik! Sungguh, RRT/PKT sudah bisa
> > dinyatakan terancam menempuh jalan Sovyet, roboh dengan sendirinya
> > kalau koruptor kakap itu tidak berhasil segera diringkus! Sedang
> > dalam 8 tahun dimasa Xi Jinping inilah lebih digencarkan TUGAS
> > membebaskan kemiskinan, setiap tahunnya diatas 10 juta rakyat
> > berhasil dibebaskan dari kemiskinan, ...
> >
> >     Jadi, orang mengatakan rakyat Tiongkok sangat beruntung ada 3
> >     pemimpin ini, Mao berhasil membebaskan rakyat Tiongkok dari
> >     penindasa, dan meletakkan dasar ekonomi yang baik dengan
> > semangat BERDIKARI yang tinggi, kemudian berlanjut dengan Deng
> > berhasil membawa kesejahteraan rakyat Tiongkok lebih baik, sedang Xi
> >     membawa rakyat Tiongkok memasuki masyarakat sedikit makmur, ...
> >
> >     Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar
> >     sekaliber Soekarno yang mampu membawa rakyat Indonesia
> > membebaskan diri dari kemiskinan, ... rakyat masih terpecah
> > berpeking-keping hanyut dalam arus tokoh-tokoh politik yang
> > mengatasnamakan rakyat, memperebutkan kekuasaan untuk kepeentingan
> > kelopoknya sendiri! Sedang partai yang benar-benar mewakili rakyat
> > juga belum berkemampuan menampilkan pimpinan nya sendiri! Nampaknya
> > masih jauh, ... entah kapan bisa muncul!
> >
> >
> >
> >     'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
> > [GELORA45] 於 2020/5/16 下午 10:12 寫道:  
> >>
> >>     Nasakomnya bung Karno itu bagi saya adalah representasi dari 3
> >>     kekuatan bangsa Indonesia pada waktu itu. Partai2 politiknya
> >>     jelas ada mewakili ketiga kekuatan ini pada waktu itu.
> >>
> >>     Bung Karno maunya ketiga2nya bersatu. Dia selalu menyeimbangkan
> >>     ketiga kekuatan itu dalam seluruh hidup perjuangannya. Sampai
> >>     akhir keruntuhannya juga dia masih bersikeras utk melihat
> >> NASAKOM ini.
> >>
> >>     Ini harus dilihat masih relevan sampai detik sekarang ini.
> >> Hanya saja tingkat relevansinya sudah berubah krn dinamisme. Yang
> >>     agamais Islam krn dibredel Soeharto, sontak bergembira setelah
> >>     Soeharto memanfaatkan ICMI utk menghancurkan LB
> >>     Moerdani/nasionalis militer. Yang kiri terutama komunisme
> >> memang sejak dulu sudah diberangus wajahnya dalam PKI walaupun
> >>     ideologinya masih ada terus. Tetapi tidak bisa dipungkiri
> >>     ideologi kiri ini sudah sangat berubah sejalan dgn dinamisme
> >>     dunia yg sgt ke kapitalisme.
> >>
> >>     Ini realitasnya.
> >>
> >>     Kalau kita ingin melihat didiskusi2 termasuk milis ini, yg saya
> >>     perhatikan ada kejanggalan dimana orang2 yg berfaham sangat
> >> kiri bermusuhan dgn yg ditengah/moderat. Mereka2 ini jarang
> >> berdebat dgn yg di kanan agama. Ini yg pengalaman pribadi saya.
> >> Mungkin salah. Kalau yg kanan agama serangan2nya jelas ke
> >> kapitalisme, sosialisme apalagi komunisme.
> >>
> >>     Ini konteksnya Indonesia. Kalau kita telusuri pan Islamisme yg
> >>     sdh bergerak sejak faham wahabi masuk keindonesia, akan sgt
> >>     mengerti masjid salman nya ITB adalah salah satu pilar pan
> >>     Islamisme dgn wajah baru. Wajahnya terjelma dalam PKS skrg ini.
> >>
> >>     Kalau kita mengikuti disosmed akan banyak kelihatan bgmn wajah
> >>     Islam dgn dinamikanya merubah jalannya bangsa Indonesia. Coba
> >>     ikuti salah satunya: macan idealis dgn pewawancaranya Vasco
> >>     Ruseymi orang padang. Orang2 yg diwawancarai adalah orang2 yg
> >>     berhaluan kanan agama/Islam spt: Ridwan Saidi, Ahmad Dhani,
> >> Joko Santoso yg barusan meninggal dll.
> >>
> >>     Isi wawancaranya ya lumayan tendensius dari anti komunisme,
> >> anti cukong s/d pro anies baswedan.
> >>
> >>     Ini salah satu videonya dgn pembicaranya Ridwan Saidi yg sgt
> >> anti komunis:
> >>
> >>     https://www.youtube.com/watch?v=699MVM83VB8
> >>
> >>     Akhir kata kalau kitab oleh melihat bagaimana bangsa Indonesia
> >>     sekarang ini menyambut demokrasi terutama setelah jatuhnya
> >> Orba, jelas tidak bisa dipungkiri jalannya demokrasi ini tersendat2
> >>     disebabkan oleh 3 faktor kekuatan ini berjalan sendiri2.
> >>     Nasionalis militer mencoba tiarap krn sdh keenakan dijaman
> >> Orba. Kelompok kiri masih dipasung dgn Tap MPRS 25/1966 yg
> >> dikeluarkan Soeharto dan mencoba bersuara. Kelompok kanan
> >> agama/Islam yg paling aktif dalam memperjuangkan kepentingannya.
> >>
> >>     Ya kita lihat bersama bagaimana nantinya wajah NKRI ini. Semoga
> >>     selanjutnya NKRI yg diperjuangkan dgn darah ini masih bisa
> >>     bertahan.  Ini harapan saya. Ataukah akan harus bubar seperti
> >>     negara2 Balkan?
> >>
> >>     Nesare
> >>
> >>     *From:* GELORA45@yahoogroups.com
> >>     <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> >>     <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >>     *Sent:* Friday, May 15, 2020 8:24 PM
> >>     *To:* GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com>
> >>     <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >>     *Subject:* Fwd: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan
> >>     menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme
> >>
> >>     Seandainya saja yang dimaksudkan Haluan Ideologi Pancasila itu
> >>     berdasarkan ajaran Bung Karno, pencipta atau penggalinya,
> >>     bagaimana mungkin TIDAK MENCABUT TAP MPRS No-25/1966 yang
> >>     melarang ajaran Komunisme dan PKI itu? Bukankah sampai nafar
> >>     terakhir bung Karno TETAP pertahankan ide NASAKOM sebagai DASAR
> >>     KEKUATAN yang ada di masyarakat Nusantara ini, dimana komunisme
> >>     adalah satu kekuatan nyata yang ada dan berperan positif dalam
> >>     pembangunan bangsa ini, ... Jelas TAP MPRS No.25/1966 itu
> >>     BERTENTANGAN dengan ideologi PANCASILA, BERTENTANGAN dengan
> >>     Ajaran Bung Karno!
> >>
> >>     Justru selama lebih 1/2 abad ini tanpa ada PKI, partai yang
> >> teguh membela rakyat Indonesia inilah perjuangan dan pembangunan
> >>     masyarakat adil dan makmur jadi terhambat!
> >>
> >>
> >>
> >>     -------- 轉寄郵件 --------
> >>
> >>     *主旨**: *
> >>
> >>            
> >>
> >>     [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS
> >>     larangan komunisme
> >>
> >>     *日期**: *
> >>
> >>            
> >>
> >>     Fri, 15 May 2020 17:59:33 +0200
> >>
> >>     *從**: *
> >>
> >>            
> >>
> >>     'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl
> >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> [GELORA45]
> >> <GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>
> >>
> >>
> >>            
> >>
> >>            
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>
> >>     -- 
> >>     j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>
> >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl>
> >>
> >>     
> >> https://www.antaranews.com/berita/1495028/hnw-ingatkan-ruu-hip-jangan-menanggalkan-tap-mprs-larangan-komunisme
> >>
> >>     *HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan
> >> komunisme *
> >>     Jumat, 15 Mei 2020 21:58 WIB
> >>
> >>     Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (ANTARA/HO)
> >>
> >>     *Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> >>     untuk menegasikan ancaman komunisme*
> >>
> >>     Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW)
> >>     mengingatkan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila
> >>     (RUU HIP) tak semestinya menanggalkan TAP MPRS tentang Larangan
> >>     Komunisme.
> >>
> >>     Hidayat Nur Wahid, di Jakarta Jumat, mengatakan RUU Haluan
> >>     Ideologi Pancasila (HIP) menjadi bermasalah karena tidak
> >>     memasukkan ketentuan hukum yang langsung terkait dengan
> >>     penyelamatan ideologi Pancasila.
> >>
> >>     Ketentuan hukum itu, seperti TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang
> >>     menyatakan PKI sebagai partai terlarang, dan melarang setiap
> >>     kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan ideologi atau
> >>     ajaran komunisme, Marxisme dan Leninisme.
> >>
> >>     Sementara dalam Rancangan RUU HIP, lanjut dia, malah
> >> mencantumkan 8 TAP MPR lain sebagai dasar pembentukan, padahal
> >> TAP-TAP tersebut tidak terkait langsung dengan (pengokohan dan
> >>     penyelamatan) haluan ideologi Pancasila.
> >>
> >>     "RUU HIP akan kehilangan rohnya apabila tidak mempertimbangkan
> >>     sejarah pembentukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
> >> negara, hingga mencapai kesepakatan final PPKI pada 18 Agustus
> >> 1945. Semuanya menyebut sila ketuhanan, dan tidak satu pun yang
> >>     menyebut sila atheisme apalagi komunisme sebagai dasar atau
> >>     ideologi negara," kata dia.
> >>
> >>     Tetapi, lanjut dia, sudah terjadi dua kali pemberontakan Partai
> >>     Komunis Indonesia dengan ideologi komunismenya, pada intinya
> >>     bertujuan mengubah ideologi negara yaitu Pancasila.
> >>
> >>     "Padahal sekarang kembali bermunculan fenomena penyebaran
> >>     ideologi komunisme yang menjadi ancaman terhadap ideologi
> >>     Pancasila," kata Hidayat..
> >>
> >>     Hidayat menyayangkan tidak dimasukannnya TAP MPRS tentang
> >>     larangan ideologi komunisme sebagai dasar hukum RUU HIP.
> >>
> >>     Padahal, TAP MPRS masih berlaku bahkan ada turunannya, beberapa
> >>     di antaranya seperti Pasal 107a sampai 107e Kitab Undang-Undang
> >>     Hukum Pidana (KUHP), Pasal 4 ayat (3) UU Pengelolaan Sumber
> >> Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, secara spesifik menyebutkan
> >>     komunisme sebagai salah satu bentuk ancaman negara.
> >>
> >>     Kemudian, Pasal 59 ayat (4) huruf c juncto Pasal 82A ayat (2)
> >> UU Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang memuat larangan bagi
> >>     ormas menyebarkan ajaran atheisme, komunisme,
> >> Marxisme-Leninisme dan sanksi pidana bagi anggota ormas yang
> >> melanggar larangan itu.
> >>
> >>     Anehnya, kata dia, perancang RUU malah memasukkan 8 TAP MPR
> >>     lainnya yang tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila,
> >>     seperti TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, kemudian
> >>     tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, disebut secara
> >>     jelas sebagai dasar hukum.
> >>
> >>     "Ini aneh, ada 8 TAP MPR yang dijadikan dasar hukum pembentukan
> >>     RUU HIP, padahal tak terkait langsung dengan ideologi
> >> Pancasila, tetapi ada TAP MPR yang sangat terkait dan menjaga
> >> ideologi Pancasila malah tidak dimasukkan," ujarnya pula.
> >>
> >>     Kalau serius dan fokus ingin menghadirkan UU HIP dan
> >>     menghilangkan kecurigaan rakyat, kata Hidayat, semestinya TAP
> >> MPR yang terkait langsung dengan penyelamatan haluan ideologi
> >>     Pancasila lebih layak dimasukkan.
> >>
> >>     Bahkan, dia menilai mestinya dicantumkan pada penyebutan awal,
> >>     perlu ditegaskan pula sejak awal bahwa yang dimaksud dengan
> >>     Pancasila adalah Pancasila dalam bentuk final sesuai
> >> kesepakatan para founding fathers dalam Panitia Persiapan
> >> Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
> >>
> >>     Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini
> >>     menuturkan pemilihan acuan hukum yang tepat sangat dibutuhkan
> >>     dalam memahami dan melihat arah suatu pengaturan RUU.
> >>
> >>     "Inisiator dan penyusun RUU HIP sudah diingatkan oleh anggota
> >>     FPKS pada saat rapat-rapat di Badan Legislasi DPR, soal
> >>     rasionalitas memasukkan TAP MPRS tentang larangan PKI dan
> >>     penyebaran ideologi komunis sejak dibahas di Badan Legislasi
> >> DPR RI," katanya pula.
> >>     Baca juga: FPKS tolak tidak dimasukkannya TAP MPRS XXV dalam
> >> RUU HIP
> >>
> >>     Namun, hingga ditetapkan sebagai RUU Usul Inisiatif DPR,
> >>     usulan-usulan itu, menurut dia, tidak juga dimasukkan sebagai
> >>     dasar hukum. Karena itu, wajar Fraksi PKS menyampaikan
> >> penolakan RUU ini bila tidak memasukkan TAP MPRS Nomor 25/1966.
> >>
> >>     Padahal, lanjut Hidayat, beberapa fraksi juga sudah menyatakan
> >>     usulannya untuk dimasukkannya TAP MPRS No. 25/1966.
> >>
> >>     Masalah itu pun sudah menjadi perhatian publik, katanya lagi,
> >>     karena itu seharusnya RUU HIP bukan hanya perlu memasukkan TAP
> >>     MPRS tersebut, tapi juga memasukkan fenomena munculnya ajaran
> >>     ideologi komunisme pascareformasi sebagai pertimbangan
> >> sosiologis dalam konsiderans “mengingat” pada RUU tersebut.
> >>
> >>     "Ini salah satu urgensi dari lahirnya RUU HIP. Sayangnya,
> >>     fenomena tersebut diabaikan dalam RUU ini, sekali pun bila
> >>     dibandingkan draf naskah awal RUU dengan draf RUU HIP yang
> >>     dimajukan ke rapat paripurna, memang sudah ada perbaikan,"
> >>     ujarnya lagi.
> >>
> >>     Namun, menurutnya lagi, perbaikan dari RUU tersebut justru
> >> masih tidak memasukkan TAP MPRS yang seharusnya, tentang mengawal
> >>     Pancasila dari ideologi komunisme.
> >>
> >>     Bagi Hidayat, TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 soal larangan ideologi
> >>     dan paham komunisme seharusnya menjadi salah satu ketentuan
> >> yang menjadi jantung bagi RUU HIP untuk menyelamatkan ideologi
> >>     Pancasila, dan tak terulangnya tragedi yang membahayakan
> >> Pancasila. Baca juga: F-NasDem minta TAP MPRS No. XXV Tahun 1966
> >> jadi konsideran RUU HIP
> >>
> >>     Jadi RUU ini, kata dia, bukan hanya ditujukan untuk memperkuat
> >>     Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) secara kelembagaan,
> >>     yang efektivitasnya untuk mengawal ideologi Pancasila masih
> >>     menjadi pertanyaan akibat laku dan pernyataan-pernyataan
> >> sebagian pimpinannya yang kontroversial.
> >>
> >>     HNW mengatakan dalam rangka hadirnya UU Haluan Ideologi
> >> Pancasila yang sebenarnya, nantinya pembahasan antara DPR dan
> >> Pemerintah penting dikawal dan diawasi secara saksama oleh semua
> >> komponen bangsa.
> >>
> >>     "Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> >>     untuk menegasikan ancaman komunisme dan mencoba mengebiri TAP
> >>     MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang masih berlaku sampai saat ini,"
> >>     ujarnya pula.
> >>     Baca juga: F-PPP usulkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 jadi
> >>     landasan RUU HIP
> >>
> >>     Pewarta: Boyke Ledy Watra
> >>     Editor: Budisantoso Budiman
> >>     COPYRIGHT © ANTARA 2020
> >>  
> >     
> >  

Kirim email ke