Apa karena teknik brainstorming tidak dilakukan ?

Op do 21 mei 2020 om 03:07 schreef ChanCT <sa...@netvigator.com>:

> "KESALAHAN" yang mana??? Memangnya kenapa selalu dan setiap kali harus
> ditegaskan itu "KESALAHAN MAO"??? Bukankah kenyataan sesungguhnya, yang
> dibilang *"KESALAHAN MAO"* itu *TIDAK LUPUT* dari kesalahan *PKT* yang
> bisa dikerucutkan menjadi KESALAHAN Komite Sentral PKT, atau setidaknya 
> *HARIAN
> Politbiro Komite Sentral PKT*!!! Dan TIDAK Bisa ditimpakan hanya pada
> seorang KETUA PKT saja! Karena sistem kepemimpinan Partai Komunis
> seharusnya adalah *kepemimpinan KOLEKTIF*, bukan dan tidak boleh berubah
> menjadi kepemimpinan seorang Ketua saja!
>
> Begitulah pengakuan Deng Xiaoping saat mengkritik "KESALAHAN MAO" dia juga
> termasuk seorang yang harus bertanggungjawab, ikut menyetujui dan
> memutuskan! Yang menjadi masalah, bagaimana dengan tepat dan ilmiah menilai
> mana yang BENAR dan mana yang SALAH! TIDAK serampangan memutlakkan
> KEBENARAN atau sebaliknya memutlakkan KESALAHAN! Pasda saat kita membela
> KEBENARAN tetap harus pandai dan jeli melihat KESALAHAN yang ada dan harus
> diperbaiki untuk maju lebih baik dan cepat! Sebaliknya juga saat menyoroti
> KESALAHAN yang dimutlakkan SALAH semua, pasti juga masih ada kebenaran yang
> tetap harus dipertahankan, ...! Saat kita mengkritik KESALAHAN MAO, jangan
> dihajar habis-habisan bahkan menghitamkan JASA besar Mao untuk menjatuhkan
> KEBESARAN Ketua Mao yang BERHASIL membebaskan Rakyat Tiongkok dari segala
> penindasan! TANPA ada Ketua Mao TIDAK ADA TIONGKOK BARU! Ketua Mao
> bagaimanapun juga adalah Pemimpin Besar Bangsa Tionghoa dan Rakyat
> Tiongkok, ...!
>
> Itulah perbedaan Deng saat mengoreksi kesalahan Mao dengan Kruschove yang
> main babat kesalahan Stalin! Yang terjadi, Tiongkok bisa terus maju dan
> makin jaya, sedang Sovyet dengan PKUS yang selama 70an tahun
> dibangga-banggakan itu bubar dan roboh dengan sendirinya, ...!
>
>
> 'Lusi D.' lus...@rantar.de [nasional-list] 於 2020/5/20 下午 09:16 寫道:
>
>
>
> Lha sekarang bung Chan kok nggak biölang "itgu kesalahan Mao Tsetung"
> lagi? Hehehe
>
> Am Wed, 20 May 2020 20:31:51 +0800
> schrieb "ChanCT sa...@netvigator.com [GELORA45]"
> <GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>:
>
> > Lhaaa, iyalaaah, ... Aga yang jelas adalah dogma yang mestinya TIDAK
> > BERUBAH dan berkembang kenyataan juga terpecah menjadi beberapa
> > aliran. Apalagi ML yang jelas-jelas dinyatakan bukan dogma dan akan
> > terus berubah dan berkembang seeiring dengan perubahan jaman! Adalah
> > TIDAK ilmiah kalau menghendaki ML tidak boleh berubah dan
> > berkembang, ... lalu orang dituduh remo penghianat segala, dengan
> > menepuk dada dirinya paling ML sejati! Dengan perjalanan kegagalan
> > perjuangannya yang berakibat jutaan rakyat tidak berdosa jatuh
> > KORBAN, sampai sekarang setelah lewat 55 tahun belum juga nampak ada
> > titik terang keberhasilan, ... Tapi, dengan keangkuhan luarbiasa
> > merasa diri paling "benar", "ML-Sejati" seenak udelnya melecehkan
> > bahkan menghina-hina HASIL Perjuangan rakyat Tiongkok! Keberhasilan
> > kerja-keras dan perjuangan RAKYAT sendiri dalam membebaskan
> > kemiskinan! Lalu, usaha keluar membantu negara-negara lain yang
> > terbelakang, dituduhnya sudah jadi imperialisme. BETUL-BETUL nenek
> > Tatiana itu otaknya sudah masuk air, air comberan!
> >
> > Jelas imperialisme AS yang selama lebih 70 tahun menguras habis
> > banyak kekayaan bumi-alam Nusantara, sekarang datang kapitalis
> > Tiongkok untuk membantu buka tambang Nikel dan buat smelter di
> > Morowali, dibilang penghisapan imperialisme juga! Padahal pengusaha
> > Tiongkok datang investasi, dari harus buka hutan sendiri, bangun
> > jalan, bikin pelabuhan, pembangkit listrik, ... bukan hanya untuk
> > kebutuhan pembukaan tambang tapi juga dinikmati bersama warga
> > sekitar! Bukan hanya menampung lebih 30 ribu pekerja lokal, tapi
> > harus lebih dahulu memberi kursus, pendidikan dan membuka asrama bagi
> > warga yang datang dari luar daerah. Lha, jelas-jelas warga sekitar
> > sangat diuntungkan dengan adanya listrik, air bersih dan, ...
> > dapatkan pengobatan gratis dari perusahaan Tambang PT. IMIP, masih
> > juga dituduh pepesan kosong. Apa nggak kemasukan air otak nenek yang
> > satu ini, ...
> >
> >
> > kh djie 於 2020/5/20 下午 03:24 寫道:
> > > Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup,
> > > perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum
> > > perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ?
> > > Organismen yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
> > > perubahan lingkungan akan punah. Dinosaurus yang
> > > begitu besar dan kuat kalah dengan bakteri/virus, dan punah?
> > > Tetapi Dinausaurus kan tidak akan menyesuaikan diri
> > > jadi bakteri/virus?
> > >
> > > Op wo 20 mei 2020 om 09:14 schreef ChanCT sa...@netvigator.com
> > > <mailto:sa...@netvigator.com> <sa...@netvigator.com> [GELORA45] <
> GELORA45@yahoogroups.com
> > > <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>>:
> > >
> > > Saya perhatikan setiap aliran ideologi dan Agama yang ada
> > > didunia ini, sesuai dengan proses perkembangan masyarakat PASTI
> > > terjadi perpecahan menjadi beberapa aliran, ... TIDAK ADA yang
> > > langgeng tanpa ada perbedaan! Begitu juga dengan ajaran komunisme
> > > dari Marisme-Leninisme dan kemudian Fikiran Mao Tsetung yang dimasa
> > > RBKP, oleh Lin Piao pernah diagungkan menjadi "Puncak Tertinggi
> > > Marxisme-Leninisme". Diakui atau tidak didunia, itu soal lain.
> > > Saya hanya menganggap pengangkatan atau penyanjungan segitu
> > > tingginya TIDAK ADA PERLUnya dan TIDAK ADA GUNAnya, ... Jauh
> > > lebih baik pemikiran realis Deng Xiaoping yang berhasil menemukan
> > > jalan keluar yang lebih baik deengan meluruskan KESALAHAN yang
> > > terjadi! Dengan demikian ada pengamat politik yang mengajukan 3
> > > titik balik sejarah perjuangan rakyat Tiongkok yang BERHASIL
> > > menyelamatkan RAKYAT Tiongkok dari penderitaan, pertama tahun 1935,
> > > Sidang Jun Yi, dimana Mao Tsetung berhasil menangkan pemikiran
> > > "Perang Rakyat", dengan "Perang Tahan Lama" dan Perang Gerilya" yang
> > > genial itu menjadi GARIS PKT! Mao berhasil mengalahkan garis
> > > oportunisme Wang Ming, Li Lishan. Dan lebih lanjut ditahun 1945,
> > > Mao menangkan pemikiran Revolusi Demokrasi Baru menjadi Garis
> > > PKT!
> > >
> > > Kedua, ditahun 1978, Deng Xiaoping berhasil menangkan kebijakan
> > > "Reformasi dan Keterbukaan" dalam PKT, mengkritik kesalahan yang
> > > terjadi, khususnya RBKP yang telah menjatuhkan banyak korban
> > > itu, untuk TETAP menempuh Jalan Sosialisme Berkarakter Tiongkok yang
> > > TEGUH berpegang pada 4 prinsip: 1. Menempuh jalan Sosialisme; 2.
> > > Mempertahankan Diktatur Proletariat; 3. Dibawah pimpinan Partai
> > > Komunis Tiongkok; dan 4. Mempertahankan Marxisme-Leninisme dan
> > > Fikiran Mao Tsetung sebagai ideologi pembimbing Rakyat Tiongkok.
> > > Disatu pihak tetap mempertahankan ekonomi-berencana yang dipadu
> > > dengan berlakukan hukum PASAR, menjadi ekonomi Pasar sosialisme
> > > inilah perkembangan ekonomi nasional Tiongkok mencapai kemajuan
> > > yang menakjubkan dunia dan menjadi "ancaman berat" AS!
> > >
> > > Ketiga, ditahun 2012, Xi Jinping begitu Kongres ke-18 PKT,
> > > berhasil menetapkan sebagai ketua PKT, entah darimana dia
> > > mempunyai kekuatan dan pengaruh begitu besar membersihkan
> > > koruptor-koruptor kakap, termasuk jenderal2 dalam TPRT, Bo Xilai
> > > (Sekjen Chong Qing); Xu Chaihou (Menteri Pertahanan, Wk. Ketua
> > > Komisi Militer Sentral); Zhou Yongkang (Harian Politbiro CCPKT);
> > > Ling Jihua (Ketua Front Persatuan Nasional); Guo Paxiong (Wk.
> > > Ketua Komisi Militer Sentral)  yang selama kekuasaan Jiang
> > > Zhimin bercokol tidak terusik! Sungguh, RRT/PKT sudah bisa
> > > dinyatakan terancam menempuh jalan Sovyet, roboh dengan sendirinya
> > > kalau koruptor kakap itu tidak berhasil segera diringkus! Sedang
> > > dalam 8 tahun dimasa Xi Jinping inilah lebih digencarkan TUGAS
> > > membebaskan kemiskinan, setiap tahunnya diatas 10 juta rakyat
> > > berhasil dibebaskan dari kemiskinan, ...
> > >
> > > Jadi, orang mengatakan rakyat Tiongkok sangat beruntung ada 3
> > > pemimpin ini, Mao berhasil membebaskan rakyat Tiongkok dari
> > > penindasa, dan meletakkan dasar ekonomi yang baik dengan
> > > semangat BERDIKARI yang tinggi, kemudian berlanjut dengan Deng
> > > berhasil membawa kesejahteraan rakyat Tiongkok lebih baik, sedang Xi
> > > membawa rakyat Tiongkok memasuki masyarakat sedikit makmur, ....
> > >
> > > Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar
> > > sekaliber Soekarno yang mampu membawa rakyat Indonesia
> > > membebaskan diri dari kemiskinan, ... rakyat masih terpecah
> > > berpeking-keping hanyut dalam arus tokoh-tokoh politik yang
> > > mengatasnamakan rakyat, memperebutkan kekuasaan untuk kepeentingan
> > > kelopoknya sendiri! Sedang partai yang benar-benar mewakili rakyat
> > > juga belum berkemampuan menampilkan pimpinan nya sendiri! Nampaknya
> > > masih jauh, ... entah kapan bisa muncul!
> > >
> > >
> > >
> > > 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com>
> <nesa...@yahoo.com>
> > > [GELORA45] 於 2020/5/16 下午 10:12 寫道:
> > >>
> > >> Nasakomnya bung Karno itu bagi saya adalah representasi dari 3
> > >> kekuatan bangsa Indonesia pada waktu itu. Partai2 politiknya
> > >> jelas ada mewakili ketiga kekuatan ini pada waktu itu.
> > >>
> > >> Bung Karno maunya ketiga2nya bersatu. Dia selalu menyeimbangkan
> > >> ketiga kekuatan itu dalam seluruh hidup perjuangannya. Sampai
> > >> akhir keruntuhannya juga dia masih bersikeras utk melihat
> > >> NASAKOM ini.
> > >>
> > >> Ini harus dilihat masih relevan sampai detik sekarang ini..
> > >> Hanya saja tingkat relevansinya sudah berubah krn dinamisme. Yang
> > >> agamais Islam krn dibredel Soeharto, sontak bergembira setelah
> > >> Soeharto memanfaatkan ICMI utk menghancurkan LB
> > >> Moerdani/nasionalis militer. Yang kiri terutama komunisme
> > >> memang sejak dulu sudah diberangus wajahnya dalam PKI walaupun
> > >> ideologinya masih ada terus. Tetapi tidak bisa dipungkiri
> > >> ideologi kiri ini sudah sangat berubah sejalan dgn dinamisme
> > >> dunia yg sgt ke kapitalisme.
> > >>
> > >> Ini realitasnya.
> > >>
> > >> Kalau kita ingin melihat didiskusi2 termasuk milis ini, yg saya
> > >> perhatikan ada kejanggalan dimana orang2 yg berfaham sangat
> > >> kiri bermusuhan dgn yg ditengah/moderat. Mereka2 ini jarang
> > >> berdebat dgn yg di kanan agama. Ini yg pengalaman pribadi saya.
> > >> Mungkin salah. Kalau yg kanan agama serangan2nya jelas ke
> > >> kapitalisme, sosialisme apalagi komunisme.
> > >>
> > >> Ini konteksnya Indonesia. Kalau kita telusuri pan Islamisme yg
> > >> sdh bergerak sejak faham wahabi masuk keindonesia, akan sgt
> > >> mengerti masjid salman nya ITB adalah salah satu pilar pan
> > >> Islamisme dgn wajah baru. Wajahnya terjelma dalam PKS skrg ini.
> > >>
> > >> Kalau kita mengikuti disosmed akan banyak kelihatan bgmn wajah
> > >> Islam dgn dinamikanya merubah jalannya bangsa Indonesia. Coba
> > >> ikuti salah satunya: macan idealis dgn pewawancaranya Vasco
> > >> Ruseymi orang padang. Orang2 yg diwawancarai adalah orang2 yg
> > >> berhaluan kanan agama/Islam spt: Ridwan Saidi, Ahmad Dhani,
> > >> Joko Santoso yg barusan meninggal dll.
> > >>
> > >> Isi wawancaranya ya lumayan tendensius dari anti komunisme,
> > >> anti cukong s/d pro anies baswedan.
> > >>
> > >> Ini salah satu videonya dgn pembicaranya Ridwan Saidi yg sgt
> > >> anti komunis:
> > >>
> > >> https://www.youtube.com/watch?v=699MVM83VB8
> > >>
> > >> Akhir kata kalau kitab oleh melihat bagaimana bangsa Indonesia
> > >> sekarang ini menyambut demokrasi terutama setelah jatuhnya
> > >> Orba, jelas tidak bisa dipungkiri jalannya demokrasi ini tersendat2
> > >> disebabkan oleh 3 faktor kekuatan ini berjalan sendiri2.
> > >> Nasionalis militer mencoba tiarap krn sdh keenakan dijaman
> > >> Orba. Kelompok kiri masih dipasung dgn Tap MPRS 25/1966 yg
> > >> dikeluarkan Soeharto dan mencoba bersuara. Kelompok kanan
> > >> agama/Islam yg paling aktif dalam memperjuangkan kepentingannya.
> > >>
> > >> Ya kita lihat bersama bagaimana nantinya wajah NKRI ini. Semoga
> > >> selanjutnya NKRI yg diperjuangkan dgn darah ini masih bisa
> > >> bertahan.  Ini harapan saya. Ataukah akan harus bubar seperti
> > >> negara2 Balkan?
> > >>
> > >> Nesare
> > >>
> > >> *From:* GELORA45@yahoogroups.com
> > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> <GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> > >> *Sent:* Friday, May 15, 2020 8:24 PM
> > >> *To:* GELORA_In <GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> > >> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> > >> *Subject:* Fwd: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan
> > >> menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme
> > >>
> > >> Seandainya saja yang dimaksudkan Haluan Ideologi Pancasila itu
> > >> berdasarkan ajaran Bung Karno, pencipta atau penggalinya,
> > >> bagaimana mungkin TIDAK MENCABUT TAP MPRS No-25/1966 yang
> > >> melarang ajaran Komunisme dan PKI itu? Bukankah sampai nafar
> > >> terakhir bung Karno TETAP pertahankan ide NASAKOM sebagai DASAR
> > >> KEKUATAN yang ada di masyarakat Nusantara ini, dimana komunisme
> > >> adalah satu kekuatan nyata yang ada dan berperan positif dalam
> > >> pembangunan bangsa ini, ... Jelas TAP MPRS No.25/1966 itu
> > >> BERTENTANGAN dengan ideologi PANCASILA, BERTENTANGAN dengan
> > >> Ajaran Bung Karno!
> > >>
> > >> Justru selama lebih 1/2 abad ini tanpa ada PKI, partai yang
> > >> teguh membela rakyat Indonesia inilah perjuangan dan pembangunan
> > >> masyarakat adil dan makmur jadi terhambat!
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> -------- 轉寄郵件 --------
> > >>
> > >> *主旨**: *
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS
> > >> larangan komunisme
> > >>
> > >> *日期**: *
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> Fri, 15 May 2020 17:59:33 +0200
> > >>
> > >> *從**: *
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl
> > >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> <j.gedea...@upcmail.nl> [GELORA45]
> > >> <GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >>
> > >> --
> > >> j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl> <j.gedea...@upcmail.nl>
> > >> <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> <j.gedea...@upcmail.nl>
> > >>
> > >>
> https://www.antaranews.com/berita/1495028/hnw-ingatkan-ruu-hip-jangan-menanggalkan-tap-mprs-larangan-komunisme
> > >>
> > >> *HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan
> > >> komunisme *
> > >> Jumat, 15 Mei 2020 21:58 WIB
> > >>
> > >> Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (ANTARA/HO)
> > >>
> > >> *Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> > >> untuk menegasikan ancaman komunisme*
> > >>
> > >> Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW)
> > >> mengingatkan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila
> > >> (RUU HIP) tak semestinya menanggalkan TAP MPRS tentang Larangan
> > >> Komunisme.
> > >>
> > >> Hidayat Nur Wahid, di Jakarta Jumat, mengatakan RUU Haluan
> > >> Ideologi Pancasila (HIP) menjadi bermasalah karena tidak
> > >> memasukkan ketentuan hukum yang langsung terkait dengan
> > >> penyelamatan ideologi Pancasila.
> > >>
> > >> Ketentuan hukum itu, seperti TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang
> > >> menyatakan PKI sebagai partai terlarang, dan melarang setiap
> > >> kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan ideologi atau
> > >> ajaran komunisme, Marxisme dan Leninisme.
> > >>
> > >> Sementara dalam Rancangan RUU HIP, lanjut dia, malah
> > >> mencantumkan 8 TAP MPR lain sebagai dasar pembentukan, padahal
> > >> TAP-TAP tersebut tidak terkait langsung dengan (pengokohan dan
> > >> penyelamatan) haluan ideologi Pancasila.
> > >>
> > >> "RUU HIP akan kehilangan rohnya apabila tidak mempertimbangkan
> > >> sejarah pembentukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan
> > >> negara, hingga mencapai kesepakatan final PPKI pada 18 Agustus
> > >> 1945. Semuanya menyebut sila ketuhanan, dan tidak satu pun yang
> > >> menyebut sila atheisme apalagi komunisme sebagai dasar atau
> > >> ideologi negara," kata dia.
> > >>
> > >> Tetapi, lanjut dia, sudah terjadi dua kali pemberontakan Partai
> > >> Komunis Indonesia dengan ideologi komunismenya, pada intinya
> > >> bertujuan mengubah ideologi negara yaitu Pancasila.
> > >>
> > >> "Padahal sekarang kembali bermunculan fenomena penyebaran
> > >> ideologi komunisme yang menjadi ancaman terhadap ideologi
> > >> Pancasila," kata Hidayat..
> > >>
> > >> Hidayat menyayangkan tidak dimasukannnya TAP MPRS tentang
> > >> larangan ideologi komunisme sebagai dasar hukum RUU HIP.
> > >>
> > >> Padahal, TAP MPRS masih berlaku bahkan ada turunannya, beberapa
> > >> di antaranya seperti Pasal 107a sampai 107e Kitab Undang-Undang
> > >> Hukum Pidana (KUHP), Pasal 4 ayat (3) UU Pengelolaan Sumber
> > >> Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, secara spesifik menyebutkan
> > >> komunisme sebagai salah satu bentuk ancaman negara.
> > >>
> > >> Kemudian, Pasal 59 ayat (4) huruf c juncto Pasal 82A ayat (2)
> > >> UU Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang memuat larangan bagi
> > >> ormas menyebarkan ajaran atheisme, komunisme,
> > >> Marxisme-Leninisme dan sanksi pidana bagi anggota ormas yang
> > >> melanggar larangan itu.
> > >>
> > >> Anehnya, kata dia, perancang RUU malah memasukkan 8 TAP MPR
> > >> lainnya yang tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila,
> > >> seperti TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, kemudian
> > >> tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, disebut secara
> > >> jelas sebagai dasar hukum.
> > >>
> > >> "Ini aneh, ada 8 TAP MPR yang dijadikan dasar hukum pembentukan
> > >> RUU HIP, padahal tak terkait langsung dengan ideologi
> > >> Pancasila, tetapi ada TAP MPR yang sangat terkait dan menjaga
> > >> ideologi Pancasila malah tidak dimasukkan," ujarnya pula..
> > >>
> > >> Kalau serius dan fokus ingin menghadirkan UU HIP dan
> > >> menghilangkan kecurigaan rakyat, kata Hidayat, semestinya TAP
> > >> MPR yang terkait langsung dengan penyelamatan haluan ideologi
> > >> Pancasila lebih layak dimasukkan.
> > >>
> > >> Bahkan, dia menilai mestinya dicantumkan pada penyebutan awal,
> > >> perlu ditegaskan pula sejak awal bahwa yang dimaksud dengan
> > >> Pancasila adalah Pancasila dalam bentuk final sesuai
> > >> kesepakatan para founding fathers dalam Panitia Persiapan
> > >> Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
> > >>
> > >> Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini
> > >> menuturkan pemilihan acuan hukum yang tepat sangat dibutuhkan
> > >> dalam memahami dan melihat arah suatu pengaturan RUU.
> > >>
> > >> "Inisiator dan penyusun RUU HIP sudah diingatkan oleh anggota
> > >> FPKS pada saat rapat-rapat di Badan Legislasi DPR, soal
> > >> rasionalitas memasukkan TAP MPRS tentang larangan PKI dan
> > >> penyebaran ideologi komunis sejak dibahas di Badan Legislasi
> > >> DPR RI," katanya pula.
> > >> Baca juga: FPKS tolak tidak dimasukkannya TAP MPRS XXV dalam
> > >> RUU HIP
> > >>
> > >> Namun, hingga ditetapkan sebagai RUU Usul Inisiatif DPR,
> > >> usulan-usulan itu, menurut dia, tidak juga dimasukkan sebagai
> > >> dasar hukum. Karena itu, wajar Fraksi PKS menyampaikan
> > >> penolakan RUU ini bila tidak memasukkan TAP MPRS Nomor 25/1966.
> > >>
> > >> Padahal, lanjut Hidayat, beberapa fraksi juga sudah menyatakan
> > >> usulannya untuk dimasukkannya TAP MPRS No. 25/1966.
> > >>
> > >> Masalah itu pun sudah menjadi perhatian publik, katanya lagi,
> > >> karena itu seharusnya RUU HIP bukan hanya perlu memasukkan TAP
> > >> MPRS tersebut, tapi juga memasukkan fenomena munculnya ajaran
> > >> ideologi komunisme pascareformasi sebagai pertimbangan
> > >> sosiologis dalam konsiderans “mengingat” pada RUU tersebut.
> > >>
> > >> "Ini salah satu urgensi dari lahirnya RUU HIP. Sayangnya,
> > >> fenomena tersebut diabaikan dalam RUU ini, sekali pun bila
> > >> dibandingkan draf naskah awal RUU dengan draf RUU HIP yang
> > >> dimajukan ke rapat paripurna, memang sudah ada perbaikan,"
> > >> ujarnya lagi.
> > >>
> > >> Namun, menurutnya lagi, perbaikan dari RUU tersebut justru
> > >> masih tidak memasukkan TAP MPRS yang seharusnya, tentang mengawal
> > >> Pancasila dari ideologi komunisme.
> > >>
> > >> Bagi Hidayat, TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 soal larangan ideologi
> > >> dan paham komunisme seharusnya menjadi salah satu ketentuan
> > >> yang menjadi jantung bagi RUU HIP untuk menyelamatkan ideologi
> > >> Pancasila, dan tak terulangnya tragedi yang membahayakan
> > >> Pancasila. Baca juga: F-NasDem minta TAP MPRS No. XXV Tahun 1966
> > >> jadi konsideran RUU HIP
> > >>
> > >> Jadi RUU ini, kata dia, bukan hanya ditujukan untuk memperkuat
> > >> Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) secara kelembagaan,
> > >> yang efektivitasnya untuk mengawal ideologi Pancasila masih
> > >> menjadi pertanyaan akibat laku dan pernyataan-pernyataan
> > >> sebagian pimpinannya yang kontroversial.
> > >>
> > >> HNW mengatakan dalam rangka hadirnya UU Haluan Ideologi
> > >> Pancasila yang sebenarnya, nantinya pembahasan antara DPR dan
> > >> Pemerintah penting dikawal dan diawasi secara saksama oleh semua
> > >> komponen bangsa.
> > >>
> > >> "Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan
> > >> untuk menegasikan ancaman komunisme dan mencoba mengebiri TAP
> > >> MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang masih berlaku sampai saat ini,"
> > >> ujarnya pula.
> > >> Baca juga: F-PPP usulkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 jadi
> > >> landasan RUU HIP
> > >>
> > >> Pewarta: Boyke Ledy Watra
> > >> Editor: Budisantoso Budiman
> > >> COPYRIGHT © ANTARA 2020
> > >>
> > >
> > >
>
> 
>
>

Kirim email ke