Chan: Tapi, ... satu hal yang menurut saya merupakan kesalahan fatal, akibat dari segala diatur dan ditentukan kepala Barisan begitu, kreatifitas dan inisiatif perseorang petani yang seharusnya sebagai tenaga-produksi dibebaskan dan dikembangkan itu, dalam praktek jadi dimatikan. Belum lagi akibat pemikiran ekstrim kiri yang sedikit-sedikit dituduh berbau kapitalisme, ... setiap petani didesa itu diberi sebidang tanah disekitar rumah, biasa untuk ditanam sayuran tambahan laut dirumah atau pelihara ayam, babi, ... tapi kelebihan sayuran, telor ayam, ayam dan daging babi kelebihan TIDAK BOLEH dijual dipasar bebas! Dituduh jalan kapitalisme, ...!
Nesare: kan disitu letak aplikasinya. Di RRT Mao sbg pelopor komunis lebih mengencangkan ikatan. Deng lain versinya lebih meringankan tali kekang. Kuba, Venezuela, Vietnam dan rusia kan begitu juga. Yg hanya masih ada sekarang ini dan tinggal 1 ini saja yaitu korea utara yg msh agak murni menerapkan sosialismenya Marx. Ya tinggal waktu saja korut bersatu dgn korsel dan ini tdk akan lama lagi. Tujuannya ya tetap mencari kesejahteraan, keadilan dll. Suatu teori termasuk marxisme itu lebih baik dilihat dari konteks jamannya. Ada dinamika. Proses hrs mengikuti dinamika ini. Kalau tidak ya gimana suatu teori bisa survive krn sikonnya sdh berubah. Ada proses adaptasi ttp rincian garis besar tujuannya tidak bisa berubah. Kalau garis besarnya berubah ya artinya teori itu sdh gagal dianulir oleh teori baru dst…. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Thursday, May 21, 2020 8:39 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesare <nesa...@yahoo.com> Subject: Re: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme BETUUUL, bung Nesare! Yang dikehendaki Marx BUKAN hak milik perseorangan pada umumnya, tapi hak milik perseorangan ATAS ALAT PRODUKSI! Termasuk tanah, ...! Memang bagi penentang komunisme, seringkali diplesetkan segalanya milik-umum termasuk istri juga jadi milik umum, ... PADAHAL TIDAK BEGITU! Karena memang hak milik atas alat produksi itulah yang tumbuh berkembang menjadi kapitalis dan terjadi penghisapan manusia oleh manusia. Saat di Tiongkok PKT membangun daerah basis revolusioner jalankan revolusi agraria, membasmi tuan-tanah dan membagikan tanah garapan untuk PETANI, petani dengan sendirinya bergembira-ria, merasa DIBEBASKAN dari penindasan kejam tuan tanah kejam didesa-desa, dan itulah sebab pasukan dibawah pimpinan PKT, Ba Lu Jun (baca Tentara Route-8) dimasa Perang Jepang 8 tahun, TIDAK berkurang karena jatuh korban perang sebaliknya bertambah banyak berkali lipat dengan dapatkan dukungan kuat petani di desa, sebaliknya pasukan Kuomintang berkurang dengan jatuhnya korban perang. Begitu juga dimasa Perang Pembebasan hampir 4 tahun, pasukan Tentara Pembebasan bukan berkurang, tapi malah bertambah berlipat ganda. Bukan hanya ketambahan rekrut perajurit baru dari kalangan petani-petani didesa, tapi juga dengan berani menerima TAWANAN Perang KMT, ... Yang ingin saya katakan, diawal tahun 1950-an, baru terpikir kalau "TANAH" itu tergolong alat produksi, jadi bertentangan dengan seruan TANAH untuk petani penggarap! Mana boleh tanah jadi milik pribadi petani! Ooouh, lalu dirubah sebutannya, yang dibagikan pada petani hanyalah HAK-GUNA tanah itu pada petani, PEMILIK TANAH tetap NEGARA! Sebutan boleh-boleh saja berubah, tapi petani TETAP bebas menggarap sebidang tanah yang dibagikan itu. Setiap petani tetap senang bisa mengerjakan tanahnya secara bebas, tidak berubah! Hehehee, ... Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama! Begitu tahun 1956 dilancarkan Revolusi Sosialisme, atau praktis setelah tahun 1958 dibentuk KOMUNE Rakyat didesa-desa, artinya seluruh tanah (hak-guna) yang sudah dibagikan itu, diambil kembali menjadi milik Komune! Banyak petani didesa-desa merasa tertipu, TIDAK lagi BEBAS mengerjakan tanahnya lagi, tapi hanya bekerja sesuai pembagian kerja oleh Kepala Barisan Kerja komune rakyat! Begitu juga saat panen, pembagian hasil juga ditentukan kelapa Barisan Kerja sesuai nilai-kerja yang diberikan. Petani yang sudah merasa senang bekerja semau sendiri, lalu harus kembali hidup-bekerja segalanya DIATUR, ditentukan begitu, dengan sendirinya menjadi lebih tidak senang kalau pengaturan TIDAK ADIL! Jadi, perkembangan komune rakyat itu sangat tergantung pada kwalitas kepemimpinan dan kesadaran kepala Barisan Kerja dan Sekretaris Partai Komune rakyat itu! Ada komune yang berhasil maju tentu juga tidak sedikit komune yang kurang baik bahkan tidak berhasil. Tapi, ... satu hal yang menurut saya merupakan kesalahan fatal, akibat dari segala diatur dan ditentukan kepala Barisan begitu, kreatifitas dan inisiatif perseorang petani yang seharusnya sebagai tenaga-produksi dibebaskan dan dikembangkan itu, dalam praktek jadi dimatikan. Belum lagi akibat pemikiran ekstrim kiri yang sedikit-sedikit dituduh berbau kapitalisme, ... setiap petani didesa itu diberi sebidang tanah disekitar rumah, biasa untuk ditanam sayuran tambahan laut dirumah atau pelihara ayam, babi, ... tapi kelebihan sayuran, telor ayam, ayam dan daging babi kelebihan TIDAK BOLEH dijual dipasar bebas! Dituduh jalan kapitalisme, ...! 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] 於 2020/5/21 下午 07:31 寫道: Chan: Jadi, saat kita bilang Sosialisme ajaran Marx itu menghapuskan penindasan manusia atas manusia, dengan meniadakan hak-milik perseorangan atas alat produksi, prinsip ini HARUS dipertahakan dan tidak berubah! Tapi, yang jadi masalah, kapan dan bagaimana cara meniadakan hak-milik perseorangan atas alat produksi itu dilaksanakan? Nesare: yg saya tahu marx itu bukan mau merampas harta orang melainkan mau meniadakan private property dalam konteks kekayaan dan termasuk kekuasaan itu telah mengeksploitasikan rakyat kecil/labor dalam hal ini. Jadi marx bukannya mau meniadakan hak milik perseorangan dgn begitu saja. Abolition of private property = peniadaan hak milik perseorangan dari Marx ini sering diplintir orang. Private property nya Marx itu ngomong ttg pabrik, bank dll pada saat itu yg dipakai buat cetak duit dgn tentunya menghisap labor. Ini konteksnya. Marx dan termasuk kita semua didunia ini pernah melakukan ini. Jadi yg dikritik Marx itu bukan aplikasi private property secara individu2 itu, melainkan private property itu sdh dipakai oleh orang kaya jaman dulu utk menghisap rakyat. Aplikasi private property spt seorang ayah menyuruh anaknya mencangkul sawah itu bukan yg disorot Marx. Marx gak masalah dgn working people yg memproduksi barang utk comfortable life. Ini beda skl dgn orang kaya yg menghisap labor. Disini marx bilang hrs ditodong pake’ pistol = at gun point kalau komunis menang krn individu tidak akan kasih private property nya ke komunis. Inilah kutipan Mao atas Marx. Ini arti kiasannya. Jadi peniadaan private property itu bukan kayak ada orang tiba2 datang bawa senjata dan karung ambil harta, duit dll. Arti sebenarnya Marx adalah melucuti kekayaan orang kaya yg mengeksploitasi orang miskin/labor. Bukan hanya duit yg menjadi sasaran Marx, kekuasaan juga disorot Marx. Aplikasi dilapangannya ya beda2. Mao memang angkat senjata. PKI Indonesia gayanya lain menunggu hasil pemilu yg sesuai dgn kontitusi krn suara PKI naik mulai dari pemilu 1955. Terus pemilu daerah1957 lebih parah lagi pamor PKI lebih cemerlang. Ini bikin ketakutan para elit jaman itu terutama masyumi.. Banyak suara NU dan PNI lari ke PKI. PRRI permesta itu timbul ya krn ketakutan elit ini dikipas2 sama CIA yg takut bung Karno komunis. Seterusnya pemilu 1959 dibatalkan krn ketakutan elite ini. Macem2 saja aplikasi dilapangan ini. Yg lain tdk saya komentari krn sdh kepanjangan. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, May 20, 2020 10:30 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; nesare <mailto:nesa...@yahoo.com> <nesa...@yahoo.com>; Djie Kiong Ho <mailto:dji...@gmail.com> <dji...@gmail.com> Subject: Re: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme SETUUUJUUUUU, bung Nesare! Prinsip ideologinya TETAP tidak berubah! Tapi aplikasinya bisa dan harus berubah sesuai perkembangan jaman, ...! Jadi, saat kita bilang Sosialisme ajaran Marx itu menghapuskan penindasan manusia atas manusia, dengan meniadakan hak-milik perseorangan atas alat produksi, prinsip ini HARUS dipertahakan dan tidak berubah! Tapi, yang jadi masalah, kapan dan bagaimana cara meniadakan hak-milik perseorangan atas alat produksi itu dilaksanakan? Karena dalam kenyataan dimana kita masih harus hidup dan melewati jaman kapitalisme, tidaklah mungkin lepas dan meenghilangkan atau membuang semua yang berbau kapitalisme itu! Bahkan sebaliknya, justru hak-milik perseorangan itulah salah satu faktor perangsang dan pendorong kemajuan lebih cepat! Mengingat tingkat KESADARAN masyarakat masih egoistis dan belum mencapai kesadaran kehidupan kolektif! Dimana selalu bisa mendahulukan kepentingan UMUM dengan mengebawahkan kepentingan pribadi! Jadi, ditingkat perjuangan sekarang, yang terjadi hanya pembatasan saja, dengan sebaik-baiknya MEMBATASI keserakahan kapitalis yang selama ini dibiarkan merajalela saja! Jangan biarkan kapitalis menjadi monopoli, sebaliknya harus mendorong kapitalis-kapitalis itu lebih banyak berbuat sosial, bisa peduli dan ikut berpartisipasi membebaskan kemiskinan. Itulah yang terjadi dan bisa kita saksikan di Tiongkok, ...! Begitu juga dengan prinsip Sosialisme adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur dengan meniadakan kesenjangan sosial, TETAP harus dipegang kuat-kuat dan tidak berubah sepanjang masa! Tapi masalahnya, kenyataan yang harus dihadapi, bahwa perkembangan hal-ihwal dialam semesta ini selalu TIDAK MERATA, ada yang tumbuh lebih cepat ada yang lambat bahkan mati. Lha, rambut dikepala seorang pun tumbuhnya tidak merata, ... ada yang cepat panjang ada yang lambat bahkan rontok. Jadi, mengharapkan atau menghendaki menciptakan satu masyarakat serempat dari miskin berubah menjadi makmur adalah sesuatu hayalan yang mustahil! Kalau saja masyarakat masih sangat miskinnya, tenaga-produksi masih sangat terbelakang, melancarkan revolusi sosialisme, yang terjadi hanyalah meratakan kemiskinan! Sulit bahkan tidak mungkin tercapai kemakmuran yang merata. Yang benar dan lebih baik, apa yang diajukan Deng, "Memperkenankan sementara orang kaya lebih dahulu!" setelah masyarakat itu mencapai kemakmuran yang memadai, barulah menitik-beratkan tugas meratakan kemakmuran yang sudah melimpah itu! Karena jelas sosialisme BUKAN meratakan KEMISKINAN tapi meratakan KEMAKMURAN! Masyarakat ADIL dan MAKMUR, kata bung Karno! Jadi yang ditempuh Tiongkok dengan Jalan Sosialisme berkarakter Tiongkok sekarang ini, MEMBIARKAN kapitalis-kapitalis tumbuh kaya lebih dahulu, lalu mengalihkan titik berat tugas MEMBEBASKAN Kemiskinan! Yang ditargetkan tahun 2020 ini 1,4 milyar Rakyat Tiongkok bebas dari kemiskinan, bahkan Xi Jinping berani sesumdber, tak seorangpun boleh tertinggal! Yang dilakukan, pintu terbuka lebar bagi mereka yang berkemampuan menjadi kayaa lebih dahulu, lalu meletakkan titik berat tugas PKT meningkatkan kesejahteraan petani didesa-desa terbelakang dengan mengajak kapitalis-kapitalis ikut serta membebaskan kemiskinan didesa-desa terbelakang yang tersisa itu! Terkadang aneh juga, kapan dan dimana saja selalu ada pemikiran ekstrim kiri dan kanan, akhirnya bertemu dalam satu titik yang sama sekalipun dari sudut pandang kiri dan kanan yang berlawanan. Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, PKI justru lahir dari pecahan Serikat Islam! Yang mestinya sama-sama berjuang membebaskan diri dari penjajahan Belanda, .... Tak bisa dipisahkan ajaran komunisme dengan Islam di Indonesia. Untuk menangkan perjuangan PKI harus bisa bersatu dengan umat Islam di Indonesia, .... kenyataan tidak bisa berjuang sendirian tanpa menarik front dengan Islam, begitu mau Tan Malaka yang disingkirkan Komintern ketika itu. Jadi, tidak mempertentangkan apalagi menyingkirkan komunisme dan Islam satu sama lain, ... Dengan pertentangkan komunisme dan Islam merupakan titik temu kesalahan ekstrim kiri dan ekstrim kanan yang terjadi sampai sekarang ini. Setelah memasuki masa Reformasi-Demokrasi, masih saja melanjutkan kebijakan Suharto membasmi komunisme inilah yang membuat jalannya reformasi-demokrasi tersendat-sendat, partai yang betul-betul mewakili rakyat tidak bisa tumbuh berkembang, bahkan sementara orang sudah menyatakan gerakan reformasi-demokrasi di Indonesia sudah GAGAL. Sepenuhnya sudah kembali dikuasi NEOLIB, .... 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] 於 2020/5/20 下午 08:16 寫道: Djie: Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup, perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ? Nesare: agama, ideologinya itu kan tetap. Yang berubah itu aplikasinya. Aplikasi ajaran teori dalam agama dan ideologi itu yg akan harus berubah sejalan dgn jaman. Inilah yg disebut dinamika. Jadi yg berubah itu aplikasinya bukan ajarannya. Ketika ajaran2nya yg dirubah ya artinya agama dan ideologi itu sudah berubah, dalam kata lain: agama dan ideologi itu berubah, misalnya: Kristen protestan terjadi krn memprotes kebobrakan Katholik jaman itu dst. Jadi dinamikanya itu ya orang2 yg memahami ajaran2nya itu dilapangan yg hrs adaptasi. Chan: Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar sekaliber Soekarno Nesare: ya jelas landasan yg ditinggalkan founding fathers termasuk Soekarno itu sudah jelas sekali. Sampai sekarangpun masih jelas. Persoalannya pada aplikasi dilapangan. Betul mencari sosok seorang spt Soekarno akan susah. Kenapa susah? Ya karena lapangannya sudah beda. Kalau kita telusuri dgn hancurnya fondasi Nasakom dan Pancasila yg telah dilakukan oleh penerusnya yaitu Orba/Soeharto. Sila ke 5 keadilan sosial itu diputer2 gimana pun tetap adalah hasil karya Gerakan social di indonesia Saya coba mengupas masalah agama dan ideologi yg masih relevan dan penting di Indonesia dewasa ini. Kedua hal ini yg sdg bergejolak di Indonesia skrg ini.. Yg agama bergerak semakin kekanan, sedangkan yg kiri krn sdh dibredel sama Soeharto distigma sbg komunis yg mengerikan msh tetap mati segan hidup pun susah bernapas. Pertama, semua Isme harus dipahami dalam konteksnya. Isme itu bukan agama yang ajarannya langsung dari sononya. Marx atau murid2nya bilang begini, begitu, itu harus dipahami konteksnya apa? Dimana? Utk masyarakat yg mana? Dll.. Kedua yg belajar marxisme juga bukan orang2 goblok yg ngikutin semua ajaran dgn membabibuta. Marxisme itu bukan agama. Itu ilmu yang mempelajari masyarakat. Dasarnya itu nalar, bukan wahyu dan bukan iman. Jadi kalau org baca pikiran marx, atau mrk yang sangat diilhami Marx seperti lenin, mao, chou, paman ho, fidel, dll itu tidak berarti mereka hrs ikuti atau terima begitu saja pemikiran yang lahir dalam konteks masyarakat dan sejarah yang berbeda.. Bung Karno itu salah satu org yang belajar dari Marx, tapi dia belajar dengan selektif. Pidatonya yang paling beken “indonesia menggugat," itu diilhami cara berpikir Marx. Tokoh-tokoh kebangkitan nasional seperti Cokro, Cipto, Misbach, Semaun, Tan Malaka, Ki Hajar, itu semuanya belajar dari marx, ttp secara selektif! Salah satu sila dalam Panca Sila, "keadilan sosial" itu diilhami oleh gerakan kiri di Indonesia yang mulai berjuang sejak kebangkitan nasional. Mau dikorek sampai manapun sejarah kita, keadilan sosial itu baru muncul dan diperjuangkan setelah gerakan kiri muncul di Indonesia. Saya itu dari dulu sudah menahan ketawa kalau ada golongan agamais yg bilang komunisme itu ateis anti Tuhan. Lucu saja. Ajarannya marx itu dipahami begitu oleh sebagian orang, sedangkan marx sendiri pada umur hidupnya itu lebih cendrung ke agama. Orang2 komunis Indonesia ya semuanya beragama atau bertuhan. Wong orang Indonesia itu dari dulunya memang religious. Susah bikin orang Indonesia itu utk tidak religious walaupun sampai sekarang. Ini 2 persoalan mendasar Indonesia skrg ini. Kedua hal ini kalau tdk selesai, ya jalan kedepannya akan tersendat2. Inilah masalah kebangsaan Indonesia yg mau tdk mau selalu dan akan menantang. Masalah Tionghoa Indonesia dan masalah kesukuan lainnya itu menjadi sekunder Ketika kedua masalah ini dapat diselesaikan. Kalau kita perhatikan yg menyerang Jokowi sekarang ini adalah kelompok yg menggunakan kedua hal ini plus kesukuan dgn jualannya yg terkenal: komunisme dan Cina. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Wednesday, May 20, 2020 3:25 AM To: Gelora45 <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com>; ChanCT <mailto:sa...@netvigator.com> <sa...@netvigator..com> Subject: Re: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme Jadi semua agama, ideologi, negara, pandangan hidup, perusahaan besar semuanya tidak lolos dari hukum perubahan, atau hukum Darwin Survival of the fittest ? Organismen yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan akan punah. Dinosaurus yang begitu besar dan kuat kalah dengan bakteri/virus, dan punah? Tetapi Dinausaurus kan tidak akan menyesuaikan diri jadi bakteri/virus? Op wo 20 mei 2020 om 09:14 schreef ChanCT sa...@netvigator.com <mailto:sa...@netvigator.com> [GELORA45] <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> >: Saya perhatikan setiap aliran ideologi dan Agama yang ada didunia ini, sesuai dengan proses perkembangan masyarakat PASTI terjadi perpecahan menjadi beberapa aliran, ... TIDAK ADA yang langgeng tanpa ada perbedaan! Begitu juga dengan ajaran komunisme dari Marisme-Leninisme dan kemudian Fikiran Mao Tsetung yang dimasa RBKP, oleh Lin Piao pernah diagungkan menjadi "Puncak Tertinggi Marxisme-Leninisme". Diakui atau tidak didunia, itu soal lain. Saya hanya menganggap pengangkatan atau penyanjungan segitu tingginya TIDAK ADA PERLUnya dan TIDAK ADA GUNAnya, ... Jauh lebih baik pemikiran realis Deng Xiaoping yang berhasil menemukan jalan keluar yang lebih baik deengan meluruskan KESALAHAN yang terjadi! Dengan demikian ada pengamat politik yang mengajukan 3 titik balik sejarah perjuangan rakyat Tiongkok yang BERHASIL menyelamatkan RAKYAT Tiongkok dari penderitaan, pertama tahun 1935, Sidang Jun Yi, dimana Mao Tsetung berhasil menangkan pemikiran "Perang Rakyat", dengan "Perang Tahan Lama" dan Perang Gerilya" yang genial itu menjadi GARIS PKT! Mao berhasil mengalahkan garis oportunisme Wang Ming, Li Lishan. Dan lebih lanjut ditahun 1945, Mao menangkan pemikiran Revolusi Demokrasi Baru menjadi Garis PKT! Kedua, ditahun 1978, Deng Xiaoping berhasil menangkan kebijakan "Reformasi dan Keterbukaan" dalam PKT, mengkritik kesalahan yang terjadi, khususnya RBKP yang telah menjatuhkan banyak korban itu, untuk TETAP menempuh Jalan Sosialisme Berkarakter Tiongkok yang TEGUH berpegang pada 4 prinsip: 1. Menempuh jalan Sosialisme; 2. Mempertahankan Diktatur Proletariat; 3. Dibawah pimpinan Partai Komunis Tiongkok; dan 4. Mempertahankan Marxisme-Leninisme dan Fikiran Mao Tsetung sebagai ideologi pembimbing Rakyat Tiongkok. Disatu pihak tetap mempertahankan ekonomi-berencana yang dipadu dengan berlakukan hukum PASAR, menjadi ekonomi Pasar sosialisme inilah perkembangan ekonomi nasional Tiongkok mencapai kemajuan yang menakjubkan dunia dan menjadi "ancaman berat" AS! Ketiga, ditahun 2012, Xi Jinping begitu Kongres ke-18 PKT, berhasil menetapkan sebagai ketua PKT, entah darimana dia mempunyai kekuatan dan pengaruh begitu besar membersihkan koruptor-koruptor kakap, termasuk jenderal2 dalam TPRT, Bo Xilai (Sekjen Chong Qing); Xu Chaihou (Menteri Pertahanan, Wk. Ketua Komisi Militer Sentral); Zhou Yongkang (Harian Politbiro CCPKT); Ling Jihua (Ketua Front Persatuan Nasional); Guo Paxiong (Wk. Ketua Komisi Militer Sentral) yang selama kekuasaan Jiang Zhimin bercokol tidak terusik! Sungguh, RRT/PKT sudah bisa dinyatakan terancam menempuh jalan Sovyet, roboh dengan sendirinya kalau koruptor kakap itu tidak berhasil segera diringkus! Sedang dalam 8 tahun dimasa Xi Jinping inilah lebih digencarkan TUGAS membebaskan kemiskinan, setiap tahunnya diatas 10 juta rakyat berhasil dibebaskan dari kemiskinan, ... Jadi, orang mengatakan rakyat Tiongkok sangat beruntung ada 3 pemimpin ini, Mao berhasil membebaskan rakyat Tiongkok dari penindasa, dan meletakkan dasar ekonomi yang baik dengan semangat BERDIKARI yang tinggi, kemudian berlanjut dengan Deng berhasil membawa kesejahteraan rakyat Tiongkok lebih baik, sedang Xi membawa rakyat Tiongkok memasuki masyarakat sedikit makmur, ... Nampaknya di Indonesia belum nampak ada tokoh-tokoh besar sekaliber Soekarno yang mampu membawa rakyat Indonesia membebaskan diri dari kemiskinan, ... rakyat masih terpecah berpeking-keping hanyut dalam arus tokoh-tokoh politik yang mengatasnamakan rakyat, memperebutkan kekuasaan untuk kepeentingan kelopoknya sendiri! Sedang partai yang benar-benar mewakili rakyat juga belum berkemampuan menampilkan pimpinan nya sendiri! Nampaknya masih jauh, ... entah kapan bisa muncul! 'nesare' nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> [GELORA45] 於 2020/5/16 下午 10:12 寫道: Nasakomnya bung Karno itu bagi saya adalah representasi dari 3 kekuatan bangsa Indonesia pada waktu itu. Partai2 politiknya jelas ada mewakili ketiga kekuatan ini pada waktu itu. Bung Karno maunya ketiga2nya bersatu. Dia selalu menyeimbangkan ketiga kekuatan itu dalam seluruh hidup perjuangannya. Sampai akhir keruntuhannya juga dia masih bersikeras utk melihat NASAKOM ini. Ini harus dilihat masih relevan sampai detik sekarang ini. Hanya saja tingkat relevansinya sudah berubah krn dinamisme. Yang agamais Islam krn dibredel Soeharto, sontak bergembira setelah Soeharto memanfaatkan ICMI utk menghancurkan LB Moerdani/nasionalis militer. Yang kiri terutama komunisme memang sejak dulu sudah diberangus wajahnya dalam PKI walaupun ideologinya masih ada terus. Tetapi tidak bisa dipungkiri ideologi kiri ini sudah sangat berubah sejalan dgn dinamisme dunia yg sgt ke kapitalisme. Ini realitasnya. Kalau kita ingin melihat didiskusi2 termasuk milis ini, yg saya perhatikan ada kejanggalan dimana orang2 yg berfaham sangat kiri bermusuhan dgn yg ditengah/moderat. Mereka2 ini jarang berdebat dgn yg di kanan agama. Ini yg pengalaman pribadi saya. Mungkin salah. Kalau yg kanan agama serangan2nya jelas ke kapitalisme, sosialisme apalagi komunisme. Ini konteksnya Indonesia. Kalau kita telusuri pan Islamisme yg sdh bergerak sejak faham wahabi masuk keindonesia, akan sgt mengerti masjid salman nya ITB adalah salah satu pilar pan Islamisme dgn wajah baru. Wajahnya terjelma dalam PKS skrg ini. Kalau kita mengikuti disosmed akan banyak kelihatan bgmn wajah Islam dgn dinamikanya merubah jalannya bangsa Indonesia. Coba ikuti salah satunya: macan idealis dgn pewawancaranya Vasco Ruseymi orang padang. Orang2 yg diwawancarai adalah orang2 yg berhaluan kanan agama/Islam spt: Ridwan Saidi, Ahmad Dhani, Joko Santoso yg barusan meninggal dll. Isi wawancaranya ya lumayan tendensius dari anti komunisme, anti cukong s/d pro anies baswedan.. Ini salah satu videonya dgn pembicaranya Ridwan Saidi yg sgt anti komunis: <https://www..youtube.com/watch?v=699MVM83VB8> https://www.youtube.com/watch?v=699MVM83VB8 Akhir kata kalau kitab oleh melihat bagaimana bangsa Indonesia sekarang ini menyambut demokrasi terutama setelah jatuhnya Orba, jelas tidak bisa dipungkiri jalannya demokrasi ini tersendat2 disebabkan oleh 3 faktor kekuatan ini berjalan sendiri2.. Nasionalis militer mencoba tiarap krn sdh keenakan dijaman Orba. Kelompok kiri masih dipasung dgn Tap MPRS 25/1966 yg dikeluarkan Soeharto dan mencoba bersuara. Kelompok kanan agama/Islam yg paling aktif dalam memperjuangkan kepentingannya. Ya kita lihat bersama bagaimana nantinya wajah NKRI ini. Semoga selanjutnya NKRI yg diperjuangkan dgn darah ini masih bisa bertahan. Ini harapan saya.. Ataukah akan harus bubar seperti negara2 Balkan? Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> Sent: Friday, May 15, 2020 8:24 PM To: GELORA_In <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Fwd: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme Seandainya saja yang dimaksudkan Haluan Ideologi Pancasila itu berdasarkan ajaran Bung Karno, pencipta atau penggalinya, bagaimana mungkin TIDAK MENCABUT TAP MPRS No-25/1966 yang melarang ajaran Komunisme dan PKI itu? Bukankah sampai nafar terakhir bung Karno TETAP pertahankan ide NASAKOM sebagai DASAR KEKUATAN yang ada di masyarakat Nusantara ini, dimana komunisme adalah satu kekuatan nyata yang ada dan berperan positif dalam pembangunan bangsa ini, ... Jelas TAP MPRS No.25/1966 itu BERTENTANGAN dengan ideologi PANCASILA, BERTENTANGAN dengan Ajaran Bung Karno! Justru selama lebih 1/2 abad ini tanpa ada PKI, partai yang teguh membela rakyat Indonesia inilah perjuangan dan pembangunan masyarakat adil dan makmur jadi terhambat! -------- 轉寄郵件 -------- 主旨: [GELORA45] HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme 日期: Fri, 15 May 2020 17:59:33 +0200 從: 'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> [GELORA45] <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> <GELORA45@yahoogroups.com> -- j.gedearka <mailto:j.gedea...@upcmail.nl> <j.gedea...@upcmail.nl> https://www.antaranews.com/berita/1495028/hnw-ingatkan-ruu-hip-jangan-menanggalkan-tap-mprs-larangan-komunisme HNW ingatkan RUU HIP jangan menanggalkan TAP MPRS larangan komunisme Jumat, 15 Mei 2020 21:58 WIB Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (ANTARA/HO) Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan untuk menegasikan ancaman komunisme Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengingatkan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) tak semestinya menanggalkan TAP MPRS tentang Larangan Komunisme. Hidayat Nur Wahid, di Jakarta Jumat, mengatakan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) menjadi bermasalah karena tidak memasukkan ketentuan hukum yang langsung terkait dengan penyelamatan ideologi Pancasila. Ketentuan hukum itu, seperti TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 yang menyatakan PKI sebagai partai terlarang, dan melarang setiap kegiatan untuk menyebarkan atau mengembangkan ideologi atau ajaran komunisme, Marxisme dan Leninisme. Sementara dalam Rancangan RUU HIP, lanjut dia, malah mencantumkan 8 TAP MPR lain sebagai dasar pembentukan, padahal TAP-TAP tersebut tidak terkait langsung dengan (pengokohan dan penyelamatan) haluan ideologi Pancasila. "RUU HIP akan kehilangan rohnya apabila tidak mempertimbangkan sejarah pembentukan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara, hingga mencapai kesepakatan final PPKI pada 18 Agustus 1945. Semuanya menyebut sila ketuhanan, dan tidak satu pun yang menyebut sila atheisme apalagi komunisme sebagai dasar atau ideologi negara," kata dia. Tetapi, lanjut dia, sudah terjadi dua kali pemberontakan Partai Komunis Indonesia dengan ideologi komunismenya, pada intinya bertujuan mengubah ideologi negara yaitu Pancasila. "Padahal sekarang kembali bermunculan fenomena penyebaran ideologi komunisme yang menjadi ancaman terhadap ideologi Pancasila," kata Hidayat.. Hidayat menyayangkan tidak dimasukannnya TAP MPRS tentang larangan ideologi komunisme sebagai dasar hukum RUU HIP.. Padahal, TAP MPRS masih berlaku bahkan ada turunannya, beberapa di antaranya seperti Pasal 107a sampai 107e Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Pasal 4 ayat (3) UU Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara, secara spesifik menyebutkan komunisme sebagai salah satu bentuk ancaman negara. Kemudian, Pasal 59 ayat (4) huruf c juncto Pasal 82A ayat (2) UU Organisasi Kemasyarakatan (UU Ormas) yang memuat larangan bagi ormas menyebarkan ajaran atheisme, komunisme, Marxisme-Leninisme dan sanksi pidana bagi anggota ormas yang melanggar larangan itu. Anehnya, kata dia, perancang RUU malah memasukkan 8 TAP MPR lainnya yang tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila, seperti TAP MPR tentang visi Indonesia masa depan, kemudian tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA, disebut secara jelas sebagai dasar hukum. "Ini aneh, ada 8 TAP MPR yang dijadikan dasar hukum pembentukan RUU HIP, padahal tak terkait langsung dengan ideologi Pancasila, tetapi ada TAP MPR yang sangat terkait dan menjaga ideologi Pancasila malah tidak dimasukkan," ujarnya pula. Kalau serius dan fokus ingin menghadirkan UU HIP dan menghilangkan kecurigaan rakyat, kata Hidayat, semestinya TAP MPR yang terkait langsung dengan penyelamatan haluan ideologi Pancasila lebih layak dimasukkan. Bahkan, dia menilai mestinya dicantumkan pada penyebutan awal, perlu ditegaskan pula sejak awal bahwa yang dimaksud dengan Pancasila adalah Pancasila dalam bentuk final sesuai kesepakatan para founding fathers dalam Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan pemilihan acuan hukum yang tepat sangat dibutuhkan dalam memahami dan melihat arah suatu pengaturan RUU.. "Inisiator dan penyusun RUU HIP sudah diingatkan oleh anggota FPKS pada saat rapat-rapat di Badan Legislasi DPR, soal rasionalitas memasukkan TAP MPRS tentang larangan PKI dan penyebaran ideologi komunis sejak dibahas di Badan Legislasi DPR RI," katanya pula. Baca juga: FPKS tolak tidak dimasukkannya TAP MPRS XXV dalam RUU HIP Namun, hingga ditetapkan sebagai RUU Usul Inisiatif DPR, usulan-usulan itu, menurut dia, tidak juga dimasukkan sebagai dasar hukum. Karena itu, wajar Fraksi PKS menyampaikan penolakan RUU ini bila tidak memasukkan TAP MPRS Nomor 25/1966. Padahal, lanjut Hidayat, beberapa fraksi juga sudah menyatakan usulannya untuk dimasukkannya TAP MPRS No. 25/1966. Masalah itu pun sudah menjadi perhatian publik, katanya lagi, karena itu seharusnya RUU HIP bukan hanya perlu memasukkan TAP MPRS tersebut, tapi juga memasukkan fenomena munculnya ajaran ideologi komunisme pascareformasi sebagai pertimbangan sosiologis dalam konsiderans “mengingat” pada RUU tersebut. "Ini salah satu urgensi dari lahirnya RUU HIP. Sayangnya, fenomena tersebut diabaikan dalam RUU ini, sekali pun bila dibandingkan draf naskah awal RUU dengan draf RUU HIP yang dimajukan ke rapat paripurna, memang sudah ada perbaikan," ujarnya lagi. Namun, menurutnya lagi, perbaikan dari RUU tersebut justru masih tidak memasukkan TAP MPRS yang seharusnya, tentang mengawal Pancasila dari ideologi komunisme. Bagi Hidayat, TAP MPRS No. 25 Tahun 1966 soal larangan ideologi dan paham komunisme seharusnya menjadi salah satu ketentuan yang menjadi jantung bagi RUU HIP untuk menyelamatkan ideologi Pancasila, dan tak terulangnya tragedi yang membahayakan Pancasila. Baca juga: F-NasDem minta TAP MPRS No. XXV Tahun 1966 jadi konsideran RUU HIP Jadi RUU ini, kata dia, bukan hanya ditujukan untuk memperkuat Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ( BPIP) secara kelembagaan, yang efektivitasnya untuk mengawal ideologi Pancasila masih menjadi pertanyaan akibat laku dan pernyataan-pernyataan sebagian pimpinannya yang kontroversial. HNW mengatakan dalam rangka hadirnya UU Haluan Ideologi Pancasila yang sebenarnya, nantinya pembahasan antara DPR dan Pemerintah penting dikawal dan diawasi secara saksama oleh semua komponen bangsa. "Jangan sampai RUU ini justru digunakan oleh sebagian kalangan untuk menegasikan ancaman komunisme dan mencoba mengebiri TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang masih berlaku sampai saat ini," ujarnya pula. Baca juga: F-PPP usulkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 jadi landasan RUU HIP Pewarta: Boyke Ledy Watra Editor: Budisantoso Budiman COPYRIGHT © ANTARA 2020