Bung syamsu pana yth: 
Bonebolango adalah satu wilayah hukum yang terdiri
Atas 3 komponen. Pemerintah, masyarakat, undang2. Ketiganya tdk bisa 
dipisahkan, ketiganya sedang berulang tahun dan wajib diapresiasi prestasinya.

Salam hangat,
Iqbal Makmur

Sent from my iPhone

On May 3, 2009, at 1:50 PM, "N. Syamsu Panna" <n_syam...@yahoo.com> wrote:



Justru orang yang bijak adalah orang yang memperingati ulang tahunnya dengan 
mengintrospeksi diri. Bukan dengan pesta pora dan hura-hura yg tidak ada 
gunanya.

Untuk Kabupaten Bone Bolango, yang berulang tahun adalah kabupatennya, bukan 
Bupatinya. Jadi sangat2 bijak jika ucapan selamat itu diikuti dengan evaluasi 
dan introspeksi.



Dari: Iqbal <kaizen...@yahoo.com>
Kepada: "gorontalomaju2020@yahoogroups.com" <gorontalomaju2020@yahoogroups.com>
Terkirim: Minggu, 3 Mei, 2009 12:34:38
Topik: Re: [GM2020] Selamat Ulang Tahun Bone Bolango

Sebuah pertenyaan kecil bung Ismail : saat kita mengucapkan selamat ulang tahun 
Pada seseorang, apakah bijak kalau kita ikuti dengan mengeksploitasi 
kekurangan2nya?

Salam hangat,
M. Iqbal Makmur
Warga Bonbol

Sent from my iPhone

On May 3, 2009, at 12:07 PM, "Ismail Giu" <izam_u...@yahoo. co.id> wrote:

SELAMAT ULANG TAHUN BONE BOLANGO

 Ismail Giu

Penulis adalah buruh pekerja media Gorontalo

 

Tanggal 6 Mei rakyat Bone Bolango akan memperingati milad ke enam kabupaten 
ini. Sebuah momentum bersejarah sebagai titik tolak kemandirian rakyat di ujung 
Timur Gorontalo. Sayang obrolan soal milad ini tidak signifikan dalam tema-tema 
diskusi diberbagai media massa .. Obrolan warung kopi hingga media massa justru 
diramaikan aksi tebar pesona figur, dukungan ormas, partai hingga tokoh politik 
jelang pilkada 2010. Semuanya memiliki satu tujuan, bagaimana mencuri hati 
rakyat dalam pilkada nanti.

 

Tulisan ini tidak hendak meramal siapa Bupati dan Wakil Bupati Bone Bolango 
2010 nanti, melainkan sebagai sebuah refleksi perjalanan Bone Bolango enam 
tahun lalu untuk massa yang akan datang.

 

Melirik perjalanan Bone Bolango tidak banyak keberhasilan yang tercatat dalam 
tinta emas sejarah. Sebuah kondisi yang ironi melihat begitu besarnya sumber 
daya alam dan sumber daya manusia di kabupaten ini. Memori kolektif rakyat Bone 
Bolango lebih banyak merekam panasnya suhu politik ketimbang keberhasilan 
pemerintah. Kegiatan pemerintah pun lebih dijejali aroma politik ketimbang 
konsistensi niat pelayanan publik. Arus kepentingan partai politik begitu padat 
hingga memacetkan roda pembangunan di daerah pencetak tokoh tokoh nasional 
Indonesia ini.

 

Eksekutif sibuk mengeruk keutungan besar Bone Bolango hingga mereka lalai 
terhadap tugas kerakyatan. Setali tiga uang dengan wakil rakyat terhormat di 
legislatif.. Lembaga sebagai "kantong amanah" rakyat ini justru ikut hanyut 
dalam irama politisasi daerah. Praktis dinamika pembangunan Bone Bolango hanya 
menenpatkan rakyat sebagai "korban politik".

 

Bukti mandeg-nya pembangunan Bone Bolango begitu mengangga di depan mata. 
Pembangunan infrastruktur "berniat" keuntungan proyek sudah memunculkan petaka. 
Rehabilitasi balai pertemuan umum (BPU) tahun 2007 di Kabila misalnya sudah 
menelan satu korban tewas. Infra struktur jalan pun hampir sama nasibnya. Jalan 
sebagai sarana transportasi utama justru kini terabaikan. Tidak sedikit warga 
Bone Bolango menjerit soal buruknya kondisi jalan. Sehingga tidak jarang ada 
guyonan yang berkata "untuk mengenali daerah Bone Bolango kenalilah dari 
jalanannya. Jalanan kecil dan berlubang adalah pertanda utama sejak anda 
meninggalkan batas Kota Gorontalo".

 

Bone Bolango "The Real Paradise "

Potret di atas hanya sepenggal kecil betapa suramnya nasib Bone Bolango. 
Kondisi yang berbanding terbalik dengan potensi sumber daya manusia (SDM) serta 
sumber daya alamnya (SDA). Jika Fadel Muhammad sempat menyebut Gorontalo 
sebagai "The Hidden Paradise" maka tidak berlebihan jika saya menyebut "Bone 
Bolango The Real Paradise !". Alasannya?

 

Dari segi sumber daya alam Bone Bolango begitu melimpah. Pemandian Air panas 
Lombongo sebagai ikon Pariwisata Bone Bolango bahkan Gorontalo telah tersohor 
hingga ke luar daerah. Belum Lagi eksotisme pantai Olele yang menggoda minat 
wisatawan. Efek domino dari dua ikon pariwisata ini sebenarnya sudah cukup 
mengangkat pendapatan asli daerah (PAD) jika pemerintah mampu menangani masalah 
pariwisata dengan serius dan terarah. Pembangunan infrastruktur penunjungan 
pariwisata adalah wajib dibangun.. Selain itu program pemberdayaan masyarakat 
pariwisata harus digalakan. Pemberdayaan ini terkait kesadaran akan pelayanan 
barang dan jasa sebagai industri pariwisata. Dengan adanya obyek wisata 
masyarakat mampu diberdayakan baik sebagai penjual sekaligus warga yang ramah 
terhadap wisatawan.. Selebihnya tinggal promosi yang berkesinambungan dari 
pemerintah daerah..

 

Faktanya kini Lombongo telah hancur pasca diporak-porandakan banjir bandang 
pertengahan tahun 2007 lalu. Saat itu dalam sebuah sesi wawancara saya dengan 
Kadis Pariwisata Bone Bolango ,Jamaludin Wartabone, pihaknya telah menyiapkan 
dana 4,5 Milyar rupiah untuk rehabilitasi obyek wisata tersebut. Sayangnya 
hingga kini realisasi pelaksanaan tidak kunjung jelas. Lombongo menyisahkan 
sisa-sisa bangunan utuh ditambah satu kolam raksasa yang masih berfungsi. 
Selamatnya, masih ada juga yang "terpaksa" berkunjung ke Lombongo.

 

Dari segi sumber daya manusia, "surga" Bone Bolango pun tidak perlu diragukan. 
Tiga Sekolah unggulan berbasis IPTEK dan IMTAQ berada di daerah ini. Pondok 
Pesantren Hubulo, Insan Cendekia dan Wira bhakti. Masalahnya kenapa orang luar 
Bone Bolango yang dominan belajar dan mengajar di tiga sekolah ini? Kenapa kita 
justru menjadi tamu di rumah sendiri? Benarkah orang cerdas adalah hak "orang 
jawa" sehingga mereka lebih dominan?

 

Semua pertanyaan di atas akan mentah sendirinya jika pemerintah daerah peduli 
dengan SDM di Bone Bolango. Sejumlah langkah strategis untuk mengupayakan 
pematangan SDM sejak dini mutlak dilakukan. Caranya bisa dengan banyak hal, 
diantaranya melakukan nota kesepahaman dengan tiga sekolah unggulan tersebut. 
Isi nota kesepahaman terkait dengan alokasi pelajar Bone Bolango di sekolah 
unggulan. Jika tidak, silahkan angkat kaki dari Bone Bolango. Sebuah komitmen 
sekaligus ketegasan dari pemerintah daerah. Jika pelajar tidak sanggup untuk 
biaya sekolah? Beri mereka beasiswa bahkan hingga ke perguruan tinggi.. Jika 
ini bisa konsisten dijalankan, saya tidak bisa membayangkan berapa banyak 
"Habibie - habibie" Baru di tahun 2020 nanti.

 

Potensi lain sumber daya manusia di Bone Bolango bisa diukur dari olah raga, 
khususnya sepak bola. Siapa yang tidak mengenal IPPOT Tapa? Di masa keemasnya 
(periode 1990-an) Ikatan Pemuda Pemudi Olah Raga Tapa (IPPOT) begitu tangguh 
bagi lawan-lawannya. Kala itu sepak bola Tapa begitu perkasa sehingga 
melahirkan pesepak bola handal hingga skarang. Nama Abu Bakar Eraku, Rahman 
Bereki hingga Welly Podungge (arsitek Persigo sekarang) merupakan sedikit dari 
sekian banyak pemain yang lahir dari rahim IPPOT Tapa. Faktanya kemudian 
memasuki era 2000-an nafas IPPOT mulai sesak. Regenarasi pemain handal sepak 
bola mandul. Tidaklah mengherankan jika skarang IPPOT Tapa hanya mampu 
menyumbangkan dua pemain di skuad Persigo, itupun pemain cadangan!.. Kondisi 
ini begitu memiriskan hati mengenang perjalan sejarah sepak bola Tapa (Bone 
Bolango) yang begitu tangguh kala itu. Mandulnya regenarasi pemain adalah kunci 
utamanya. Sebuah "PR" yang harus kita pecahkan bersama.

 

Pembenahan olah raga khususnya sepak bola bisa diraih denga dua hal ; 
penyediaan infrastruk olah raga serta yang terpenting lagi adalah pembinaan 
bibit sejak dini. Caranya sederhananya, aktifkan kembali SSB (sekolah sepak 
bola) sebagai "bidan" lahirnya pemain-pemain hebat. SSB tidak perlu dibiayai 
sepenuhnya oleh pemerintah, cukup diberi stimulan selebihnya donasi peserta dan 
masyarakat umum. SSB selanjutnya akan dikelola menjadi sebuah industri sepak 
bola, meski baru dalam skala kecil. Jika ini bisa konsisten dijalankan dengan 
baik, bukan tidak mungkin Bone Bolango menyumbangkan pemain untuk Timnas 
Indonesia di Piala Dunia 2022 nanti!

 

Jika dua potensi utama tadi sudah ada, maka tinggal keseriusan pemerintah yang 
ditunggu. Pembangunan Bone Bolango ada baiknya difokuskan pada program berbasis 
potensi bukan justru program Sapi yang "sapu rata". Bone pesisir memiliki surga 
perikanan, maka program di daerah itu sudah barang tentu yang berpihak pada 
nelayan. Kabila sebagai daerah persawahan, maka wajib program pro petani. 
Suwawa sebagai Ibu Kota Kabupaten, tidak salah dijadikan pusat ekonomi 
pertukaran barang dan jasa. Tapa sebagai gudang Adat, kesenian dan olah raga, 
perlu disedikatan media ekspresi. Selebihnya program pengentasan kemiskinan, 
kesehatan dan pendidikan dari pemerintah pusat tinggal dikolaborasi dengan 
pemerintah daerah.

 

Semua catatan di atas tidak mudah kita jalankan sekaligus bukan tidak mungkin 
kita wujudkan. Terpenting saat ini bagaimana memulainya dari sekarang untuk 
masa yang akan datang. Orang-orang sebelum kita telah menanam dan kita petik 
hari ini, maka menamlah kita sekarang untuk dipetik orang-orang sesudah kita.. 
Bone Bolango kini berusia 6 Tahun, pertanda belum terlambat untuk bangkit. 
Bangkit merawat surga sebelum berubah menjadi neraka. Selamat ulang tahun Bone 
Bolango.

 

 

Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic


Pamer gaya dengan skin baru yang keren.
Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang!

Messages in this topic (5) Reply (via web post) |



      

Kirim email ke