Apa pendapat ibu ttg pernikahan beda Agama ?. tolong sampaikan juga alasan dan referensinya!.
--- Pada Rab, 19/5/10, Yolanda Octavia <yolandaocta...@ymail.com> menulis: Dari: Yolanda Octavia <yolandaocta...@ymail.com> Judul: Bls: [GM2020] Hati-hati dengan provokasi anak buah GusDur - benci ISLAM sukanya Pluralisme (gado gado) Kepada: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Tanggal: Rabu, 19 Mei, 2010, 1:55 PM yaaa....ini memang salah satu program mereka selain mencari mitra di daerah2 untuk bersama2 melakukan advokasi tentang pluralisme.. . GOAL dari program di daerah ini ada;ah bagaimana menjadikan smua kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah harus selalu berorientasi pada gender dan tidak mendiskriminasi kelompok2 tertentu seperti kamu perempuan, masy miskin, masy pendatang atau golongan minoritas lainnya... buku Tafsir Ulang Perkawinan Lintas Agama sdh dari tahun lalu saya punya dan baca, isinya adalah kisah-kisah pasangan yang berbeda agama dan tetap memutuskan menikah dengan masing-masing kondisi yang mereka terima sebagai "ganjaran" dari keputusan mereka sesuai dgn adat yg berlaku di daerahnya.. salam yola Dari: Yayu Arifin <yayujahjaarifin@ yahoo.co. id> Kepada: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Terkirim: Rab, 19 Mei, 2010 14:43:04 Judul: [GM2020] Hati-hati dengan provokasi anak buah GusDur - benci ISLAM sukanya Pluralisme (gado gado) Advokasi Memperjuangkan Kebijakan yang Pro Rakyat dan Perempuan dengan Perspektif Keadilan Gender dan Pluralisme KAPAL Perempuan telah dan sedang mengadvokasi Undang-undang Perkawinan no.1 tahun 1974 yang membakukan peran laki-laki dan perempuan, melarang perkawinan antar agama, dan melegitimasi poligami. Advokasi ini dilakukan dengan membuka kesadaran publik untuk mengkritisi Undang-undang ini melalui peluncuran buku “Tafsir Ulang Perkawinan Lintas Agama: Perspektif Perempuan dan Pluralisme” di berbagai daerah. Undang-undang lain yang dikritisi oleh KAPAL Perempuan adalah Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.20 tahun 2003. Undang-undang ini mempercepat terjadinya privatisasi pendidikan, yang pada gilirannya akan mengurangi akses rakyat miskin mendapatkan pendidikan gratis dan bermutu serta terciptanya masyarakat yang terkotak-kotak. Advokasi dilakukan bersama-sama dengan Education Network for Justice (E-Net for Justice) yang salah satu inisiatornya adalah KAPAL Perempuan. ini buktinya. --- Pada Rab, 19/5/10, Funco Tanipu <funcotanipu@ gmail.com> menulis: Dari: Funco Tanipu <funcotanipu@ gmail.com> Judul: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi Konflik Terbuka Kepada: "Gorontalo Maju" <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com> Tanggal: Rabu, 19 Mei, 2010, 12:06 PM Napa ini torang pe kolega dr Jepang.. Terima Kasih Funco TanipuFrom: didin_z...@yahoo. com Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Wed, 19 May 2010 06:31:59 +0000To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>ReplyTo: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Subject: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi Konflik Terbuka Huahahahahahahhaha. .. Apa yg so ada k funco....? Salam... :) Powered by Telkomsel BlackBerry®From: "Funco Tanipu" <funcotanipu@ gmail.com> Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Wed, 19 May 2010 05:02:37 +0000To: Gorontalo Maju<gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>ReplyTo: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Subject: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi Konflik Terbuka So ada dorang... Terima Kasih Funco TanipuFrom: iqbal makmur <kaizen...@yahoo. com> Sender: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Date: Tue, 18 May 2010 23:24:01 -0700 (PDT)To: <gorontalomaju2020@ yahoogroups. com>ReplyTo: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Subject: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi Konflik Terbuka Postingan dibawah benar2 tidak konstruktif dan terlalu banyak menggunakan kosa kata negatif, memecah belah antara suku asli dan pendatang, menebarkan kebencian dan prasangka buruk pada saudara sendiri. Dengan segala hormat, wacana begini sudah saatnya kita kurangi.. Iqbal Orang Indonesia From: Batara Indra Krisna <bataraindrakrisna@ yahoo.com> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Sent: Wed, May 19, 2010 1:21:00 PM Subject: Re: [GM2020] share advokasi pluralisme : Kota Gorontalo Potensi Konflik Terbuka Masyarakat suku asli gtlo yg miskin menjadi smakin miskin, yg bodoh menjadi smakin bodoh, yg licik menjadi smakin licik, yg gengsian menjadi smakin gengsian, yg menge menjadi smakin menge, yg sok-sokan menjadi semakin sok-sokan, yg kaya menjadi smakin kaya. Akhirnya yg keluar sbagai pemenang perang TUTUHIYA di Gtlo adalah masyarakat pendatang atau suku lain yg menetap di Gtlo karena mereka lebih suka menggunakan budaya TUTUHIYA utk bekerja keras dan menghargai usaha keras mereka utk memperoleh kehidupan yg lebih baik ketimbang terlibat dlm budaya TUTUHIYA karena MOHIHIYA. Harapan saya, agar dilakukan penelitian pengaruh budaya TUTUHIYA terhadap kemajuan positif daerah & masyarakat suku asli Gtlo. Regards BIK > >