Cak Yayang, terima kasih input dan komentarnya. Yang saya maksud "masih kabur" sebenarnya perbandingan dengan negara2 dunia ketiga produsen minyak lainnya, peran yang diberikan pemerintah Indonesia untuk kita berpartisipasi aktif masih setengah hati. Kita bisa lihat negara2 lain seperti Malaysia, Venezuela, Nigeria, Mexico, Iran maupun Saudi.
Pengembalian daerah KPS yang kontraknya sudah mature semacam CPP saja merupakan preseden, prosesnya berkepanjangan dan gontok2an sendiri, dan sempat diperpajang sebelum keputusan akhirnya diambil. Selain CPP, mana lagi yang tidak diperpanjang ?? Apakah tidak mungkin lapangan2 yang sudah berproduksi semacam ini dikelola oleh bangsa sendiri ? Kalau industri migas dianggap high risk, bukankan lapangan2 ini sudah menjadi low risk ? Memang ada beberapa TAC yang diberikan pada para "pemain" nasional, tapi bukankan ini malah high risk, karena dari sisi ke-ekonomian sangat marginal ? malah diperlukan secondary dan tertiary recovery yang high cost, karena lapangan2 tersebut sudah tinggal ampas2 nya saja, ... dan yang manis2 sudah disedot habis,... he he he Dari sisi lain, seberapa besar reinvestasi pendapatan migas kita ? berapa besar alokasi APBN untuk industri migas/Pertamina ? bukankah selama ini hanya jadi sapi perahnya pemerintah/penguasa dan partai politik ? sapinya perlu makan juga khan. Seberapa banyak basin2 yang belum berproduksi tadi punya seismic data ? bukankan basin2 tersebut milik kita cq. Pertamina ? Berapa banyak rekan2 IAGI yang melakukan regional reconnaissance, seismic survey, surface geochemistry, analisa citra Landsat, gravity dll pada basin2 belum berproduksi tersebut demi, untuk, atas nama dan dibiayai oleh pemerintah ? Saya yakin rekan Awang dan rekan2 IAGI lainnya punya konsep2 untuk menjawab tantangan2 masa depan dari basin2 belum berproduksi tersebut, kalau saja peran dan empowerment tersebut diberikan. Cak Noor, aku salut sama Exspan. Data produksi minyak yang saya punya dan ngga upto date, menunjukan mereka diposisi 4 setelah Caltex, Maxus dan TFE. Masih diatas BP, Unocal, Vico maupun Conoco dan Pertamina, padahal ngga punya expat (ini setahu saya, dan kakeknya Aris dan Shinta sudah pindah ke KL). Nah, siapa yang akan nyusul jadi Exspan2 lainnya ? Saya yakin mas Djoko atau Cak Noor sanggup mengelola daerah ex-Vico atau ex-Total umpamanya. Perhitungan ekonomi rekan saya menunjukkan berusaha migas di Indonesia NPV-nya kecil sekali !! Namun bisa jadi sangat menguntungkan karena cost recovery. Ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai NPV ini kecil, namun bisa berbalik sangat besar jika beberapa faktor terpenuhi. Nah kalau sudah begini siapa yang jadi sapi perahnya siapa,... Yang jelas saya dukung himbauan pak Ketum "Sudah saatnya kita jadi majikan. (Paling tidak: bermental majikan)" wass.w.w. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 -----Original Message----- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Thursday, December 26, 2002 7:21 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. Saya terusik oleh statement terakhir mas BPI tentang sumberdaya manusia. Dalam perspektif organisasi (semacam IAGI), saya kurang sependapat kalau status kita yang masih jadi "kuli" setelah 117 tahun industri migas di Indonesia diakibatkan oleh kaburnya VISI dan PERAN yang diinginkan pemerintah dan lemahnya EMPOWERMENT terhadap kita (explorationist) dalam menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan dsbnya. Prinsip egalitarianisme yang disaratkan oleh berbagai ilmu (sains) yang kita pelajari mengajarkan bahwa justru "KITA"lah yang sebenarnya kabur dan bermental kuli. Bukan (hanya) pemerintah. Saran saya buat rekan-rekan yang concern dengan masalah ini, berhentilah jadi kuli. Mari berhenti sebagai kuli yang mengharapkan calon-calon majikan kita datang melahap semua 17 daerah yang kita tawarkan (bukan hanya 2). Mari berhenti jadi kuli yang menawar-nawarkan daerah kita yang masih kaya (66 basins dsb) dan menjajakan kemampuan teknis kita untuk mereka pakai beresiko menyedot kekayaan alam kita. Sudah saatnya (117 tahun, man@!!) kita jadi majikan. (Paling tidak: bermental majikan-lah) adb ----- Original Message ----- From: "Istadi, Bambang P" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Thursday, December 26, 2002 11:31 PM Subject: RE: [iagi-net-l] Indonesia struggling to find new oil. .................................deleted.................................... ........................ ........., Jossy sudah kasih indikasi, human resources, saya yakin rekan2 IAGI banyak yang handal untuk menemukan cadangan2 baru,.. hanya saja visi, peran yang di-inginkan dari oleh pemerintah dan empowerment terhadap kita untuk menjawab tantangan2 masa datang terhadap cadangan ini yang "masih kabur",.. mungkin ini bedanya dengan Malaysia. Makanya kita masih saja jadi "kuli" setelah 117 tahun minyak berada di Indonesia,...Wallahu alam. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. +1-281-293-3763 --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --------------------------------------------------------------------- --------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) ---------------------------------------------------------------------