Ada beberapa item yg dapat kita ambil disini
Selain adanya perbedaan method yang menyangkut kualitas presisi (ketepatan diskripsi/identifikasi), kuantitas akibat perbedaan kerapatan sampling yg ada dalam identifikasi mineralogy. Hal yang penting juga adalah tujuan dari masalah yg dikemukakan mas Teguh.


Dalam hal ini tentunya akan ada pembobotan (weighting) yang berbeda. Tentang pembobotan ini baru saja diuraikan ringkas oleh Sdr Adi di milist sebelah (FOGRI) ttg bagaimana pemberian pembobotan ini secara kualitatip. Pembobotan ini merupakan hal yang sangat penting sehingga penggunaan data ini tidak bias oleh pre-knowledge yg dimiliki oleh masing-2 expert. Kecenderungannya adalah "kepercayaan"terhadap apa yang diketahui sebelumnya. Sehingga diperlukan keterbukaan berpikir untuk menerima metode-metode lain yg mungkin akan lebih akurat dan sesuai dengan tujuan dari penelitian/riset yang dilakukan.

Untuk keperluan reservoir modeling (mis utk membuat earth model) tentunya akan mempunyai pembobotan yg berbeda dengan keperluan drilling (untuk menentukan jenis lumpur yg akan dipakai sehingga tidak merusak formasi). Identifikasi clay ini akan berbeda pula kalau diperlukan untuk study sedimentology. Walopun jelas semuanya tentu akan ada hubungannya.

Hal yang mirip adalah ketika melihat data porositas. Banyak sekali metode untuk mengukur atau menghitung porositas. Nah, mana yang bisa "dipercaya" ? ... apakah pengukuran dengan core lebih dipercaya karena langsung berhubungan dengan batunya, ataukah dengan log, ataukah dengan seismic inversi ... mana yang lebih bisa "dipercaya" ?
<canda on>
ini soal ilmu kok jadi percaya - tidak percaya yak ?
<canda off>


Problem "scaling" dan "weighting" ini akan selalu saja ada dalam semua bidang ....
termasuk social science looh . ... mana yg penting didahulukan, kebutuhan lokal kecamatan, kabupaten, propinsi atau negara ... mana yg didahulukan ... ??


hef e nais whik en
Salam

RDP
"masih mencari analogi lowstand wedge reservoir ... :p"

From: Sanggam Hutabarat <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Thin Section Point Count vs XRD
Date: Thu, 24 Jul 2003 09:53:57 +0700

nimbrung, hari ini baru kembali dari cuti besar, saya tanggapi email mula2 ttg topik dari Mas Teguh yang menarik.....sebagai tambahan bersama apa yg sudah diuraikan Pak Harry Alam dll..

Principally ke dua metoda berbeda jauh dan/sehingga keluarannya (outputnya) juga berbeda. Untuk jumlah secara kwantitatif XRD dapat diandalkan (dalam persen berat); ts, tergantung sampelnya, bila 'clean' mungkin bisa diandalkan (dalam persen volume--juga tergantung berapa banyak counting yang dilakukan/berhubungan dgn statistika error---250 points?, jam terbang di analis dsb).

Untuk orang penilai formasi, thin section salah-satunya berguna untuk menunjukkan keberadaan clay: apakah structural (glauconite?, clay-replaced grains, rip-up/shale clasts), dispersed (grain-coating, pore-filling, pore-bridging dll), laminar (related to bioturbation, burrowing, depositional dll), yang memberi implikasi tertentu kepada formation evaluation. Kecuali kaolinit, dan kadang2 illite atau chlorite, umumnya jenis clay nggak bisa ditentukan via ts (waktu drilling paling banter orang bisa kenali kaolinite itupun jenis yang gede-vermicular misalnya)

My opinion, XRD adalah the best tool so far untuk merecord jenis clay minerals dan jumlahnya (cepat tapi cukup mahal). Tapi bisa menyesatkan juga bila XRD bilang 30weight % illite kita bilang sample itu shaly padahal illite tsb ngumpul sebagai structural clay (~framework grains) jadi perlu ts. Dgn XRD kita juga bisa menentukan keberadaan clay2 yang mixed-layer serta kandungan swelling clays e.g.smektit (ekspandibilitasnya). Orang pencinta XRD bilang XRD never lies..

Jadi ya tergantung kasus formasinya , kadang2 memang dibutuhkan kombinasi sem, xrd dan ts untuk mendapatkan kepercayaan yg lebih tinggi itu Mas Teguh....

Salam
shutabarat
---




At 08:43 AM 7/23/2003 +0800, you wrote:






Teman-teman,

kalau kita punya data thin section point count dan XRD analysis, diantara
dua data itu
yang mana lebih kita percaya utk mengetahui jumlah kandungan "CLAY"-nya ?
Trims sebelumnya atas responsenya.

Salam,
Teguh P.

_________________________________________________________________
The new MSN 8: smart spam protection and 2 months FREE* http://join.msn.com/?page=features/junkmail



--------------------------------------------------------------------- To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------



Kirim email ke